MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI
MEDIA BONEKA TANGAN
Oleh Eka Apriyani, S.Pd
  "Suhartono" mengungkapkan bahwa boneka merupakan tiruan dari bentuk manusia dan bahkan saat ini termasuk tiruan makhluk. Jadi sebenarnya boneka adalah salah satu model pemeriksaan. Dan memainkan panggung sandiwara boneka dimanfaatkan sebagai salah satu media pembelajaran.
"Piaget" menyatakan bahwa anak berusia 4-5 tahun berada dalam periode pra-fungsional. Anak itu dapat berbicara pada tingkat yang nyata. Boneka menjadi alat peraga yang dipandang dekat dengan kemudahan bercerita. Karakter yang dikemas melalui boneka, berbicara dan bergerak sesuai dengan alur cerita sehingga lebih mudah diikuti oleh anak-anak. Melalui boneka, anak -- anak mengetahui tokoh apa yang sedang berbicara, apa pokok bahasannya, dan bagaimana pelakunya. Boneka  juga merupakan media yang bisa membuat anak berimajinasi.
"Tadkiroatun Musfiroh" menyatakan bahwa boneka tangan boneka yang terbuat dari kain yang dibentuk menyerupai wajah dan bentuk tubuh dengan berbagai bentuk dengan berbagai karakter yang dimainkan menggunakan tangan dan digerakkan menggunakan jari.
Alat peraga utama yang paling mudah adalah boneka. Menurut keterangan "Bachtiar S Bachri" boneka merupakan salah satu jenis objek yang banyak disukai anak -- anak. Boneka secara lugas mewakili objek yang berkaitan dengan cerita. Selain itu, boneka juga memiliki daya tarik yang sangat kuat bagi anak -- anak.
Berdasarkan gambaran di atas, pengertian media boneka tangan adalah alat atau perantara yang digunakan dalam proses pendidikan berupa boneka yang terbuat dari kain yang dibentuk menyerupai wajah dan bentuk tubuh dengan berbagai bentuk dengan berbagai karakter yang dimainkan dengan menggunakan tangan dan digerakkan menggunakan jari. Boneka tersebut terbagi menjadi 4 jenis, yaitu: boneka tangan, boneka gagang, boneka gantung, dan boneka tangan. Dalam hal ini, penulis akan berfokus pada boneka tangan.
Dari definisi ini dapat disimpulkan bahwa boneka tangan adalah tiruan dari wujud manusia dan sekarang menggabungkan tiruan dari wujud makhluk hidup yang dimainkan menggunakan tangan dari siku hingga ujung jari. Boneka dipilih karena cocok dengan anak -- anak 4-5 tahun yang masuk dalam periode pra_fungsioanal.
"Tadzkirotun Musfiroh" mengemukakan bahwa ada beberapa jenis boneka yang dapat digunakan sebagai alat peraga, yaitu boneka gagang (termasuk wayang), boneka gantung, boneka tangan, dan boneka tempel. Setiap boneka tersebut memilliki cara main dan keunikan tersendiri.
- Boneka Gagang; bergantung pada keahlian menyelaraskan gagang dengan tangan kanan dan kiri. Diharapkan anak dapat untuk memlakukan tiga gerakan sekaligus yang harus singkron satu sama dalam satu adegan. Pendidik dapat memainkan peran dua karakter sekaligus.
- Boneka Gantung; bergantung pada keahlian mengerakkan boneka.
- Boneka Tali; disambungkan pada bahan tertentu seperti kayu, tongkat, pada bagian atap panggung pertunukan boneka. Terlihat sederhana, namun sangat sulit untuk membuat gerakan yang tepat sesuai dengan yang diharapkan dalam cerita. Pendongeng/ Pencerita terkadang membuat gerakan yang berlebihan, sehingga terlihat palsu dan hal seperti itu pada umumnya membosankan.
- Boneka Tempel; bergantung pada kemampuan bermain tangan. Kebanyakan boneka tidak bergerak bebas karena terhubung ke panggung dua dimensi.
- Boneka Tangan; bergantung pada kemampuan pendidik dalam menggerakan ibu jari dan telunjuk sebagai tulang tangan dan umumnya kecil dan dapat digunakan tanpa panduan lain. Boneka ini bisa dibuat oleh pendidik dan juga bisa dibeli di toko -- toko.
Masih Menurut "Tadkiroatun Musfiroh", ada beberapa manfaat bermain manikin tangan, yaitu:
- Hemat biaya dan waktu serta perencanaan persiapan yang sederhana.
- Hemat ruangan. Panggung sandiwara dapat dibuat kecil dan sederhana.
- Tidak membutuhkan kemampuan khusus bagi pemakainya.
- Dapat menumbuhkan pikiran kreatif anak -- anak, meningkatkan gerakan, dan menambah suasana bahagia.