Mohon tunggu...
Eka D. Nuranggraini
Eka D. Nuranggraini Mohon Tunggu... -

membaca hidup

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Gurat Senja Merah (Bagian 29)

14 April 2016   08:09 Diperbarui: 14 April 2016   08:14 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Khaerani kemudian mengambil kotak kecil berwarna hijau tersebut dan membukanya dengan perlahan. Sebuah lipatan kertas kecil menutupi sebuah benda dibawahnya. Diambilnya lipatan kertas kecil tersebut, seketika hatinya langsung bergetar ketika melihat sebuah cincin emas putih bermata hijau. Kata-kata Bayu kembali terngiang ditelinganya.

 

 “Untuk cincin yang sesungguhnya, cincin pernikahan, aku ingin memberimu sebuah cincin emas putih bermata hijau, sehijau bukit, sawah dan pepohonan desa ini.”

           

“Itu cincin yang dibeli Bayu sebelum kesehatannya menurun. Dia mengatakan kalau ingin melamarmu dengan cincin itu,” kata Ibunya Bayu. Airmata Khaerani kembali mengalir dikedua pipinya. “Bacalah tulisan yang ada dalam lipatan kertas kecil itu.”

Khaerani membuka lipatan kertas kecil yang berada ditangannya, terdapat dua baris tulisan.

cincin ini akan menemukan pemiliknya,      

ketika sang pangeran memakaiannya dijari manis sang putri yang dicintainya

           

Ibunya Bayu mengatakan kalau dia menyimpan cincin tersebut setelah kematian Bayu. Kemudian akhirnya memutuskan untuk memberikannya kepada orang yang benar-benar Bayu ingin orang tersebut memilikinya, yaitu Khaerani.  Tapi ada rasa gengsi masih tersimpan dalam hatinya. Sampai akhirnya mereka bertemu dimakam Bayu. “Maafkan Ibu, Rani. Karena telah menyimpannya terlalu lama. Tapi sekarang ibu sudah lega, karen cincin itu sudah berada ditangan orang yang berhak memilikinya. Kamu, Rani.”

Khaerani yang masih memegang kertas kecil tersebut tidak mengerti dengan apa yang baru saja diucapkan ibunya Bayu. “Saya tidak mengerti dengan ucapan ibu. Cincin ini masih milik Bayu, masih milik keluarga ini, karena Bayu belum memberikannya kepada saya.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun