Mohon tunggu...
Eka Diarta
Eka Diarta Mohon Tunggu... Penulis -

Kenali aku dulu baru kamu tahu siapa aku.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Catatan dari Seorang Bayi, Hak Hidup

16 September 2015   18:23 Diperbarui: 16 September 2015   18:30 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DEAR
Tujuan Hidup

Hidup dan adalah hal yang terjadi di dunia ini. Sebelum nyawa itu datang bak serta merta keajaiban Tuhan terjadi. Seorang wanita begitu bahagia, namun tidak untuk sebagian wanita lain.

Rasulullah memuliakan seorang wanita lebih dari yang lain, bahkan mengibaratkannya ibu tiga tingkat daripada seorang ayah. Apakah seorang wanita akan menjadi ibu setelah melahirkan? Atau, apakah seorang wanita tidak bisa menyandang status ibu tanpa dia sanggup melahirkan dan seorang laki-laki yang tidak bisa melakukannya (sebuah penyakit kelaianan = mandul).

Seorang anak tidak akan ada tanpa di lahirkan, dan tidak terjadi tanpa seorang ayah. Anak adalah anugerah Tuhan, tapi apa jadinya jika kekuatan Tuhan di nodai hanya karena seorang anak itu tidak di inginkan keberadaannya tidak lain adalah oleh orang tua nya sendiri. Dalam hal ini bisa kita sebut, aborsi. Lantas apa sebenarnya tujuan seorang bayi itu hidup di dunia, apa untuk di tiadakan. Bukankah Tuhan merencanakan takdir namun kita malah merusaknya atau, apakah ini juga adalah takdir Tuhan.

Di Indonesia mengenal sebuah kehinaan yang dinamakan ‘Anak Haram’ yang sebenarnya pada islam adalah tidaklah ada yang disebut anak haram, karena seorang anak tidak lahir kedunia tanpa melalui proses yang di sebut bayi. Dalam islam bukankah seorang bayi adalah suci yang bahkan ia adalah manusia yang tidak memiliki segala dosa dan segala keburukan.

Entah apa yang di sebut anak haram atau apalah, itu bagai menodai sekuntum mawar dan menyisihkannya hanya karena duri mereka melukai seseorang. Bukankah mawar memang memiliki duri untuk melindungi bunganya, lalu ini salah manusia yang tidak berhati-hati atau manusia yang menyalahkan siapa.

Catatan dari seorang bayi, aku hidup di dunia karena rasa sayang atau kesalahan.

(C) 2015 eka diarta. rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun