AS Roma mengawali musim 2023-2024 dengan tertatih-tatih. Hanya meraih 1 poin dari dua laga awal menunjukkan Roma harus segera berbenah agar bisa segera meraih kemenangan. Namun, jalan Roma tak mudah. Pekan ke-3 Serie A, Roma akan menghadapi AC Milan yang performanya sedang bagus dengan meraih dua kemenangan beruntun di dua laga pembuka Serie A musim ini. Beberapa hal yang menjadi catatan bagi skuad serigala ibu kota ialah sebagai berikut:
- Belum padunya pemain baru dan pemain lama
Roma mendatangkan wajah-wajah baru untuk memperkuat tim di musim ini. Houssem Aouar, Ndicka, Kristensen, Renato Sanchez, hingga Paredes, didatangkan oleh Roma guna menambah kedalaman skuad. Terakhir, Roma berhasil mendatangkan Romelo Lukaku dengan status pinjaman dari Chelsea. Meski banyak mendatangkan pemain-pemain baru, namun performa mereka belum bisa memberikan dampak signifikan bagi tim. Adaptasi pada taktik Mourinho terlihat masih perlu waktu bagi para pemain baru untuk bisa memberikan kontribusi yang maksimal.
- Masalah di lini belakang
Permasalahan yang masih menghantui skuad AS Roma dari tahun ke tahun ialah persoalan lini belakang. Mou menggunakan skema 3 bek sebagai bagian dari upaya Mou untuk memberikan keseimbangan bagi tim. Namun, rencana Mou belum berhasil.Â
Di dua laga terakhir, Roma sudah kebobolan 4 gol. Skema pertahanan yang diinginkan masih meninggalkan celah terutama saat menghadapi tim yang bermain dengan tempo yang cepat.Â
Terlihat saat laga melawan Hellas Verona, Roma kebobolan melalui serangan cepat. Sementara saat melawan Salernitana, Roma dibobol melalui sebuah skema serangan sederhana yang menunjukkan bahwa ada bentuk pertahanan yang tidak sempurna di lini belakang Roma. Isu yang beredar, Roma berusaha mendatangkan satu lagi pemain belakang, ialah Sergio Ramos.Â
Roma jelas membutuhkan sosok seperti Sergio Ramos yang mampu mengorganisir pertahanan dan memimpin pertahanan Roma. Sosok seperti Marcos Llorente ataupun Mancini adalah dua pemain yang masih berkembang, sehingga jelas membutuhkan pemain senior yang mampu memberikan kenyamanan bagi lini pertahanan Roma. Selain pemain belakang, Performa Rui Patricio di bawah mistar juga sedang menurun. Kebobolan empat gol dalam dua laga jelas bukan catatan baik bagi seorang kiper. Beberapa kesalahan sempat dilakukan oleh Rui Patricio dan apabila tidak menemukan performa terbaiknya, bukan tidak mungkin, penjaga gawang akan menjadi titik lemah Roma dimusim ini.
- Variasi serangan dan kemampuan mencetak gol
Dalam dua laga terakhir, Roma nampak masih mengandalkan sisi sayap sebagai andalan dalam menyerang. Namun permasalahannya ialah ketika sisi sayap tidak mampu menembus pertahanan lawan, Roma terlihat kesulitan untuk membongkar pertahanan lawan. Sisi sayap kiri adalah andalan serangan Roma. Pemain lincah seperti Nicola Zalewski, dan Spinazzola, belum mampu memberikan kontribusi yang maksimal terhadap serangan Roma. Masalah pada sayap kanan masih menghantui Roma musim ini. Hadirnya Kristensen di sayap kanan Roma nyatanya belum mampu memberikan warna baru bagi permainan Roma. Di lini serang, Roma masih belum menemukan sosok kreatif seperti Dybala yang pergerakannya mampu memberikan ancaman di pertahanan lawan. Pemain seperti Pellegrini yang mengandalkan kemampuan umpan serta Aouar yang cerdik dalam menempatkan diri, nyatanya belum mampu untuk mendukung pergerakan ciamik dari Dybala. Persoalan lainnya datang dari lini tengah. Ketidakmampuan Roma untuk mengontrol lini tengah jelas membuat penyerang-penyerang Roma harus turun jauh menjemput bola atau mengandalkan umpan-umpan lambung terobosan dari pemain belakang yang peluang untuk diantisipasinya cukup tinggi. Christante terlihat masih kesulitan berperan sebagai gelandang jangkar Roma yang mampu mengalirkan bola dari lini belakang ke depan. Paredes masih sedikit lebih baik. Pada laga melawan Hellas Verona, Paredes mampu berperan aktif melakukan distribusi bola dan menjaga lini tengah Roma dan juga menciptakan peluang. Namun keterbatasan opsi serangan, mematikan pilihan Paredes dalam memberikan umpan ke lini depan.
Meski formasi 3-5-2 terlihat belum mampu memberikan keseimbangan pada permainan tim, Mourinho tak punya banyak pilihan. Tidak adanya pemain bertipe penyerang sayap selain El Shaarawy, jelas memaksa Mourinho untuk tetap mengandalkan formasi 3-5-2. Beberapa hal yang harus diubah ialah;
Trio Mancini, Smalling, dan Llorente belum mampu menjaga pertahanan Roma dari kebobolan. Opsi lain yang bisa dicoba oleh Mou ialah dengan memainkan pemain baru mereka Ndicka. Selain itu, opsi lainnya ialah dengan mendorong mundur Christante untuk menjadi bek tengah. Christante beberapa kali diposisikan sebagai pemain belakang dan mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Dengan adanya Christante, Roma punya opsi lebih banyak untuk memulai serangan, terlebih Mancini juga juga cukup aktif dalam membantu serangan ataupun memberikan umpan kunci ke lini serang Roma.
Pada komposisi gelandang tengah, Roma bisa memainkan Paredes dan Pellegrini secara bersamaan. Pemain seperti Paredes dan Pellegrini akan lebih efektif bila dimainkan secara bersamaan karena keduanya mampu memberikan dukungan satu dengan lainnya dan mendorong bola dengan cepat mengalir ke depan seperti yang diinginkan oleh Mourinho. Satu gelandang lainnya ialah Aouar. Aouar memiliki kemampuan untuk menampatkan diri dengan baik. Kemampuan ini akan memberikan opsi serangan yang lebih banyak bagi Roma. Pellegrini punya kemampuan menggiring bola yang baik harus mampu memanfaatkan kemampuan Aouar untuk membuka ruang bagi penyerang Roma mencetak gol.
Di sisi sayap, Kristensen terlihat lebih kuat dalam bertahan daripada menyerang. Ini tentu membatasi opsi serangan Roma karena Roma tidak menggunakan penyerang sayap dalam formasinya. Apabila ingin mengejar keseimbangan tim, Roma bisa tetap memainkan Kristensen di sayap kanan. Milan punya pemain bagus di sisi kirinya, sehingga Mou harus mampu mengantisipasi serangan Milan dari sisi kiri ini. Namun apabila hendak mengejar daya gedor tim, Mou punya opsi untuk menggeser Zalewski ke kanan dan memainkan Spinazzola di kiri. Eksploitasi Zalewski akan menjadi kunci bagi serangan Roma. Pemain yang memiliki kecepatan dan kemampuan menggiring bola yang baik ini bisa menjadi kunci serangan Roma apabila serangan secara langsung dari tengah tak berjalan dengan baik. Hal lainnya yang bisa dimanfaatkan dari dua sayap Roma ialah umpan-umpan ke kotak penalti. Di dua laga terakhir, belum ada umpan-umpan ke kotak penalti dari sayap Roma yang mampu membahayakan pertahanan lawan. Ini berarti permasalahannya ada dua, yaitu pada kemampuan mengumpan dan posisi pemain lainnya di kotak penalti untuk memanfaatkan umpan dari sayap.
Untuk penyerang tengah, kedatangan Lukaku bisa menambah kekuatan. Lukaku memiliki kekuatan menguasai bola yang baik, serta naluri gol yang tinggi. Ini akan memberikan Roma pilihan yang banyak dalam melayani Lukaku. Dengan kemampuan menahan bola yang baik, Pellegrini, Paredes, dan Aouar akan memiliki kesempatan yang besar untuk melakukan pergerakan menusuk ke pertahanan Milan atau melakukan tendangan dari luar kotak penalti. Jika dalam keadaan buntu, Belotti dan Lukaku dapat dimainkan bersama untuk memberikan banyak pilihan bagi skema serangan Roma. Terlebih Belotti sedang dalam performa baik di dua laga terakhir, namun sayangnya ini belum didukung oleh lini tengah yang baik.
Melihat dari dua laga terakhir AC Milan, Roma harus mampu menguasai lini tengah dan menyerang dengan aliran bola yang cepat ke lini depan. Roma harus menguasai dan mengatur tempo permainan agar Milan tak memiliki banyak kesempatan untuk melakukan serangan berbahaya ke pertahanan Roma. Selain itu, transisi negatif Roma harus diperbaiki mengingat Milan memiliki kemampuan serangan balik yang efektif. Salah satu gol Hellas Verona ke gawang Roma terjadi melalui serangan balik. Ini harus menjadi perhatian khusus bagi Roma agar terhindar dari kebobolan melalui serangan balik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H