Assalamualaikum wr.wb
Pada kesempatan ini, Saya menuliskan refleksi bermakna dwi mingguan saya dengan metode 4F, 4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4PÂ
Peristiwa (Facts): peristiwa apa saja yang terjadi?
Saya membuat RPP pembelajaran sosial dan emosional yang terintegrasi dalam kurikulum akademik pada Alur yang keempat yaitu demontrasi kontekstual hal ini karena tanpa disadari sebetulnya sebagai pendidik pasilah sudah menerapkan pembelajaran sosial dan emosional dalam pembelajaran, melalui pembelajaran di pendidikan guru penggerak ini diharapkan penerapan pembelajaran sosial dan emosional yang diberikan kepada murid lebih terarah lagi dan tepat sasaran agar keterampilan kompetensi sosial dan emosional murid dapat meningkat. Selanjutnya alur yang kelima adalah eloborasi pemahaman bersama instruktur yaitu ibu Rusiati Yo , pada alur ini calon guru penggerak mendapat penguatan tentang materi pembelajaran sosial dan emosional. Selanjutnya alur yang keenam adalah koneksi antar materi mengaitkan materi pembelajaran sosial dan emosional dengan materi yang telah didapatkan pada modul sebelumnya. Alur terakhir dari alur merdeka adalah aksi nyata. Pada aksi nyata ini calon guru penggerak tidak diminta mengunggah tugas pada LMS akan tetapi menampilkannya kepada pengajar praktik pada pendampingan individu keempat.
Perasaan (Feelings): apa yang muncul saat proses pembelajaran
Mengikuti pendidikan guru penggerak ini, membuat saya merasa sangat beruntung dan bersyukur karena pengetahuan baru yang saya dapatkan. Seperti pada modul 2.2 ini dengan materi pembelajaran sosial dan emosional, sebelum saya mempelajari modul ini saya berpikir bahwa pembelajaran yang saya lakukan di kelas sudah baik dan sesuai dengan harapan saya, saya tidak memasukkan unsur-unsur terkait emosional dan pengelolaannya di dalam kelas karena menurut saya bagaimanapun kondisi emosional anak atau guru, pembelajaran harus tetap berlangsung dan tujuan pembelajaran itu sendiri haruslah tercapai. Hal ini membuat kelas saya berjalan apa adanya, biasa saja, dan tidak terlalu meninggalkan kesan dalam waktu lama
Ternyata hal-hal yang saya terapkan belum sepenuhnya tepat. Saya merasa masih banyak kekurangan pada diri saya dalam menerapkan pembelajaran sosial dan emosional ini. Untuk itu saya berharap saya dapat menerapkan pembelajaran sosial emosional ini baik secara eksplisit maupun secara terintegrasi dalam kurikulum sekolah. Hal yang saya tidak sadari juga sebetulnya ada juga yang sudah diterapkan dalam pembelajaran yang terintegrasi dalam kurikulum pembelajaran yaitu seperti keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dalam pembelajaran secara berkelompok.
Dengan mempelajari modul 2.2 ini pembelajaran sosial dan emosional saya semakin memahami bahwa keterampilan sosial dan emosional muridpun perlu dilatih agar mereka siap dalam kehidupan ke depannya. Baik itu dalam kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Pembelajaran sosial dan emosional ini adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan murid, pendidik, dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosionalnya agar dapat memahami,menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri), menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri), merasakan dan menunjukan empati kepada orang lain (kesadaran sosial), membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi), dan membuat keputusan yang bertanggung jawab.
Pembelajaran (Findings): apa saja yang didapatkan
Pembelajaran yang didapatkan dalam modul ini banyak sekali diantaranya
- Pemahaman tentang pembelajaran sosial dan emosional yang penting untuk diterapkan dalam pembelajaran di sekolah.
- Lima kompetensi dalam pemebalajaran sosial dan emosional diantaranya kesadaran sosial yaitu kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri sendiri dalam berbgai situasi dan konteks kehidupan, manajemen diri yaitu kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi, kesadaran sosial yaitu kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, keterampilan berelasi yaitu membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan suportif, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab yaitu kemampuan mengambil pilihan-pilihan yang membangun berdasarkan kepedulian, dan perilaku untuk mencapai kesejahteraan psikologis atau well being.
- Lima kompetensi sosial dan emosional ini berhubungan erat dengan enam dimensi profil pelajar Pancasila, yang merupakan nilai kebajikan yang menjadi tujuan dari kurikulum Pendidikan.
- Dasar penguatan dari 5 KSE adalah mindfulness (kesadaran penuh), kesadaran penuh ini di mana kita mengarahkan sepenuhnya perhatian terhadap kegiatan yang dilakukan.
- Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan kesadaran penuh adalah Teknik STOP, yaitu berhenti sejenak, ambil nafas dalam, amati sensasi pada tubuh, perasaan, pikiran, dan lingkungan, dan selessai kemudian lanjutkan kembali aktivitas yang akan dilakukan.
- Kompetensi 5 KSE berdasarkan kesadaran penuh akan menciptakan kesejahteraan psikologis atau yang disebut dengan well-being.
- Implementasi pembelajaran sosial dan emosional dapat dilakukan dengan pembelajaran secara eksplisit dan terintegrasi dalam kurikulum ademik
- Pembelajaran sosial dan emosional dapat dilaksanakan dengan baik jika dilaksanakan secara kolaboratif yaitu di dalam kelas, sekolah, dan juga dalam keluarga serta komunitas dan Pembelajaran sosial dan emosional pada pendidik dan tenaga kependidikan dapat diperkuat dengan menjadi teladan, belajar, dam berkolaborasi.