Mohon tunggu...
Eka MP
Eka MP Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis - Blogger

Pecandu Teh dan Penikmat Buku

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Sound of Borobudur, Hidupkan Kembali Alunan Musik dari Pusat Musik Dunia Seribu Tiga Ratus Tahun Lalu

11 Mei 2021   23:46 Diperbarui: 11 Mei 2021   23:55 2229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Relief Borobudur karya Adolf Schaefer (1845) (dokumen soundofborobudur.org )

Instrumen Dawai Karmawibhangga karya Ali Gardy, sebelum dipasang dawai, foto oleh Ali Gardy (dokumen soundofborobudur.org )
Instrumen Dawai Karmawibhangga karya Ali Gardy, sebelum dipasang dawai, foto oleh Ali Gardy (dokumen soundofborobudur.org )

Dawai-dawai dari relief Karmawibhangga dibuat oleh Ali dengan bahan kayu jati Baluran yang dibelinya dari Perhutani. Pembuat alat musik yang juga pandai memainkan saksophone dan flute ini memilih kayu jati, karena alasan bahwa pohon jati dengan kayunya yang sangat kuat ini hanya tumbuh di Pulau Jawa, sesuai dengan keberadaan lokasi berdirinya Candi Borobudur.

Peninggalan Budaya yang Harus Dijaga

Mengetahui bahwa nenek moyang kita mempunyai kehidupan dengan dasar budaya yang tinggi adalah sebuah kebanggaan. Akan tetapi jika kita tidak berupaya melestarikannya semua itu hanya akan menjadi catatan sejarah tanpa makna.

Menghidupkan kembali alunan musik yang berasal dari seribu tiga ratus tahun lalu dan memperkenalkannya kembali pada dunia adalah salah satu cara menjaga warisan bangsa. Kekayaan budaya sebuah peradaban masa lalu sudah selayaknya menjadi bagian penting dalam kehidupan generasi mendatang.  

Nilai-nilai luhur bangsa harus dikedepankan sebagai identitas kebangsaan. Bangga menjadi orang Indinonesia dengan berbagai atribut budaya yang berbeda. Diversity in harmony seperti aneka jenis alat musik yang dimainkan dalam sebuah orkestra yang indah.

Nanti, saat saya berkesempatan berdiri di pelataran candi Borobudur lagi saya akan memiliki cara pandang baru. Tidak lagi memandang Borobudur hanya sebagai tumpukan batu yang kokoh namun juga sebagai saksi sejarah sebuah peradaban. Saat memandang relief Karmawibhangga, alat-alat musik di dalamnya tak lagi bisu. Akan ada senandung merdu mengalun terbawa angin menembus batas waktu. Telinga saya sudah mengenal bunyi-bunyi alat musik tersebut karena adanya gerakan Sound of Borobudur.

Jika saya mendapat pencerahan tentu demikian juga dengan masyarakat Indonesia lainnya dan juga generasi mendatang akan lebih memahami kehidupan nenek moyangnya setelah melihat dan mendengar alunan musik merdu dari berabad lalu. Maka kita semua harus mendukung gerakan Sound of Borobudur bukan semata menciptakan musik dari masa lalu tetapi agar dunia pun tahu semerdu apa sejarah bangsa kita. Wonderful Indonesia.

Salam

Eka MP

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun