Mohon tunggu...
eka broery
eka broery Mohon Tunggu... -

terima kasih

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sedikit Ceritaku untuk DUL

10 September 2013   19:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:05 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita kali ini cukup mengagetkan publik. Anak 13 tahun membawa mobil sport, dengan kecepatan tinggi, hingga menabrak pembatas jalan dan menghantam beberapa mobil. hasil yang di dapat 6 tewas, 9 luka-luka. dan penabraknya adalah Abdul Qadir Jaelani alias dul, anak artis ternama Ahmad Dhani.

luar biasa.. kok anak seumuran itu bisa bebas membawa mobil sport? ada running text di televisi yang membuat saya senyum-senyum sendiri sehingga saya mau membuat tulisan ini..


  • abdul qadir jaelni mencuri kunci mobil tanpa sepengetahuan Ahmad Dhani
  • Ahmad Dhani sama sekali tidak mengetahui kalau dul yang membawa mobil Al


hehehehe..

oke kita tinggalkan mereka.

saya sendiri pernah mengalami seperti dul, dulu ketika orang tua saya sedang tertidur, saya langsung mengambil kunci motor, cuzz... langsung keluar rumah tanpa sepengetahuan orang tua saya.

ya waktu itu saya berpikir, kenapa saya tidak di belikan motor, biar saya bebas kemana-mana, bisa ngumpul bareng teman-teman yang punya motor. yah namanya juga masih anak-anak, saya tidak mau tau efeknya apa ke saya, yang penting pergi kemana-mana ga ketinggalan jaman atawa pake sepeda... hahahahha

seorang teman saya berbagi cerita ke saya, dulu ada temannya juga sama seperti saya, ngambil kunci motor diam-diam, terus pergi entah kemana, setelah di cari-cari orang tuanya, akhirnya dapat kabar kalau anaknya tertabrak, hingga lupa ingatan beberapa hari.

hufffttt.. jelas saya tidak mau kejadian seperti itu. dari cerita teman saya itu, dapat membukakan mata dan pikiran saya, untuk memiliki motor di waktu yang pas. artinya ada izin dari orang tua, punya SIM, dan belajar motor sampai benar-benar mahir.

setelah 2 tahun lepas masa SMA, akhirnya saya di belikan motor dengan syarat :


  • harus pakai Helm
  • motor tidak boleh di bongkar-bongkar apalagi sampai bentuk motor di rubah
  • tidak boleh di pakai kebut-kebutan


tadinya sih saya kepengen langgar syarat-syarat itu, tapi apa daya kata-kata terakhir yang di keluarkan orang tua saya, membuat saya harus mematuhinya "apabila semua syara-syaratnya dilanggar, motor akan dijual, dan wajib pakai sepeda".. hahahaaa balik lagi tuh kata-kata sepeda..

setelah di pikir-pikir, apa salahnya saya ikuti syarat-syarat dari orang tua saya. toh itu untuk kebaikan kita sendiri. dan sampai 5 tahun berikutnya, motor saya terawat dan masih bagus. sebagai bentuk rasa terima kasih karena motor telah di jaga dengan baik, orang tua saya menggantinya dengan motor yang lebih baru..

harapan saya dul dan anak-anak lainnya bisa seperti saya. memang sih untuk menerima perintah dari orang tua, terkadang berat untuk di jalani. tapi kalau sudah kejadian seperti dul, menyesal selalu datang belakangan.. (telat sih ngundangnya)

wassalam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun