Mohon tunggu...
Eka Wiyati
Eka Wiyati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Diseminasi Implementasi KMA 450 Tahun 2024

13 Agustus 2024   21:28 Diperbarui: 13 Agustus 2024   21:35 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar Sambutan KaKanwil provinsi Lampung/dokpri

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama provinsi Lampung Dr. H. Puji Raharjo, S.Ag., S.S., M.Hum bersama Kabid Penmad provinsi Lampung H. Ahmad Rifa'i, S.E., M.M beserta pejabat terkait menghadiri Diseminasi Implementasi KMA 450 tahun 2024 di MAN 1 Metro.

Diseminasi diikuti oleh 100 peserta terdiri dari kepala RA, MI, MTs, MA baik negeri maupun swasta di lingkungan Kementerian Agama Lampung Timur dan 28 kepala RA, MI, MTs, MA di lingkungan Kementerian Agama Metro.

Diseminasi (Dissemination) adalah suatu kegiatan yang ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut. Diseminasi saat ini merupakan tindak lanjut dari lahirnya KMA 450 yang telah dilounching pada 9 Juli 2024 di MAN IC Lampung Timur.

Dalam sambutannya Ka Kanwil menyampaikan, bahwa saat ini kita telah memasuki era VUCA, yang merupakan gabungan situasi, mulai dari volatility (volatilitas), uncertainty (ketidakpastian), complexity (kompleksitas), dan ambiguity (ambiguitas).

Terkait dengan hal tersebut, maka sebagai seorang pendididik tidak boleh merasa cukup dengan kompetensi yang dimilikinya. Setiap pendidik harus mampu menyesuaikan diri dengan berbagai situasi seiring perkembangan zaman yang terus mengalami berbagai perubahan disegala bidang, termasuk di dunia pendidikan. Oleh karena itu jangan pernah heran apalagi mengeluh dengan kalimat ganti pemerintah ganti kurilulum. Guru dan tenaga kependidikan adalah SDM, maka kurikulum diciptakan untuk kita siap berubah.

1. Volatility adalah sesuatu yang tidak stabil, cepat berubah, dan tidak teratur.
2. Uncertainty/ketidakpastian meupakan risiko tak terduga dari sebuah kejadian.
3. Complexity/kompleksitas merupakan hal yang mengarah pada kemungkinan munculnya kekacauan, "Johansen kemudian mengubah hal tersebut dengan pemahaman yang lebih positif yakni 'Clarity' atau dapat diartikan sebagai kejelasan".
4. Ambiguitas adalah satuan gramatikal dalam bentuk frasa atau kalimat yang bermakna ganda atau mendua arti yang terjadi sebagai akibat dari penafsiran struktur gramatikal yang berbeda.

Dari penjelasan di atas, maka setiap pendidik dan tenaga kependidikan harus mampu menemukan solusi dari setiap masalah yang diterjadi di era VUKA. Sebagai contoh terkait kompleksitas, maka kurikulum terintegrasi dengan segala bidang ilmu yang mampu menjadi solusi dalam setiap masalah. Kemudian untuk ambiguitas, KMA 450 hadir sebagai kurikulum yang fleksibel. Oleh sebab itu, Puji Raharjo sebelum mengakhiri sambutannya, "Beliau berharap serta mendorong para pendidik untuk menjadi tali ketapel. Tidak panjang tetapi bisa meluncurkan batu sampai ratusan meter. Guru tetap menjadi guru, tetapi siswa bisa menjadi apapun sejauh mungkin. Guru hanya cukup mendorong dan memotivasi dengan sebaik-baiknya."

Input sumber gambar Materi KMA 450/dokpri
Input sumber gambar Materi KMA 450/dokpri


Selanjutnya pesan mendalam dari salah satu pemateri pada kegiatan diseminasi tersebut, Syahrul AR menyatakan bahwa "Jangan pernah mengajar tanpa MIKIR (mengalami, interaksi, komunikasi, refleksi)". Hal tersebut senada dengan keterampilan abad 21, yaitu berpikir kreatif (creative thinking), berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking dan problem solving), berkomunikasi (communication), dan kolaborasi (collaboration).

Terkait dengan KMA 450 maka kurikulum merdeka saat ini telah diterapkan untuk semua jenjang dan juga kelas. Selanjutnya satu hal yang guru harus tahu, bahwa guru tidak lagi membuat program semester dan tahunan. Hal itu ditetapkan oleh Kemendikbudristek yang dicetuskan pada 4 Juli 2024. 

Dalam praktiknya guru dalam membuat perangkat ajar lebih sederhana, saat ini modul ajar dan modul projek idealnya hanya terdiri dari tujuan, langkah-langkah dan assesmen. Sehingga guru tidak lagi disibukkan dengan administrasi pembelajaran yang bertumpuk-tumpuk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun