Mohon tunggu...
Ichsan Yudha Pratama
Ichsan Yudha Pratama Mohon Tunggu... Terminal Operation Shell Indonesia -

Blogger since 2010 at http://eightsun.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Memperbaiki Hidup Dimulai dari Mengubah Gaya Hidup

31 Oktober 2017   09:46 Diperbarui: 31 Oktober 2017   09:55 1282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup di era modern seperti ini menuntut manusia untuk terus dan terus berkembang. Salah satu hal yang paling dekat dengan kita adalah gaya hidup. Saya sendiri mengamati setiap proses perubahan saya mulai dari seorang mahasiswa perantauan hingga menjadi seorang karyawan di perusahaan migas swasta.

Dalam proses yang kurang lebih 7 tahun ini, saya pun mencoba memperhatikan orang-orang disekitar saya. Terutama dalam hal gaya hidup. Banyak sekali rekan-rekan semasa kuliah dulu, yang kini sudah bekerja di perusahaan yang cukup ternama, namun sering kali sempat menghubungi saya untuk meminjam uang dengan alasan ini itu, padahal jika dipikir-pikir, gaji yang diperolehnya lebih banyak dari pada gaji yang saya terima setiap bulannya.

Belum lagi dengan status dia sudah bersuami, yang mana tentu ibarat gunung, dia memiliki lebih dari satu mata air untuk membasahi persawahan yang begitu luasnya. Hal ini berbeda dengan saya yang hanya mengandalkan satu mata pencaharian sebagai sumber pemasukan.

Dan setelah saya amati tentang rekan saya ini, pada akhirnya saya pun mengerti bahwa permasalahan yang dimiliki hanyalah tentang gaya hidup.

Berikut ini adalah hal-hal yang saya lakukan, untuk membuat saya tetap hidup tenang, mengkosumsi sesuatu hal yang memang benar saya butuhkan bukan saya inginkan.

Gadget

Organize device by Vadim Sherbakov
Organize device by Vadim Sherbakov
Hidup di era teknologi sering kali memaksa kita untuk terus dan terus menjadi konsumen teknologi yang dimulai dari gadget. Bahkan, hanya karena perkembangan teknologi komunikasi dari 3G (3 Generation) ke 4G (4 Generation) memaksa kita untuk mengeluarkan uang yang tak sedikit.

Apalagi jika kita bicara mengenai penurunan harga barang setiap tahunnya. Gadget adalah barang yang memiliki penurunan barang paling drastis setiap tahunnya. Saya sendiri, pernah membeli suatu kamera action cam yang dulu saya beli seharga 5,4jt namun kini harganya di pasar barang second, hanya sekitar 1,5jt rupiah. Meski hanya dalam tempo satu tahun, penurunan harga dari gadget tersebut nyatanya sangat membuat menyesal. 

Sehingga, ketika Anda memilih untuk membeli suatu gadget, pastikan dahulu bahwa gadget tersebut akan Anda gunakan dalam tempo jangka panjang. Untuk melakukan cara ini, maka yang Anda perlu lakukan ketika akan membeli gadget, pastikan Anda membeli teknologi yang paling baru.

Untuk saya sendiri selalu ngiler, ketika muncul gadget dengan teknologi terbaru. Entah karena fitur sensor, sistem operasi yang digunakan, kualitas kamera dan lain sebagainya.

Mungkin, untuk kasus ini alasan mengganti gadget banyak dikarenakan para penyedia layanan operator jaringan banyak memberikan bonus kuota bagi para pengguna smartphone 4G, hal ini sebenarnya punya nilai market tersendiri bagi perusahaan dalam hal mengumpulkan modal dalam mengembangkan infrastruktur.

Itu hal yang tidak banyak orang ketahui. Bahwa para pengguna hanya dijadikan sebagai korban pengembangan infrastuktur jaringan.

Beruntungnya, operator jaringan XL dalam hal memberikan layanan komunikasi, tidak membatasi hanya untuk pengguna 4G saja. Layanan kuota melimpah yang diberikan dapat digunakan dalam jaringan 3G dan juga 4G. Sebagai konsumen, hal inilah yang harus kita ketahui, operator mana yang bisa memberikan layanan tanpa harus memaksa para penggunanya menjadi sosok kosumtif terhadap perbaharuan gadget.

Liburan

Traveling by Jay Cee
Traveling by Jay Cee
Memiliki feed instagram yang 'kece' penuh dengan foto-foto tempat-tempat yang aduhai, nyatanya bisa membuat kelas Anda semakin berbeda di kalangan para pengikut media sosial Anda. Hal ini yang sering mamaksa sebagian orang untuk terus dan terus melakukan liburan atau tamasya, yang mana untuk melakukan hal ini pasti tidak butuh dana yang sedikit.

Bukan hanya soal biaya tranportasi, biaya akomodasi pun bisa membengkak meski kita sudah mengatur dengan sedemikian rupa. Hanya karena ingin dibilang up-to-date membuat kita ingin terus eksis di media sosial agar sekedar mendapatkan 'love' dari para pengikut di Instagram.

Untuk kebutuhan ini, haruslah disikapi secara bijak, karena liburan bagi para pekerja pada umumnya, merupakan kegiatan yang hanya sesekali diambil untuk membuat "Work-life-balance" dalam hidupnya.

Karena hidup harus seimbang, karena bekerja merupakan kegiatan utama sebagai sumber penghasilan, sesekali berlibur dapat membangkitkan semangat untuk bekerja. Tentu logika ini hanya sampai dibalik.

Karena ketika Anda memutuskan untuk meluangkan waktu untuk berlibur dalam waktu yang cukup sering, hal ini akan mengganggu kestabilan ekonomi Anda. Dan ingat, ketika Anda bukanlah jurnalis atau wartawan bidang 'traveling' tak perlu bernafsu untuk mengisi feed instagram Anda dengan foto-foto tempat wisata.

Para wartawan atau jurnalis tersebut melakukan hal itu, karena memang itu adalah pekerjaan mereka, berbeda dengan Anda.

Kendaraan

Image by why kei
Image by why kei
Untuk masalah ini, saya pun teringat dengan seorang rekan kerja yang karena gengsi akhirnya memutuskan membeli mobil secara kredit. Hal mengenaskan yang didapatkan olehnya selanjutnya adalah selalu mencari pinjaman dana pada pertengahan bulan. Yang mana dia meminjam pun ke teman-teman dalam kantor yang sama.

Dan parahnya lagi sering sekali teman lainnya mengeluh "Ya kali gaji gua buat minjemin dia terus?" Mungkin ini adalah sedikit gambaran bahwa keputusan memiliki sesuatu karena dorongan gengsi ternyata hanya membawa masalah baru yang semakin rumit dalam hidup.

Padahal banyak sekali orang di luar sana yang masih bisa bersyukur hanya memiliki kendaraan sebuah sepeda atau motor. Memiliki sesuatu barang karena faktor keinginan, hanya membawa permasalahan baru dalam hidup kita.

Kesimpulan

Memiliki hidup yang jauh dari masalah nyatanya tidak mungkin. Karena sebagai makhluk bernyawa, adalah kodrat manusia untuk selalu berada dalam masalah. Namun yang kita bisa lakukan adalah, apakah permasalahan itu akan kita buat besar, komplikasi ataukah kita menghindari atau memperkecil resiko masalah yang akan kita hadapi.

Membeli karena butuh merupakan alasan untuk menghindari permasalahan yang komplikasi. Karena jika kita membeli karena ingin, pesawat luar angkasa pun sepertinya ingin kita miliki.

Happy Reading!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun