Mohon tunggu...
M. Eka Djuniar Arifien
M. Eka Djuniar Arifien Mohon Tunggu... -

Guru Matematika di SMA Negeri 1 Majalengka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pertanyaan Efektif dalam Pembelajaran Matematika

2 Desember 2014   04:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:17 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa Pertanyaan Efektif Penting dalam Pembelajaran?

Pembelajaran yang dikelola oleh guru merupakan aktivitas yang memerlukan komunikasi. Komunikasi memerlukan bahasa. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil. Wujud kalimat dapat berupa lisan atau tulisan. Jenis kalimat dapat berupa kalimat berita, kalimat perintah, atau kalimat tanya.

Kita mengenal istilah kalimat efektif. Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional pada buku berjudul Buku Praktis Bahasa Indonesia (2003:91), kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula.Kalimat efektif harus merupakan kalimat baku, teratur, dan tidak mengandung makna ganda. Dalam pemilihan kata, pembentukan kata dan pembentukan kalimat harus cermat sehingga nalar yang terkandung dalam kalimat jelas. Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitukesepadanan struktur, keparalelan bentuk,ketegasanmakna,kehematankata,kecermatanpenalaran,kepaduangagasan,dan kelogisan bahasa.

Sekarang kita sedang membicarakan pertanyaan efektif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pertanyaan adalah sesuatu yang ditanyakan atau permintaan keterangan yang disampaikan dengan kalimat tanya. Apa yang ditanyakan menentukan kata tanya apa yang digunakan. Berikut ini contoh kata tanya dan peruntukkannya.

1.Apa adalah kata tanya untuk menyampaikan nama (jenis, sifat) sesuatu.

Contohnya, “Apa nama garis yang menghubungkan titik A dan G pada kubus ABCD.EFGH?”

2.Siapa adalah kata tanya untuk menanyakan nomina insan atau nama orang?

Contohnya, “Siapa yang mengatakan bahwa untuk x, y, dan z elemen bilangan Real dan n elemen bilangan Asli,berlaku hanya untuk n ≤ 2”

3.Kenapa ataumengapa adalah kata tanya untuk menanyakan sebab atau alasan.

Contohnya, “Mengapa rumus limas memuat faktor sepertiga?”

5.Bagaimana adalah kata tanya untuk menanyakan cara, akibat suatu kejadian, pendapat, atau penilaian atas suatu gagasan.

Contohnya, “Bagaimana cara mencari akar-akar suatu persamaan kuadrat?”

6.Kapan adalah kata tanya untuk menanyakan waktu.

7.Di mana adalah kata tanya untuk menanyakan tempat.

Pertanyaan efektif dalam pembelajaran adalah pertanyaan yang disampaikan dengan kalimat efektif dan bertujuan untuk mengelola pembelajaran dan sejalan dengan tujuan pembelajaran.Pertanyaan efektif paling tidak mempunyai dua peran strategis, pertama untuk mengelola pembelajaran dan kedua memastikan arah pembelajaran menuju tujuan pembelajaran. Memperhatikan hal itu, tentu kita sepakat bahwa pertanyaan efektif penting dalam pembelajaran.

Guru dapat mengajukan pertanyaan di setiap tahapan pembelajaran, baik itu pada kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, maupun penutup. Pertanyaan yang diajukan tentu yang relevan dengan usaha agar proses pembelajaran lancar dan terarah pada pencapaian tujuan pembelajaran.

Menurut Pedoman Mata Pelajaran Matematika SMA (Lampiran Permendikbud RI Nomor 59 Tahun 2014 : 327-329), tujuan pembelajaran matematika adalah agar siswa dapat:

1.Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan menggunakan konsep (menjalankan algoritma atau prosedur) dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan pola sebagai dugaan dalam penyelesaian masalah, dan mampu membuat generalisasi berdasarkan fenomena atau data yang ada.

3. Menggunakan penalaran pada sifat, melakukan manipulasi matematika baik dalam penyederhanaan, maupun menganalisa komponen yang ada dalam pemecahan masalah dalam konteks matematika maupun di luar matematika.

4.Mengkomunikasikan gagasan, penalaran serta mampu menyusun bukti matematika dengan menggunakan kalimat lengkap, simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5.Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

6. Memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dalam matematika dan pembelajarannya, seperti taat azas, konsisten, menjunjung tinggi kesepakatan, toleran, menghargai pendapat orang lain, santun, demokrasi, ulet, tangguh, kreatif, menghargai kesemestaan (konteks, lingkungan), kerjasama, adil, jujur, teliti, cermat, bersikap luwes dan terbuka, memiliki kemauan berbagi rasa dengan orang lain

7. Melakukan kegiatan–kegiatan pengetahuan matematika motorik yang menggunakan pengetahuan matematika

8. Menggunakan alat peraga sederhana maupun hasil teknologi untuk melakukan kegiatan-kegiatan matematika.

Tujuan Guru Bertanya

Guru menyampaikan pertanyaan dalam proses pembelajaran bertujuan untuk membantu guru dalam pengelolaan pembelajaran dan peserta didiknya. Hal itu dilakukan oleh guru di setiap tahapan pembelajaran, yaitu saat kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

Pada kegiatan pendahuluan guru bertanya dengan tujuan:

1. untuk mengecek PR atau tugas,

2. untuk memastikan kesiapan peserta didik,

3. untuk mengingatkan materi pra syarat.

Pada kegiatan inti guru bertanya dengan tujuan:

1. untuk pancingan, agar kegiatan berjalan sesuai rencana,

2. untuk membuat peserta didik fokus,

3. untuk membimbing proses belajar peserta didik,

4. untuk mendorong peserta didik berpikir matematis,

5. untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan inkuiri,

6. untuk mendorong peserta didik mengemukakan pendapat,

7. untuk mengkonfirmasi,

8. untuk menguji kompetensi peserta didik,

Pada penutup guru bertanya dengan tujuanuntuk membuat kesimpulan atau merangkum materi pelajaran.

Karakteristik Pertanyaan Efektif

Guru tidak cukup hanya bertanya. Guru harus bertanya dengan menggunakan pertanyaan yang efektif. Pada modul aktivitas 2.1 tentang Pengenalan Pertanyaan Efektif (2014:14-15), Modul Diklat Online Kerjasama PPPPTK Matematika dan The World Bank, beberapa karakteristik pertanyaan efektif adalah yang memenuhi perihal berikut.

1. Menuntut peserta didik berpikir tidak hanya mengingat dan menyebutkan. Pertanyaan menghendaki peserta didik berpikir seperti menganalisis, menilai, menyimpulkan, membandingkan, mengeneralisasi, membuat hubungan, menerapkan, dan menjelaskan.

2. Bersifat atau mengarah pada pertanyaan yang open-ended.

3.Memungkinkan jawaban yang beragam atau jawaban yang benar lebih dari satu.

4. Memungkinkan peserta didik memaknai matematika dari proses menjawab pertanyaan tersebut. Pertanyaan memberi ruang adanya proses dalam menjawab, seperti memahami, memilih data, memilih strategi, menghitung, membuat narasi dan argumentasi, review dan refleksi.

5. Memungkinkan guru menilai secara holistik kemampuan matematika peserta didik. Pertanyaan memungkinkan dapat untuk menilai kemampuan komunikasi, pemecahan masalah, afektif-matematis seperti terampil, tekun, teliti, dan kreatif

Pantangan dan Anjuran dalam Bertanya

Pada modul aktivitas 2.1 tentang Pengenalan Pertanyaan Efektif (2014:15-16), terdapat hal-hal yang perlu dihindari ketika mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran dan terdapat hal-hal yang harus dianjurkankan. Berikut ini pantangan dalam bertanya.

1.Menggunakan pertanyaan tertutup, misalnya yang cukup dengan jawaban ya/tidak atau mengisi titik-titik.

2. Menggunakan pertanyaan yang memandu peserta didik pada jawaban atau memberi petunjuk pada jawaban. Peserta didik perlu belajar dan berpikir di dalam matematika, tidak harus selalu dibimbing. Peserta didik perlu memiliki kepercayaan diri dan guru memberinya kesempatan dan motivasi.

3. Menggunakan pertanyaan yang terpusat kepada guru. Arahkan peserta didik menyampaikan jawabannya untuk didengar teman-temannya.

4.Memberi label mudah, sedang, sulit pada pertanyaan yang diajukan. Biarkan peserta didik mengerahkan perhatian yang maksimal untuk menjawab pertanyaan.

5.Menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan. Upayakan peserta didik yang menjawabnya walaupun pada akhirnya dengan sedikit bantuan guru.

6.Memberi judgment salah pada jawaban peserta didik, ganti dengan sebutan belum tepat, sehingga mendorong peserta didik untuk berpikir ulang dan berusaha menjawab pertanyaan sambil berpikir mengapa jawaban sebelumnya belum tepat.

Berikut ini yang dianjurkan dalam bertanya.

1. Memberi kesempatan yang cukup pada peserta didik untuk menjawab. Sadari bahwa guru sendiri membutuhkan waktu untuk menjawab soal.

2. Tunjukkan perhatian dan keseriusan pada apa atau cara berpikir peserta didik.

3.Memberikan apresiasi pada usaha peserta didik dalam berpikir, apapun jawabannya.

4.Mengupayakan peserta didik berpikir secara mandiri, tidak membeo jawaban temannya.

5.Mengupayakan peserta didik tidak menjawab serentak. Beri kesempatan kepada mereka yang acung tangan untuk menjawab terlebih dahulu.

6.Selalu meminta peserta didik untuk mengemukakan alasan di balik jawabnnya.

Contoh Pertanyaan dalam Pembelajaran di Kelas

Pertanyaan yang efektif dapat dibuat dengan teknik bekerja mundur atau mengadaptasi pertanyaan standar. Langkah-langkah dari teknik bekerja mundur adalah sebagai berikut:

1.Buat sebuah pertanyaan

Berapakah panjang diagonal ruang pada kubus yang mempunyai ukuran panjang rusuk 2√3 cm?

2.Temukan jawabannya

Panjang diagonal ruang pada kubus itu

= 2√3 √3 cm = 6 cm

3.Susun pertanyaan yang memuat jawaban tadi sebagai data.

Jika sebuah kubus memiliki panjang diagonal ruang 6 cm, berapakah panjang rusuknya?

Jika sebuah kubus memiliki panjang diagonal ruang 6 cm, berapakah panjang diagonal sisinya?

Adapun langkah-langkah dari teknik mengadaptasi pertanyaan standar adalah sebagai berikut.

1.Temukan soal atau pertanyaan standar.

Berapakah panjang diagonal ruang pada kubus yang mempunyai ukuran panjang rusuk 2√3 cm?

2.Modifikasi pertanyaan standar tersebut hingga bersifat open-ended atau memiliki cara dan jawaban beragam.

Sebuah kubus memiliki rusuk di antara 1 cm dan 4 cm. Berapa panjang diagonal ruang kubus itu yang mungkin?

Berikut contoh pertanyaan biasa (a) dan pertanyaan efektif (b).

1.(a)Anak-anak, bagaimana sudah faham mengalikan dua matriks?

Jawaban dari pertanyaan ini kemungkinan dijawab oleh anak secara serentak "sudah" atau "belum" dan substansi faham tidak terungkap. Untuk keperluan pembelajaran yang berkelanjutan, bila pertanyaan (a) sudah terlanjur disampaikan, agar disambung dengan meminta peserta didik menjelaskan jawaban.

(b)Pulan, silahkan sampaikan kepada teman-temanmu, bagaimana prosedur perkalian dua matriks yang kita pelajari hari ini?

Pertanyaan ini dinilai efektif, karena dapat mengkonfirmasi pengetahuan prosedur peserta didik. Setelah jawaban diperoleh guru, guru dapat memutuskan apakah ada yang harus diulang atau memberi penguatan, kemudianmenlanjutkan kegiatan pembelajaran berikutnya.

2)(a)Jika ada kawat sepanjang 96 cm, dan akan dibuat bangun persegi panjang, berapakah ukuran persegi panjang yang harus dibuat agar luasnya maksimum?

Jawaban soal ini mudah ditebak, yaitu bentuk persegi panjangnya akan berupa persegi sehingga panjang dan lebarnya sama, yaitu panjang kawat dibagi 4 dan luasnya 576cm2.

(b)Dari sebuah kawat sepanjang 96 cm akan dibuat kerangka seperti pada gambar.

Persegi panjang ABGH, BCFG, dan CDEF kongruen.Bagaimanakah ukuran kerangka agar luas di dalam kerangka itu maksimum?

Keterampilan Menjawab dan Bertanya

Bagi seorang guru, penting mempunyai keterampilan menjawab pertanyaan demikian juga keterampilan mengajukan pertanyaan. Keterampilan mengajukan pertanyaan mempunyai nilai penting yang lebih dari keterampilan menjawab. Pertanyaan yang tepat dan terukur dapat mengarahkan aktivitas belajar peserta didik menuju pencapaian tujuan pembelajaran.

Pada saat guru menjawab pertanyaan, maka aktivitas belajar peserta didik tidak menonjol, guru dominan. Kecuali bila dalam menjawab pertanyaan, guru tidak memberikan isi jawabanpertanyaan, melainkan mengemasnya menjadi pertanyaan yang memancing peserta didik untuk berpikir menemukan jawabannya sendiri.

Ketertarikan dan Rasa Ingin Terpuaskan dengan Bertanya

"Hal terpenting adalah jangan berhenti bertanya. Ketertarikan atau rasa ingin tahu memiliki alasannya sendiri untuk hadir,” pepatah Einstein

Bertanya menjadi sarana untuk memenuhi ketertarikan dan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu seseorang itu mungkin kodrati. Kita dapat saksikan bagaimana perilaku bayi yg baru menerima mainan baru. Ia menggunakan mulutnya untuk mengetahui mainan itu. Ia menggungcangkannya, mengangkatnya, dan perlahan-lahan memutarnya. Ia menjatuhkannya dan memungutnya lagi. Demikian cara bayi mencoba memenuhi rasa ingin tahu tentang mainannya. Bukankah kita juga pernah menyaksikan, bagaiman anak kecil yang ingin mengetahui tentangapa saja yang dia lihat. Dia bertanya. Kadang pertanyaannya diulang. Bayi yang mencoba mencari jawab rasa ingin tahunya dan anak kecil yang terus-menerus bertanya adalah pelajar tulen.

Orang dewasa ada yang tidak tahu di tahunya, tidak tahu di tidak tahunya, tahu di tahunya, dan tahu di tidak tahunya. Kita merasakan bahwa semakin banyak pengetahuan yang dapat kita dipelajari, semakin tahu bahwa banyak hal yang belum/tidak kita ketahui. Kiranya, manusia pembelajar adalah orang yang tahu di tidak tahunya. Dan untuk memuaskan (memenuhi tuntutan dari) ketidaktahuan/rasa ingin tahu, kita melakukannya dengan bertanya.

(Artikel ini adalah bagian dari tugas Diklat Online P4TK Matematika.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun