4. Janji akan menjual saham Bir yang dimiliki DKI
Cuap2 Anies yang akan jual saham bir, memang sukses mendapatkan mayoritas suara muslim DKI. Namun faktanya, saham bir itu masih belum terjual sampai saat ini, saat Anies mulai mencapres.
Artinya, janji menjual saham bir itu omong kosong. Anies kembali beralasan konyol, bahwa penjualan itu gak mendapatkan persetujuan DPRD DKI. Udah gitu doang alasannya dan selesai?
Enak banget kan jadi Anies, koar2 janji saat kampanye, lalu ketika gagal langsung cari kambing hitam. Saat kampanye eman dia gak tau, kalau penjualan aset harus melalui persetujuan DPRD? sebagai gubernur, ia harusnya punya hubungan yang baik dan bisa memanfaatkan pengaruh partai pendukung dalam menunaikan janjinya pada masyarakat. Namun yang dilakukan Anies gak beda jauh sama ahok, one man show. Ketika gagal, lalu melempar bola panas ke DPRD dan mengajak masyarakat membully DPRD yang menolak penjualan saham bir. Dan dia melenggang aduhai dengan gemulai.
Saya menyebutnya si licik nan picik.
Lalu esok jika ia terpilih jadi presiden dan akan  hentikan IKN, bukankah harus lewati persetujuan DPR juga? Apakah Anies akan ngeles lagi bahwa DPR menolak penghentian pembangunan IKN? Udah ketebak jalan pikiran Anies dengan segala 'ngelesnya'.
Saya udah mengaku jujur, bahwa saya pernah terlena oleh kata-kata Anies dan mendukungnya dengan gagah berani. Namun pada akhirnya saya malu, karena orang yang saya dukung ternyata pandai bermain kata untuk menipu pemilihnya.
Saya punya moral dan rasa tanggung jawab. Ketika saya dibodohi anies dengan kata2 manisnya, rasa tanggung jawab moral itulah yang membuat saya tidak mau menjadi keledai yang jatuh ditempat yang sama.
Dengan tidak memilih Anies adalah cara saya untuk tidak jadi keledai kedua kalinya. Saya tuliskan pemikiran itu disini, sekedar bahan perenungan buat yang lainnya.
Apakah mau jadi keledai, jatuh di lubang yang sama untuk kedua kalinya? Ratusan janji Anies udah tersebarkan bersama kata2 manisnya dalam pencolanannya sebagai capres. Dan saya sudah hapal dengan cara main Anies, maka itu saya memutuskan tidak akan memilih Anies karena saya manusia, bukan keledai.
Sekian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H