KKN di Kabupaten Pemalang
Mahasiswa UM Purwokerto yang mengikuti KKN di Kabupaten Pemalang hari Selasa 22 Agustus resmi ditarik setelah menjalankan program selama 32 hari. Penarikan secara resmi dilaksanakan di pendopo Kecamatan Belik. Menurut Kordinator Kabupaten Akhmad Fauzan, M.Pd dengan ditariknya mahasiswa sejumlah 294 yang ditempatkan di dua kecamatan yaitu Kecamatan Watukumpul dan Kecamatan Belik menandakan bahwa kegiatan KKN sudah selesai. Kegiatan KKN ditutup dengan expo yang menampilkan 83 stand atau desa.
Mujianto,SIP sebagai Camat Belik  yang mewakili  kecamatan Belik dan Kecamatan Watukumpul menyampaikan bahwa mahasiswa yang KKN telah bersinergi dengan masyarakat dan OPD sangat baik. Salah satu bukti dapat ditunjukkan dengan terangkatnya UMKM yg ada di 2 kecamatan khususnya di Belik dan pengentasan anak-anak tidak sekolah menjadi satu PKBM tersendiri karena banyaknya anak yang kembali sekolah.
Guntur Putra sebagai Korkab Pemalang  menyampaikan bahwa dana yang terserap dalam program KKN Kabupaten pemalang sebesar Rp 75.230.000. Program yang dijalankan oleh mahasiswa KKN sangat beragam selain program utama yaitu penanganan masalah stunting dan anak-anak tidak sekolah. Selain duan hal tersebut kegiatan  yang cukup baik dan menonjol yaitu pembuatan ecobrick dan pendampingan UMKM.
Sulistiyaningsih, SE, MM Kepala UPT Litbang BAPPEDA Pemalang yang mewakili Pemda Pemalang menyebutkan bahwa mahasiswa KKN dari UMP telah memberikan ilmu yang diperoleh di kampus kepada masyarakat desa di Kabupaten Pemalang. Pemda sangat berterima kasih karena masih diberi kepecayaan sebagai tempat KKN. Program pencegahan stunting dan pengentasan anak-anak ATS kembali sekolah merupakan program yang sangat diapresiasi oleh Pemda Pemalang, karena 2 hal tersebut menjadi prioritas penanganan di Kabupaten Pemalang. Pendampingan mahasiswa kepada UMKM juga sangat didukung pemda karena diharapkan UMKM yang didampingi bisa 7 Â kelas.
Dr. Anwar Ma'ruf yang WR 4 UMP dalam sambutan penarikannya menyampaikan pendidikan dan karya nyata yang dilakukan mahasiswa di 2 kecamatan diharapkan bisa mengangkat tataf hidup masyarakat. Keberlanjutan kerjasama riset dan penyelesaian masalah masyarakat dan potensi daerah, seperti pengolahan limbah kulit nanas, pengolahan sampah, dan produkai mocaf bisa ditindak lanjuti untuk kedepannya. Program-program tersebut dapat disinergikan dengan tingginya anak tidak sekolah atau ATS. Dengan pola itu diharapkan kedepannya kesejahteraan masyarakat dalam akan meningkat,khususnya melalui pengembangan bidang UMKM.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H