Yang sana hitam, yang disini kok putih ???
Itu putih tapi kok sipit ???
Loh... Loh... Ini lagi kok kayak orang Afrika ???
Sudah lazim kita mendengar hal seperti ini kan ? Ya, negeri ini memang kaya akan budaya dan kebudayaan yang di dalamnya terdapat berbagai macam manusia. Dari yang tinggi, pendek, bermata lebar maupun sipit, bahkan putih, hitam, cokelat, dan lain sebagainya. Tak adil memang jika manusia di pandang dari segi fisik atau yang sering disebut dengan ‘Ras’. Ras merupakan suatu pembedaan variasi penduduk berdasarkan fisik dalam hal ini adalah mereka yang memiliki ciri – ciri bawaan yang sama.
Dari inilah kita tahu, bahwa manusia dilahirkan ke dunia bersuku – suku dan berbangsa – bangsa agar kita saling mengenal satu sama lain. Ras disini memberikan pengertian bahwa kita memang berbeda individu yang satu dengan yang lain. Dari perbedaan ini mereka membentuk suatu kelompok yang memiliki budaya dan ciri yang sama. Pembedaan kelompok masyarakat berdasarkan budaya yang sama ini biasa disebut dengan ‘Etnis’. Sebenarnya tidak terlalu signifikan perbedaan antara Ras dan Etnis.
Ras dan Etnis memiliki kesamaan yaitu sama – sama berbicara mengenai ciri – ciri bawaan yang sama. Namun pada Ras sebatas berbicara mengenai individu, sedangkan pada Etnis lebih pada kelompok masyarakat. Kita tahu bahwa dari Sabang sampai Merauke, dari WIB sampai WIT terdapat ciri khasnya masing – masing. Ini tidak menutup kemungkinan adanya ketidaksetaraan dalam masyarakat. Sifat alami manusia memang, bahwa individu menginginkan sesuatu yang lebih dari dalam dirinya yang menjadi sebuah nilai tambah dibandingkan dengan individu lainnya.
Ketidaksetaraan juga berlaku dalam Ras dan Etnis. Ketika mereka bersikap dan akan cenderung diskriminatif terhadap kelompok lain. Ini adalah penyebab utama terjadinya ketidaksetaraan Ras dan Etnis. Ini dapat dicegah hanya dengan satu cara, yaitu kita harus bergandengan erat tanpa harus menoleh kanan dan kiri. Kita harus sadar, kita memang berbeda, namun berbeda pula yang membuat kita hidup bahagia.
