Bahasa Inggris saat ini merupakan salah satu keterampilan pokok yang perlu dikuasai oleh setiap orang termasuk oleh pelajar. Dalam mempelajari Bahasa Inggris, ada empat keterampilan yang perlu diperhatikan yaitu keterampilan membaca (reading), menulis (writing), mendengar (listening), dan berbicara (speaking). Menurut Penny Ur (1996), keterampilan berbicara adalah yang paling penting.
Pada kenyataannya, banyak pelajar yang kurang memiliki keberanian untuk mengungkapkan pikirannya secara lisan dalam bahasa Inggris. Sebagian besar dari mereka merasa takut membuat kesalahan dan kurang percaya diri. Mereka kurang terlatih dan terbiasa untuk berbicara dalam Bahasa Inggris.
Solusi untuk mengatasi hal ini di antaranya adalah penggunaan model pembelajaran yang banyak memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk terus mencoba berbicara dalam Bahasa Inggris sehingga mereka dapat terus belajar dari pengalaman yang konkret. Salah satu model yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif "Numbered Head Together".
Numbered Head Together (NHT) ini merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993) untuk melibatkan lebih banyak peserta didik dalam menelaah suatu topik. Pada penerapan NHT, guru membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok, memberikan nomor berbeda kepada setiap anggota kelompok, memberikan pertanyaan untuk didiskusikan bersama dalam kelompoknya, dan memanggil salah satu nomor untuk menjawab pertanyaan. Tiap kelompok yang berhasil menjawab dengan benar mendapatkan poin yang akan diakumulasi di akhir kegiatan sebagai penentu pemenang permainan atau kuis.
Kelebihan model pembelajaran NHT di antaranya adalah penerapannya yang mudah dan tidak memerlukan banyak sumber daya seperti media tertentu, jaringan internet, dsb. Model pembelajaran NHT dapat diterapkan bahkan hanya dengan mempersiapkan soal, spidol, dan papan tulis. Di sisi lain, penerapan NHT yang fleksibel juga memungkinkan ditambahkannya pemanfaatan media pembelajaran yang menarik dengan memanfaatkan teknologi jika memungkinkan, agar kegiatan menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi peserta didik.
Penerapan model NHT ini dapat membantu peserta didik untuk mengatasi rasa kurang percaya diri dalam berbicara karena sudah terlebih dahulu berdiskusi dengan kelompoknya. Antusiasme dalam mengikuti kegiatan yang dikemas dalam permainan atau kuis juga dapat membuat peserta didik lebih termotivasi dan melupakan rasa takut mereka dalam berbicara. Aktivitas berbicara bahasa Inggris yang sering kali terkesan sulit atau menakutkan bagi peserta didik pun akan menjadi lebih menyenangkan dengan model ini. Partisipasi peserta didik juga  dapat menjadi lebih seimbang karena tidak hanya peserta didik yang aktif dan berkemampuan tinggi saja yang dapat terlibat. Hal ini tentunya akan membantu seluruh peserta didik secara merata agar lebih terlatih dan terbiasa berbicara dalam bahasa Inggris dan meningkatkan keterampilan berbicara mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H