Perlawanan yang dilakukan oleh etnis Hui membuat adanya usaha untuk menghentikan perlawanan yang dilakukan oleh kelompok organisasi rahasia Han dibantu seorang gubernur jendral Manchu Shuxing'a yang membenci kelompok muslim, usaha yang dilakukan dengan cara membunuh orang-orang Hui selama tiga hari yang menyebabkan sekitar 4000-8000 orang Hui terbunuh.
Pembantaian ini dikenall dengan pembantaian Baoshan, hal ini merupakan salah satu usaha Han untuk merealisasikan sikap Anti-Hui hal ini terjadi sebagai akibat masa pemerintaha Yuan yang membuat adanya dominasi Hui yang terkesan ekslusif sehingga orang Han beranggapan bahwa orang Hui adalah suku penindas.
Pemberontakan Panthay dipimpin oleh seorang yang bernama Du Wenxiu (Sadik atau Sultan Suleiman) yang berhasil mendirikan kesultanan Pingnan Guo pada 23 Oktober 1856, tahun yang sama dengan berhasilnya pendudukan wilayah Kunming oleh pemerintah Qing. Kesultanan ini dapat berdiri selama delapan belas tahun dibwah pimpinan sultan Suleiman.
Gambar diatas merupakan salah satu simbol yang ada pada masa pemerintahan Sultan Suleiman atau Du Wenxiu, kesultanan Cina. Pada tahun 1857, pasukan Panthay berhasil menaklukan kota Dali yang kemudian dijadikan sebagai ibukota kesultanan Pingnan Guo. Tidak banyak sumber yang menyebut secara rinci perjuangan pasukan panthay dalam melawan pemerintah Qing. Namun, penulis berusaha untuk memaparkan tulisan ini secara rinci untuk memudahkan pemahaman mengenai peristiwa Panthay.
Peperangan yang terjadi antara kesultanan Pingnan Guo dengan pemerintah Qing berakhri pada 26 Desember 1872 dengan keberhasilan pemerintah Qing dalam mengepung kota Dali, ibuota Pingnan.
Pemberontakan Taiping menjadi salah satu factor dari usaha pengepungan wilayah yang dideteksi dapat melakukan pemberontakan terhadap pemerintah, termasuk Dali. Pada tahun 1873, Sultan Suleiman (Du Wenxiu) terbunuh dan setelahnya Qing melakukan pembantaian terhadap etnis Hui. Dengan terbunuhnya sultan Suleiman dan pembantaian yang terjadi maka berakhirlah kesultanan Pingnan Guo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H