Mohon tunggu...
Money

Hutan Rajawali Menjadi Tempat Wisata Tradisional Batang

24 Oktober 2018   08:41 Diperbarui: 24 Oktober 2018   09:05 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 30 September 2018 saya dan teman teman mengunjungi Hutan Rajawali yang ada di Batang,untuk menggantikan tugas mata kuliah Ekonomi Makro.Disana kita disuruh mengamati transaksi uang jual beli tersebut,sebelum kita mendapatkan kreweng kita harus mengantri terlebih dahulu untuk menukarkan uang tunai menjadi kreweng,dimana satu Kreweng dihargai Rp 2.000,rata rata harga makanan dari 1-4 Kreweng yang berarti hanya Rp 2.000 sampai 8.000 saja.Setiap hari minggu Hutan Rajawali selalu ramai dikunjungi sejumlah masyarakat,disana banyak berbagai makanan tradisional seperti,lontong sayur,jamu,asem jawa,wedang ronde,pecel,nasi+lauk,bakso,dan tempat makan pun menggunakan daun jati.Penjual yang ada di Hutan Rajawali dengan menggunakan pakaian Batik/Kebaya karena sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Batang,dan disana juga diiringi musik tradisional seperti angklung dan ada juga yang menari nari,yang bisa dinikmati oleh semua pengunjung.

Nama :Eka Setiyaningsih

NIM:2016002031

Kelas:S1 Ekonomi Syariah (Pagi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun