“Jangan buang sampah sembarangan.”
Siapa yang tidak tau kalimat itu? Tapi sekarang, mulailah berpikir untuk menggantinya dengan :
“Jangan buang sampah.”
Ya, sampah jangan dibuang tapi mari dikelola. Bagaimana? Tentunya dengan 3R.
Leaflet ini menyajikan informasi mengenai praktik pengelolaan sampah dengan 3R berbasis masyarakat di Kab Pati.
Pengelolaan sampah permukiman meliputi :
1. Pengelolaan sampah padat non organic
2. Pengelolaan sampah padat organic
3. Pengelolaan air limbah domestik permukiman
Nah, berikut uraiannya, satu-satu.
1. Pengelolaan sampah padat non organic
Dimulai dari nasabah menyetorkan sampahnya ke bank sampah. Sampah yeng disetor harus yang sudah dipilah sesuai jenisnya. Sampah lalu ditimbang, dicatat oleh pengurus bank sampah. Ketika gudang sudah penuh, pengepul diundang untuk mengangkut sampah dengan harga tertentu.
2. Pengelolaan sampah padat organic
Sampah organik umumnya berasal dari daun dan pekarangan. Di Pati, pengelolaan sampah dapur didukung dengan alat bernama biometagreen untuk menjadi energy.
Sampah daun dicacah terlebih dahulu dengan mesin pencacah. Lalu daun cacahan dicampuri bekatul dan pupuk kandang serta disirami larutan tetes tebu dan EM4. Pencampurannya harus dipastikan merata dan menghasilkan adonan yang becek (tidak kering tidak basah). Adonan kemudian disimpan di ruangan, ditutup plastik untuk menjaga suhu hangatnya sekitar 40 derajat. Kurang lebih seminggu kemudian, kompos sudah dapat digunakan.
Selain itu, KMPL Seroja juga membuat briket bio arang. Prosesnya juga sederhana. Sampah daun dihanguskan di dalam drum. Kemudian dihaluskan dengan mesin selepan kopi. Tepung arang yang dihasilkan lalu dicampuri adonan tepung kanji hingga merata. Lalu dicetak menggunakan mesin pencetak. Dan jadilah briket bio arang.
Terakhir, tentang pengelolaan air limbah domestic, pemda memfasilitasi permukiman tertentu dengan sarana berupa Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestic permukiman. Salah satunya bias dijumpai di Perumahan Kutoharjo Permai RW 8, persis di sebelah gedung bank sampah.
IPAL ini menggunakan teknologi sederhana yaitu penyaringan dengan material dan mengolah air buangan dari setidaknya 50 rumah tangga sekitar lokasi. Air olahan dimanfaatkan untuk pemeliharaan tanaman-tanaman di sekitar lokasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H