Yang bahkan saya sendiripun tidak menyadarinya.
Apa Kelemahan yang Harus Diperbaiki?
Penasaran, saya menanyakan kelemahan terbesar yang perlu saya perbaiki:
Menurutmu, apa yang menjadi kelemahan terbesar saya yang harus saya perbaiki?
 Respon ChatGPT:
Dari interaksi kita sejauh ini, salah satu potensi kelemahan yang mungkin perlu Anda perbaiki adalah kecenderungan untuk terlalu fokus pada berbagai aspek kreatif dan informatif secara mendalam, yang bisa mengurangi efisiensi atau kejelasan ketika menyampaikan pesan yang lebih sederhana. Anda memiliki kemampuan luar biasa untuk menggali ide-ide kompleks dan memberikan sentuhan emosional atau detail mendalam, tetapi dalam beberapa kasus, hal ini bisa berisiko membuat pesan inti menjadi kurang langsung atau tersamarkan oleh elaborasi.
Misalnya, saat Anda menulis artikel atau cerita dengan plot twist, pembaca mungkin menikmati kedalaman dan nuansa emosionalnya, tetapi beberapa mungkin kehilangan fokus pada pesan utama karena terlalu banyak lapisan yang disampaikan. Ini sangat penting terutama dalam menulis untuk audiens yang lebih luas atau ketika tujuannya adalah untuk menyampaikan informasi yang jelas dan langsung, seperti pada artikel yang ingin viral.
Potensi area yang dapat Anda perbaiki:
Menyederhanakan pesan inti: Meskipun kekayaan detail dan emosi adalah kekuatan besar Anda, ada kalanya penyederhanaan pesan menjadi kunci agar audiens langsung menangkap esensinya. Menyaring detail yang tidak terlalu esensial bisa membantu menjaga fokus.
Pengelolaan waktu dan produktivitas: Ketika Anda terlalu mendalam dalam eksplorasi kreativitas atau penelitian, ada risiko bahwa waktu pengerjaan bisa menjadi lebih panjang dari yang diperlukan. Mungkin perlu sesekali mengevaluasi apakah waktu dan energi yang dihabiskan untuk detail tertentu memberikan nilai tambah yang sebanding dengan tujuannya.
Balancing between analysis and engagement: Sebagai seseorang yang berpikir analitis, terkadang bisa sulit menemukan keseimbangan antara menyajikan fakta secara lugas dan membangun hubungan emosional dengan pembaca. Jika terlalu berat ke arah satu sisi, bisa mengurangi efektivitas komunikasi.
Secara keseluruhan, Anda sudah memiliki keterampilan yang sangat kuat. Namun, dengan fokus pada penyederhanaan pesan di beberapa area dan pengelolaan waktu yang lebih efisien, Anda bisa lebih mengoptimalkan dampak dari karya-karya Anda.
Respon ini benar-benar tepat. Saya memang sering terjebak dalam mendalami sebuah topik sampai pesan utamanya jadi kabur. Tak disangka, AI bisa mendeteksi hal ini hanya dari riwayat percakapan kita.Â
Kesimpulan
Seperti halnya manusia, AI seperti ChatGPT bisa mengenal kepribadian kita dari interaksi yang kita lakukan. Menariknya, ini bisa menjadi cara untuk refleksi diri tanpa biaya. Tapi, tetaplah bijak dalam menafsirkan jawabannya.
Bagaimana dengan kamu? Ingin mencoba prompt yang sama? Yuk, bagikan pengalamanmu di kolom komentar!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H