Mohon tunggu...
Eka Cahyowati
Eka Cahyowati Mohon Tunggu... -

cewek,,yang ingin mencoba berbagai hal baru dalam hidup yang hanya satu kali..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

.:: Januari dalam Kelam ::.

11 Desember 2010   22:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:49 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kendari, 10 November 2010

Itulah tulisan tangan Januari dalam sepucuk surat di saku baju yang ia kenakan pada tubuhnya yang sudah kaku.  Januari, gadis malang yang sepanjang hidupnya kerap dikucilkan oleh teman-teman sekitarnya. Ia ditemukan tewas, tak bernyawa lagi di dalam kelas sekolahnya sekitar pukul 18.00 waktu setempat. Dan bisa ditebak kejadian ini menggemparkan seisi sekolah, bahkan meyebar luas di kalangan masyarakat sekitar TKP.

Aku tak banyak mengetahui tentangnya. Dimataku, ia anak yang pendiam, yang memang agak aneh. Di kelas ia suka melamun, terkadang tertawa atau cemberut seorang diri. Pernah aku mencoba untuk menyapanya, namun ia hanya menganggapku angin lalu. Ya, sejak saat itu, aku pun tak pernah lagi menegurnya. Ia memang anak yang aneh. Ia seperti hidup sendiri dalam dunia pribadinya. Menurut cerita teman-teman, ia menjadi seperti itu lantaran orang tuanya yang bercerai. Ia menjadi stress dan suka menyendiri. Januari adalah murid baru di sekolah kami. Kabarnya ia pindah karena tak ada lagi anak yang mau menjadi temannya di sekolahnya terdahulu.

"Eh tau gak. Si Janu itu pindah lantaran gak tahan sama teman-temannya" Lala sahabatku membuka percakapan tentang Januari, ketika ia baru bergabung ke sekolah kami.

"Ah tau dari mana?"

"Dia itu teman sekelas sepupuku. Dia stress gara-gara perceraian kedua orang tuanya".

Hm...kasihan juga mendengarnya. Tapi bagaimana lagi, dia juga seperti tidak mau membuka diri dengan orang lain.

Sore itu, dimana hari ia ditemukan tewas di kelas, ia pulang paling terakhir. Kebetulan aku dan beberapa teman mendapat tugas piket. Karena ingin memebersihkan kelas, aku pun menyuruhnya segera pulang.

"Janu, kamu pulang aja. Kita mau bersihin kelas nih."

Namun, dia tetap tak bergeming walau sudah kutegaskan beberapa kali. Entah apa yang ia kerjakan. Yang kulihat ia sedang menggambar orang yang ia beri nama mama,papa, dan Janu. Ukhhh,,,dasar..!!!

Sabtu pagi, suasana sekolah tak seperti biasanya. Di sekitar kelas III A melintas police line yang mengelilingi kelas itu. Di sekolah pun  terlihat polisi-polisi yang sibuk menyelidiki dan mendeteksi semua barang yang bisa dijadikan bukti maupun petunjuk. Aku memandangi raut wajah teman-teman. Berbagai ekspresi ditunjukkan, ada yang terlihat takut, cemas, sedih, serta penasaran. Ya, peristiwa ini menyimpan sejuta misteri. Indikasi sementara Janu dipastikan tewas dengan cara menggantung dirinya sendiri di kelas. Namun, polisi belum bisa menyimpulkannya karena ada beberapa kejanggalan yang ditemukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun