Setelah hal-hal diawal tadi telah dilakukan, dan teman-teman telah menemukan pondasi yang tepat bagi puisi teman-teman, langkah selanjutnya adalah menulis puisi yang sesungguhnya.
- Gunakan majas
Majas memang sudah menjadi pengetahuan umum dalam keseharian kita. Dalam berpuisi, penggunaan majas menjadi sangat penting untuk membuat puisi kita menjadi lebih enak untuk dibaca. Saya merekomendasikan tiga majas utama yang biasanya sering sekali menjadi perangkat dalam berpuisi, yaitu majas personifikasi, simile, dan metafora. Contoh majas personifikasi adalah ketika angin malam berbisik di telingamu pelan. Contoh daripada simile adalah engkau bersinar bagai bintang yang sedang meredup. Terakhir contoh dari metafora adalah kau berlilitan sutra senja di depanku. Masih banyak contoh-contoh lainnya bila teman-teman membaca karya-karya milik pujangga terkenal. Majas-majas ini sangat krusial perannya dalam membawa pembaca menikmati setiap puisi yang teman-teman tuliskan.
- Citrakan tulisan dengan pasti
Tujuannya sederhana, yaitu menghidupkan puisimu. Hindari penggambaran suasana yang abstrak seperti aku sangat kelelahan. Daripada menggunakan kalimat itu, teman-teman bisa menuliskan kakiku enggan membawaku melangkah jauh. Diantara kedua kalimat itu, kira-kira mana yang bisa membaca pembaca tenggelam dalam puisi teman-teman? Itulah pentingnya pencitraan suasana yang konkret, yang pasti.
- Hindari dan batasi penggunaan kalimat yang familiar
Penggunaan kalimat familiar cenderung membuat tulisan menjadi loyo dan tidak menarik. Orang suka dikejutkan dengan kalimat-kalimat yang berbeda walau memiliki makna yang sama dengan kalimat lainnya yang sudah familiar. Contoh, ia tidak tahu lagi harus pergi kemana lagi, bisa diganti dengan kalimat lainnya seperti berjalan ia menuju seluruh penjuru mata angin dan tak menemukan apapun.Â
Itu tadi beberapa tips dari saya mengenai langkah-langkah untuk menulis puisi. Sekarang saya akan mencoba menjawab beberapa pertanyaan yang telah masuk melalui fitur ask me a question di Instagram. Total sebenarnya ada 12 pertanyaan yang masuk, namun saya rangkum menjadi 3 karena semuanya memiliki makna yang sama.
- Cara membuat puisi untuk merayu
Pertanyaan ini jadi pertanyaan yang paling banyak masuk ke saya. Saya juga kurang paham kenapa pertanyaan ini banyak sekali ditanyakan, mungkin kondisi social distancing ini menyebabkan banyak perasaan yang tertahan. Mungkin saja.
Seperti yang saya katakan di awal tulisan ini, bahwa puisi itu seperti kopi yang sama-sama menguraikan rasa. Artinya, puisi bisa dipakai dalam keadaan apapun. Kehilangan, romansa, apapun itu. Lalu bagaimana cara membuat puisi untuk merayu? Â Perbedaan paling mendasar pada setiap puisi adalah rasa yang diberikan pada puisi tersebut. Itu sebabnya berpuisi harus dengan rasa.Â
Selanjutnya adalah penggunaan kalimat. Disini dibutuhkan penelusuran mengenai objek rayuan dalam puisi tersebut. Misalnya kesukaan, hobi, lagu kesukaan, warna, kegiatan sehari-hari, maupun cara dia tertidur. Ini penting agar bisa menjadi referensi dalam puisi teman-teman.Â
Contoh, ada seseorang yang suka lagu-lagu jazz bisa ditulis dalam puisi teman-teman bersama dengan nada-nada lagu, engkau melambangkan pemberontakkan, hidup dalam jiwa untuk membawa tenang. Ya penulis menganggap jazz sebagai aliran musik pemberontakkan. Itu contohnya. Jadi puisinya harus hidup dengan keadaan yang hidup bersama si objeknya tersebut. Selanjutnya gunakan langkah-langkah yang telah diberitahu diatas untuk menuliskan puisinya.
- Cara menemukan inspirasi dalam berpuisi
Ini mungkin sederhana namun sangat sulit dilakukan. Terkadang ide menulis puisi itu bisa muncul secara tiba-tiba, tapi kadang-kadang harus melalui penelitian. Bagi saya, ide atau inspirasi dalam berpuisi itu selalu datang dari keadaan-keadaan di sekitar saya. Hampir 80% dari puisi saya semuanya datang dari keadaan di luar saya, missal politik, sosial masyarakat, hingga cerita cinta teman-teman tongkrongan.Â
Itu sebabnya jika kalian sedang main, nongkrong, atau jalan-jalan ke suatu tempat, coba alihkan sejenak pandangan kalian dari telepon pintar kalian dan perhatikanlah hal-hal di sekitar. Misalnya saja di area merokok bandara. Perhatikan kelakuan para penumpang pesawat lainnya. Dari sana saja teman-teman bisa mendapatkan ide menulis puisi. Jadi intinya adalah kepekaan terhadap situasi sekitar.