Mohon tunggu...
Eka Avrilliany Wibowo
Eka Avrilliany Wibowo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa Pendidikan Masyarakat, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Ilmu Pedagogi di Indonesia

29 November 2022   13:40 Diperbarui: 29 November 2022   13:40 979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seseorang dapat menggambarkan pendidikan sebagai bidang yang cukup luas. Jangkauannya dapat mencakup semua aspek pengalaman manusia serta konsep pendidikan. Bahkan orang tua yang melakukan pendidikan di rumah sebagai guru pasti pernah mendengar tentang nilai pendidikan dan mengalaminya saat masih kecil. 

Namun tidak semua orang benar-benar memahami nilai pendidikan, dan tidak semua orang memiliki kesempatan untuk mengejar pendidikannya semaksimal mungkin. 

Oleh karena itu, mempelajari pedagogi diperlukan untuk memahami pendidikan. Pedagogi adalah ilmu yang berkaitan dengan pendidikan, lebih tepatnya pendidikan anak. Pedagogi sangat penting bagi guru, karena pengajar tidak hanya mengajar, tetapi juga menjadi orang tua, perantara atau pemberi informasi di sekolah. 

Namun di sisi lain, guru pun memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tugas membentuk kepribadian siswanya secara utuh. Untuk menghadapi persoalan-persoalan yang akan datang di hadapannya, guru juga harus membantu siswanya menumbuhkan pola pikir dan kemampuan yang diperlukan.
 
Ilmu pedagogi untuk mendidik dan membimbing anak, atau dapat disebut seni dan ilmu melatih pembelajar agar nanti dapat melaksanakan tanggung jawab sehari-hari secara mandiri, dikenal dengan istilah pedagogi. Jika tujuan pembelajaran tercapai, pembelajaran dianggap relevan dan berkontribusi pada pengajaran dan pembelajaran yang efektif. 

Perlu diingat bahwa pedagogi memiliki satu tujuan, yaitu untuk memanusiakan seseorang dan mendewasakan seseorang menuju kepuasannya, untuk menghasilkan hasil yang bermanfaat yang diinginkan (Padila dan Lestarin Kurniash, 2017, hlm. 15). untuk terus menjalani kehidupan di masa depan dan membawa kegembiraan ke dalam kehidupan orang lain.
 
Untuk dapat mengajar siswa, seorang pelatih harus memiliki kompetensi pedagogik. Dimungkinkan untuk mendefinisikan kompetensi pedagogik sebagai ide dan strategi yang digunakan profesor untuk mengajar murid mereka. 

Di sisi lain, pedagogi adalah istilah yang lebih komprehensif yang menggambarkan bakat atau kemampuan seorang guru untuk merencanakan dan membimbing pembelajaran. Selain itu, dosen harus mampu memfasilitasi interaksi belajar mengajar di kelas.
Guru harus membimbing siswa yang lebih muda dan membantu yang lebih tua mengembangkan keterampilan pemecahan masalah untuk masa depan.
Mengembangkan anak-anak yang belum dewasa menjadi orang-orang dengan kehidupan yang mandiri dan memuaskan adalah tujuan pengajaran. Menerapkan strategi untuk meningkatkan pedagogi adalah tugas pedagogi. Kecakapan akademik dan kemampuan mahasiswa dalam memaksimalkan potensinya sesuai dengan kemampuannya menjadi landasan bagi indikator kompetensi pedagogik.
 
Kapasitas seorang guru untuk mengarahkan pembelajaran dikenal sebagai kompetensi pedagogik. Dalam situasi ini, kemahiran pedagogis sangat penting untuk meningkatkan standar pembelajaran. Implementasi ini dapat menguasai teori dan prinsip belajar, mengembangkan kurikulum, mengarahkan kegiatan pembelajaran, meningkatkan potensi siswa, berinteraksi dengan siswa, menilai, dan mengevaluasi. 

Selain itu juga dapat menguasai karakteristik siswa. Penggunaan keterampilan pedagogik telah meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan di Indonesia, khususnya: 

1) Guru membuat rencana pelajaran yang mengikuti kurikulum sekolah dan secara efektif mengkomunikasikan, mengadaptasi, dan menghubungkan informasi dengan situasi dunia nyata; 

2) Guru mengelola kelas secara efisien dan terorganisir, melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan pembelajaran, dan memberi mereka banyak kesempatan untuk bertanya; 

3) Untuk menguasai karakteristik siswa, guru menggunakan berbagai taktik dan strategi;  

4) Setelah menjelaskan teori belajar, selanjutnya guru mempraktikkan prinsip-prinsip pembelajaran; 

5) Guru memaksimalkan kemampuan yang dimiliki siswa dengan mengkaji tujuan pembelajaran, menciptakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menginspirasi siswa untuk menggunakan kreativitas dan kemampuan berpikir kritisnya, dan memberi mereka kebebasan untuk memilih bagaimana mereka ingin belajar. 

6) Guru terlibat dengan kelas dengan mengajukan pertanyaan untuk mengukur pemahaman, mendorong partisipasi, dan menilai pembelajaran,

7) Guru menyusun perangkat asesmen yang relevan dengan fungsi pembelajaran, menganalisis hasil kajian penilaian, melakukan asesmen dengan menggunakan strategi yang lain, dan mendengarkan saran dari siswa sekaligus merefleksinya untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya. Meski sejumlah indikasi masih belum terlaksana dengan baik, namun guru sudah menjalankan tujuh indikator sesuai dengan undang-undang.
 
Era baru dalam sejarah manusia telah dimulai pada abad ke dua puluh satu. Ilmu pengetahuan serta teknologi pun berkembang sangat cepat juga signifikan di abad baru ini, dengan teknologi digital memainkan peran besar dalam komunikasi dan informasi. Selain itu, dengan adanya teknologi dalam bidang transportasi yang semakin maju menjadikan pertukaran antar penduduk dunia yang berlangsung lebih mudah dan cepat. 

Guru dan dosen di era baru perlu memiliki kompetensi tertentu untuk memastikan kurikulum berjalan lancar. Kompetensi tersebut meliputi kompetensi globalisasi, kompetensi sebagai konselor, kompetensi komersialisasi teknologi, kompetensi strategi masa depan, dan kompetensi pendidikan.
 
Akibatnya, diperlukan pedagogi baru yang disebut Pedagogi Digital Kritis. Pedagogi yang dikenal sebagai "pedagogi digital kritis" adalah salah satu yang memberikan penekanan kuat pada komunitas dan kolaborasi. Ini juga terbuka untuk pengembangan berbagai saluran informasi dan komunikasi melintasi perbedaan budaya dan politik. 

Menurut pedagogi digital kritis, lingkungan dan ekosistem pendidikan yang terbuka dan berjejaring harus berfungsi sebagai platform bagi guru dan siswa untuk terlibat sebagai agen pembelajaran yang mencerahkan dan memberdayakan mereka sendiri serta sebagai gudang materi. Pedagogi digital kritis harus menggabungkan teknik humanisasi. Ini melibatkan lebih dari sekadar pekerjaan mental, tertulis, dan digital. 

Menurut Lunevich Lucy yang berasal dari School of Engineering RMIT University di Melbourne, Australia, menyatakan bahwa pedagogi sosial kritis adalah bidang studi dan penerapan teknologi digital kontemporer dalam pendidikan, dengan tidak selalu mempertimbangkan semua kebutuhan dan gaya belajar siswa. Secara matang dengan tepat pedagogi sosial kritis dapat digunakan dalam pengaturan hybrid, online, dan offline selain lingkungan belajar lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun