Mohon tunggu...
Eka Adhi Wibowo
Eka Adhi Wibowo Mohon Tunggu... Dosen - Seseorang yang tiada lelah menimba ilmu

Dosen Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mereview Kembali Gaya Hidup Hedonisme

28 Juni 2016   12:33 Diperbarui: 28 Juni 2016   21:13 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanyaannya adalah siapakah yang dapat membendung pengaruh buruk dari hedonisme? Tentu jawabannya adalah kita semua, kita semua harus bergandeng tangan dalam membendung arus hedonisme ini, seperti para pemuka agama dan ulama.

Sepengetahuan saya tidak ada satupun agama yang mengajarkan bahwa hidup harus mengikuti arus hedonisme, bahkan sebaliknya agama-agama yang ada justru lebih menekankan hidup dalam kesederhanaan dan berguna bagi sesama, serta mengingatkan bahwa dunia ini hanyalah sesuatu yang fana, yang saat ini ada besok bisa tidak ada. 

Unsur lainnya adalah pendidikan, diawali dari keluarga yang menekankan hidup dalam kesederhanaan dan nilai harga diri seseorang tidak ditentukan oleh banyaknya materi tetapi dari kiprahnya untuk berguna bagi sesama dalam hidup ini. 

Selanjutnya adalah pendidikan baik formal, maupun non formal, adalah sangat baik ketika anak-anak diajarkan untuk hidup sederhana, serta belajar untuk peduli pada kesulitan-kesulitan yang dialami oleh orang lain. 

Pada tahap pendidikan tinggi sangat penting ditekankan bahwa aset tidak harus materi yang disandang, tetapi bisa saja dalam bentuk lain seperti ide-ide yang bagus untuk meningkatkan kualitas hidup sesama, pola pikir yang luas untuk berpikir lebih panjang jika ingin memiliki aset-aset tertentu.

Ambil contoh jika kita ingin memiliki kendaraan yang mewah artinya juga biaya untuk perawatan, sudah siapkah kita? Atau berpikir lebih panjang mengenai fungsi dari aset, apakah akan memberikan keuntungan atau hanya akan membebani. 

Tentu saja pembendungan arus hedonisme tidak bisa semudah membalikkan telapak tangan, tetapi tanpa adanya upaya untuk mengantisipasinya maka kehidupan kita hanya akan menjadi seperti mesin yang terus mencari materi tanpa memperhatikan lingkungan sosial dan lingkungan alam kita.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun