Mohon tunggu...
Erman Hubu
Erman Hubu Mohon Tunggu... Guru - Guru

Petualang literasi dan media sosial, penikmat puisi dan syair-syair inspiratif, belajar menulis...

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Menjadi ASN yang Profesional dan Berintegritas, Hindari 11 Penyakit Ini!

12 Juni 2022   23:23 Diperbarui: 15 Juni 2022   04:00 2383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apel ASN Pemda Kabupaten Bandung Pascalibur lebaran 2022. Foto: Kompas.com/M. Elgana Mubarokah

Seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) dibawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Boalemo mengikuti pembinaan ASN pada hari, kamis (09/06/2022) yang bertempat di Aula Kemenag Boalemo. Materi pembinaan yang diberikan masing-masing disampaikan oleh Kepala Kantor Kemenag, Boalemo Dr. Sabara Karim Ngou yang membawakan materi ASN Yang Professional dan Berintegritas, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Gorontalo, Dr Syafrudin Baderung yang membawakan materi Penguatan Moderasi Beragama bagi ASN , dan terakhir dari Kepala Kejaksanaan Negeri Boalemo, Ahmad Muchlis, S.H.,M.H yang membawakan materi tentang Pencegahan Perilaku Korupsi di kalangan ASN.

Dari beberapa yang materi yang disampaikan pada pembinaan ASN Kemenag tersebut, yang sangat menarik untuk dibahas adalah materi yang berkenaan dengan ASN professional dan berintegritas. Karena profesionalitas dan integritas akan membawa seorang ASN memiliki kecerdasan yang paripurna. 

Kecerdasannya bukan hanya secara intelektual, namun juga memiliki kecerdasan spiritual dan emosional. Tentunya include bagi ASN yang diharapkan untuk memiliki sikap moderasi dalam bersosialisasi, berinteraksi dengan semua suku, jenis agama, multi kalangan, dan bahkan pula tentang mencegah serta menghindari perilaku korupsi, kolusi dan nepotisme.

Koleksi pribadi
Koleksi pribadi

Mengambil intisari dari materi yang disampaikan oleh Dr Sabara Karim Ngou  tentang bagaimana seharusnya sikap seroang ASN memiliki jiwa profesionalitas dan integritas dalam melaksanakan semua tupoksinya, menjalani kehidupan sosialnya, maka ada 11 penyakit yang harus dihindari (bahkan harus dibasmi) oleh ASN. Karena 11 penyakit ini akan sangat berbahaya jika menggurita secara permanen (Penyakit Kronis) di tubuh bahkan pikiran seorang ASN. Ke-11 penyakit itu adalah :

1. AIDS ( Alpa, Izin, Dikit-dikit Sakit) 

Secara medis jenis penyakit ini adalah penyakit yang paling berbahaya dengan nyawa manusia, dan sampai dengan saat ini belum ada obatnya untuk menyembuhkan secara total jika ada yang kena jenis penyakit ini. Jika dikaitkan dengan kinerja ASN, maka AIDS ini juga adalah jenis penyakit yang bisa mengurangi keprofesionalan dan integritas ASN. 

Bisa dibayangkan jika ASN yang memiliki tanggung jawab besar terhadap ketuntasan tupoksinya, namun sering-sering alpa (Tidak Masuk Kerja Tanpa Keterangan), giliran hadir di tempat kerja tiba tiba minta izin cepat pulang karena ada urusan keluarga, ada urusan penting (macam-macam alasan). Bahkan alasan sakit pun akan menjadi alasan mujarab (Padahal sakitnya bukan sakit betulan, hanya dibuat-buat) untuk tidak masuk kerja. 

Jika demikian perilaku ASN, bisa dipastikan kualitas kinerja tidak akan terwujud. Dan target efektif dalam penyelesaian pekerjaan yang diamanahkan kepada ASN tersebut akan terbengkalai, yang efeknya tentu akan berimplikasi pada kemaslahatan banyak orang dan kondisi buruknya layanan public. 

Fatal lagi, jika ASN itu seorang Guru (Pendidik), dan lebih banyak tidak masuk kelas (mengajar), bagaimana nantinya keadaan peserta didiknya (siswa). Sehingga AIDS yang secara medis professional adalah penyakit berbahaya dan harus dihindari, maka demikian juga dengan ASN, harus tegas dan konsisten untuk tidak kena penyakit AIDS ( Alpa, Izin, Dikit-dikit Sakit), dan tentunya efek positifnya ASN bisa menjalankan tupoksinya dengan baik dan tuntas. 

Melakukan suatu tanggung jawab pekerjaan semestinya dipatrikan untuk memberi manfaat tidak hanya pada diri sendiri, namun juga memberikan manfaat kepada banyak orang. Seperti halnya yang diungkap oleh motivator Merry Riana " Bekerja bukan hanya untuk mencari materi. Bekerja adalah bermanfaat bagi orang banyak".

2. ASMA (Asal Mengisi Absen)

Asma dalam isitilah medis adalah penyakit kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan sesak akibat peradangan dan penyempitan pada saluran napas. Dalam mobilitas tubuh manusia, tentunya penyakit asma bisa menganggu energy mobilitas manusia itu sendiri. 

Demikian juga jika ASMA (Asal Mengisi Absen) ini menggorogoti kinerja seorang ASN. Asumsinya jika ASN hanya sekadar mengisi absen, dan kemudian tidak memenuhi tanggung jawab tupoksinya dengan baik maka berarti tidak ada hasil kinerja yang bisa diharapkan. Menurut pendapat Hasibuan (dalam Supriadi 2013) :

"kinerja pegawai dapat dikatakan baik atau dapat dinilai dari beberapa hal, salah satunya adalah kesetiaan. Dimana seorang pegawai dikatakan memiliki kesetiaan jika ia melakukan tugasnya secara sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab terhadap amanah yang diberikan organisasi".

Apa yang diutarakan oleh Hasibuan dapat dipersepsikan, bahwa kinerja seorang ASN letak kuncinya adalah pada dimensi kesungguhan dan tanggung jawab menunaikan amanah kinerjanya. JIka perilaku tanggung jawab itu menjadi konsisten dan komitmen hati, tidak akan ada tindakan asal mengisi absen. 

Buat apa absensi kehadiran 100%, tapi diakhirnya kinerja buruk. Yang dibutuhkan terhadap ASN bukan hanya sekadar ada, tapi bagaimana ia Menjadi bernilai dari keberadaannya itu. Nilai itu adalah tanggung jawab dalam menunaikan tupoksi yang diembannya.

3. BATUK (Banyak Ngantuk)

Dalam istilah medis batuk adalah refleks tubuh yang muncul saat saluran pernapasan atau tenggorokan mengalami iritasi akibat infeksi bakteri atau virus. Jika seseorang keseringan mengalami batuk, tentunya selain mengganggu berarti ada gejala sakit kronis berbahaya yang menimpa orang tersebut, seperti sakit paru-paru, covid 19 dll. Dikaitkan dengan kinerja ASN tentang penyakit batuk (Banyak Ngantuk) ini juga sama bahayanya dengan penyakit batuk dalam konsep medis. 

Kalau ASN banyak ngantuknya dijam kerja, berarti hal tersebut identik dengan kemalasan, energitas semangat tidak total. Perilaku ngantuk adalah manusiawi jika itu terjadi, kalau rasa ngantuk terjadi disaat seharusnya masuk pada jam tidur/istirahat. 

Yang tidak normative jika ngantuk tersebut terjadi justru disaat jam-jam kerja. Fatalnya jika ASN membiasakan dirinya ngantuk (tidur) dijam jam seharusnya melaksanakan tupoksinya. Bila dibiasakan, sudah pasti kemalasan telah menggorogotinya dan berharap hasil kinerja yang efektif itu tidak akan terjadi. Mario Teguh dalam kalimatnya menyatakan tentang bagaimana orang yang pemalas :

"Sesungguhnya pemalas sangat rajin menggagalkan dirinya sendiri, dan bergembira melakukan hal-hal yang tidak berguna."

Mengatasi hal ini, tidak hanya sekadar mengatakan "jangan mengantuk/tidur dijam kerja" tetapi seorang ASN yang memiliki komitmen dalam ketuntasan kinerjanya harus mengatur pola (Jam) tidur atau istirahat, pun termauk pola makan. 

Jika sudah masuk waktu tidur, seharusnya tidur dan tidak melakukan aktifitas yang mengganggu jam tidur atau istirahat. Dalam tinjauan kesehatan, setiap manusia harus wajib memenuhi jam tidurnya itu 8 jam. 8 jam adalah kesempatan bagi seluruh otot dan sel tubuh melakukan relaksasi setelah seharian digunakan untuk beraktifitas. Kalau hal ini dilakukan, maka mobilitas tubuh akan sehat dan berenergi, rasa ngantuk atau malas enggan untuk mendekat.

 4. FLU (Facebookan Melulu)

Flu atau influenza secara medis adalah infeksi virus yang menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Seseorang jika menderita flu akan mengalami demam, sakit kepala, pilek, hidung tersumbat, serta batuk. Flu (Facebookan Melulu) untuk ASN, gejala yang dialami tidaklah seperti sakit flu biasanya, tetapi efek bagi factor kinerja ASN bisa menimbukan kemudharatan. 

Semestinya ASN menjalankan tanggung jawab tupoksinya, namun malah lebih banyak menggunakan waktunya di media social seperti Facebook. Kondisi ini tidaklah elok bagi seorang ASN yang setiap bulan menerima upah/gaji sesuai standar perundang-undangan berlaku, tetapi hasil kinerja tidak bisa diharapkan karena waktu bekerjanya hanya digunakan di media social (Facebook).

5. GINJAL (Gaji Ingin Naik Tapi Kerja Lambat)

Pada tanggal 17 Maret 2022 organisasi Sehat Negeriku melansir sebuah berita yang dimuat di laman website Sehat Negeriku. Di laman website tersebut memberitakan bahwa pnyakit ginjal menjadi penyebab kematian ke-10 di Indonesia dengan jumlah kematian lebih dari 42 ribu pertahun.

 Dalam konteks kinerja ASN, penyakit Ginjal (Gaji Ingin Naik Tapi Kerja Lambat) memang tidak akan menyebabkan kematian sebagaimana penyakit ginjal dalam tinjauan medis. Namun ketika ASN mengalami penyakit ginjal (Gaji Ingin Naik Tapi Kerja Lambat), maka hal ini menambah daftar panjang kinerja buruk ASN. Apa yang bisa diharapkan dari seorang ASN jika hanya memikirkan kenaikan gaji sementara tidak dibarengi dengan ketepatan, kecepatan kinerja. 

Dalam konteks produktifitas suatu perusahaan komersil tentunya kondisi demikian justru akan mendatangkan kerugian signifikan. Sejatinya perbaiki kualitas kinerja, maka tanpa diminta gaji atau upah akan mengikuti level kualitas kinerja tersebut.

6. KURAP (Kurang Rapi)

Secara medis kurap adalah infeksi jamur pada kulit yang menimbulkan ruam melingkar berwarna merah. Seseorang jika terkena kurap pasti tidak akan percaya diri, bahkan pula terganggu dalam melaksanakan aktifitasnya. Demikian halnya dengan kondisi ASN yang mengalami penyakit Kurap (Kurang Rapi). 

Hal ini akan memberikan citra kurang baik bagi ASN itu sendiri. Konteks rapi bukan berarti harus dengan balutan busana atau pakaian yang mahal, sepatu yang bermerek elit. Tetapi rapi yang dimaksud adalah performance yang elegan, berkarakter serta bagi yang melihatnya merasa nyaman dan suka. 

Harus diingat ASN adalah pelayan public, tentunya akan menjadi pusat perhatian bagi siapapun. Kalau ASN dengan tampilan auranya kusut, tidak rapi pasti dalam bekerjanya pun akan kurang bersemangat, dan enggan untuk melakukan sosialisasi apalagi interaksi dengan banyak orang.

7. KUDIS (Kurang Disiplin)

Dalam pengertian medis Kudis atau scabies adalah penyakit kulit yang gatal yang disebabkan oleh tungau kecil Sarcoptes scabiei, dan menyebabkan gatal yang parah. Sama halnya dengan penyakit kurap, kudis juga memberikan dampak kurang baik bagi yang mengalaminya. 

Pada konteks kinerja ASN Kudis (Kurang Disiplin) adalah factor yang bisa membuat orang tidak akan sukses dengan apa yang dilakukannya. Kedisiplinan yang tertanam sejak dini akan memberikan nutrisi signifikan terhadap apa dan target yang akan dihasilkan. 

Dengan disiplin, kita bisa tepat waktu, kita bisa mengatur semua apapun dengan maksimal dan proporsional, kita bisa akurat dalam menentukan target hasil pekerjaan yang diinginkan, kita bisa memiliki waktu yang produktif, kita pun sehat dan nyaman. Kedisiplinan akan mengantarkan kita pada jalan kesuksesan yang gemilang.

8. KRAM (Kurang Terampil)

Secara medis kram sering terjadi pada bagian otot otot tubuh manusia. Dan bagi yang mengalaminya, kram bisa menimbulkan rasa sakit dan tidak bisa memfungsikan otot otot tubuh sebagaimana biasanya.  Bagi ASN yang mengalami penyakit Kram (Kurang Terampil) bisa menghasilkan nilai produktifitas kerja yang kurang baik. Sistem kerja yang dilakoninya hanya menunggu perintah saja. Pekerjaan yang dilakukan tergantung dari apa yang diperintahkan kepadanya. 

Tidak ada jiwa inovatif dan kreatifitas yang dibuat disetiap tupoksi yang dilakukan. Jika tidak diperintah, maka orang tersebut tidak bergerak melakukan pekerjaannya. Yang demikian ini, pekerjaannya hanya menjalankan rutinitas saja, yang penting hadir setiap hari. 

Jam kerja jika tidak ada perintah, maka digunakan waktunya untuk jalan-jalan ke mall, ngopi di warung kopi, tidur, bahkan bisa jadi pulang kerumah saja sambil menunggu batas waktu jam kerja, dan kembali ke tempat kerja hanya sekadar untuk isi absen pulang.

9. KUTIL (Kurang Teliti)   

Dalam pengertian medis Kutil adalah pertumbuhan kecil dengan tekstur kasar yang dapat muncul di bagian tubuh mana saja. Bentuknya dapat menyerupai lepuh padat atau kembang kol kecil. Kutil telah jadi penyakit yang muncul sejak lama. 

Meskipun kutil umumnya tidak berbahaya, kutil dapat mengganggu penampilan, merasa tidak percaya diri, dan menular. Selain itu, kutil juga bisa menyakitkan. Bagi ASN yang mengalami penyakit Kutil (Kurang Teliti) bisa berdampak pada kualitas hasil kinerja. Ketelitian bagian terpenting dalam melakukan pekerjaan apapun. 

Ketelitian merupakan kemaslahatan hasil pekerjaan. Jika suatu pekerjaan tidak dikerjakan secara teliti, dampak signifikan yang terjadi adalah kerusakan bahkan bisa kehancuran dan kematian. Misalnya seorang arsitek yang membangun suatu bangunan, jika tidak teliti dalam melakukan perhitungan teknis struktur bangunannya, maka bangunan itu bisa roboh. 

Seorang dokter yang kurang teliti dalam meramu racikan obat yang akan diberikan pada pasiennya, bisa mengakibatkan pasien itu tambah sakit bahkan meregang nyawa. Maka ketelitian sangat diperlukan bagi ASN dalam menjalani tupoksinya.

10. PANU (Piket Asal Nulis) 

Sama halnya dengan Kurap, Kudis, penyakit panu merupakan jenis penyakit kulit yang dampaknya kurang baik jika dialami oleh seseorang. Demikian juga dengan ASN yang kena penyakit Panu (Piket Asal Nulis). Dampak negatifnya bisa mempengaruhi kualitas kinerja ASN. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata Piket adalah kelompok atau regu yang melakukan tugas jaga siang atau malam hari (biasanya dalam kesatuan militer, rumah sakit, kantor, dan sebagainya). Dari definsi KBBI tentang piket, maka bisa disimpulkan bahwa tugas piket adalah perangkat penting dalam Standar Operasional Prosedur (POS) suatu pekerjaan atau tugas. 

Piket merupakan bukti otentik terhadap semua histori aktifitas yang dilakukan oleh pegawai/karyawan dalam suatu pekerjaan. Jika kemudan petugas piket tidak bekerja sesuai dengan substansi piket sebenarnya, maka dampaknya bisa terjadi kekacauan, dan kekisruhan antar sesama pegawai/karyawan. Dan banyak hal dampak buruk yang bisa terjadi, jika piket tidak professional dalam menjalankan tugasnya.

11. MAAG (Makan Gaji Buta)

Penyakit maag atau istilah medisnya disebut dengan dispepsia adalah rasa nyeri dan tidak nyaman pada lambung yang disebabkan oleh sejumlah kondisi. Bagi seseorang yang kena penyakit maag, tentunya akan menyebabkan gangguan pencernaan dalam mobilitas tubuhnya. 

JIka itu dikaitkan dengan kondisi kinerja ASN yang juga bisa kena penyakit Maag (Makan Gaji Buta) maka kondisinya tidak jauh berbeda dampaknya dengan penyakit maag secara medis. 

Dampak buruk bagi ASN yang kegandrungan makan gaji buta adalah tidak komitmen serta amanah dalam menjalankan tupoksinya. Tupoksi yang dilakukannya hanya sekadar memenuhi administrasi formal saja, tidak peduli tentang bagaimana hasil, kualitas yang dikerjakan.

Fatalnya nilai suatu pekerjaan bisa diakali dengan bukti administrasi yang tertera di lembaran-lembaran kertas. Padahal pekerjaan itu tidak dilaksanakan, asalkan ada bukti absen, jurnal kerja harian yang dibuat.

Sebagai ASN yang dituntut secara normative harus professional dan berintegritas, maka merupakan keniscayaan untuk tidak mengalami 11 jenis penyakit tersebut. Menjadi pedoman penting bagi ASN  bahwa  pekerjaan itu adalah amanah dan tanggung jawab  yang berhubungan erat dengan ibadah dan ketaqwaan kepada Tuhan Maha Penguasa. 

Jika tidak ditunaikan dengan baik, maka itulah kualitas ibadah dan ketaqwaan kita. Dan efek yang akan ditimbulkan adalah 11 penyakit yang sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Secara administrative Tupoksi ASN pun telah diatur dalam PP nomor 94  Tahun 2021 yang memuat tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Taat pada aturan tersebut menjadi representative bagi ASN dalam melakoni pekerjaannya dengan penuh amanah dan tanggung jawab. (erh).    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun