Hai sobat Kimia ! Sebelumnya kalian pasti sudah pernah mendengar kata titrasi, apa yang ada di pikiran sobat Kimia semua ? Tentunya alat yang digunakan untuk titrasi bukan ? Seperti buret dan labu erlenmenyer. Umumnya, titrasi adalah metode untuk menentukan konsentrasi suatu zat dalam larutan. Titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan larutan dengan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Reaksi ini dilakukan secara bertahap atau tetes demi tetes hingga mencapai titik ekuivalen yang setara. Ada beberapa macam jenis titrasi yaitu titrasi asam basa, titrasi pengendapan, titrasi redoks, titrasi iodometri dan titrasi argentometri. Eits, untuk saat ini topik yang akan kita bahas adalah titrasi asam basa dan titrasi argentometri. Yuk, kita simak bersama-sama.
Titrasi Asam Basa adalah metode untuk menentukan kadar suatu larutan asam atau basa dengan reaksi penetralan asam basa. Dalam titrasi asam basa, zat yang bereaksi umumnya tak berwarna sehingga kita tidak tahu kapan titik ekuivalennya tercapai seperti pada larutan HCL dan larutan NaOH. Untuk menentukan titik ekuivalen ditandai dengan pengunaan indikator. Indikator adalah zat yang ditambahkan ke dalam larutan sampel sebagai tanda telah terjadinya titik akhir titrasi pada analisis volumetrik. Menurut Underwood, zat dikatakan sebagai indikator titrasi asam basa jika dapat memberikan perubahan warna sampel seiring dengan terjadinya perubahan konsentrasi ion hidrogen atau perubahan pH. Indikator asam basa yang sering digunakan yaitu indikator phenolptalein, dan metil jingga. Apabila indikator ini diteteskan sebanyak 1-2 tetes ke dalam titrat maka akan terjadi perubahan warna dalam titrat tapi kalau tidak diteteskan, titrat tidak bisa berubah warna, dan kita tidak akan tahu kapan titik ekuivalennya terjadi.Â
Bagaimana langkah kerja dalam titrasi asam basa itu ?
Dalam melakukan titrasi, larutan yang dititrasi disebut titrat yang biasanya dimasukkan ke dalam labu erlenmenyer sedangkan larutan pentitrasi disebut titran dimasukan ke dalam buret. Titran dituang dari buret tetes demi tetes ke larutan titrat sampai terjadi perubahan warna. Jika terjadi perubahan warna sesuai dengan titik akhir hasil titrasi maka titrasi asam basa yang dilakukan sempurna dan tidak mengalami kesalahan titrasi.Â
Jenis - Jenis Titrasi Asam Basa
Berdasarkan kekuatan dari asam atau basa pada jenis titrasi asam basa dibagi menjadi 4 yakni :
1. Titrasi Asam Kuat - Basa Kuat
Pada proses ini kedua larutan terionisasi secara sempurna di dalam air, karena asam kuat dan basa kuat termasuk dalam larutan dengan elektrolit kuat.Â
2. Titrasi Asam Kuat - Basa Lemah
Pada proses ini basa lemah tidak terionisasi sempurna, karena basa lemah termasuk dalam larutan dengan elektrolit rendah.
3. Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat
Pada proses ini asam lemah tidak bisa terionisasi sempurna, karena asam lemah memiliki elektrolit yang rendah.
4. TItrasi Asam Lemah - Basa Lemah
Pada proses ini jarang digunakan, karena larutan akan mengalami perubahan pH yang singkat dan reaksi yang terjadi lambat.
Apa sih Perubahan pH Pada Titrasi Asam Basa ?
Saat larutan basa ditetesi larutan asam maka pH larutan akan turun dan jika larutan asam ditetesi larutan basa maka pH larutan akan naik. Kurva dari titrasi asam basa menunjukan perubahan yang terjadi pada pH larutan selama proses titrasi asam basa berlangsung atau sebaliknya. Kurva pH titrasi asam basa memiliki ciri - ciri sebagai berikut :
- bentuk kurva selalu sigmoid
- di titik setara pH sama dengan 7
- saat mendekati titik ekuivalen, bentuk kurva tajam
Sekian, topik titrasi asam basa kali ini. Semoga dengan, membaca artikel ini kamu dapat menambah wawasan sobat kimia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H