Mohon tunggu...
Melihatketimur
Melihatketimur Mohon Tunggu... Human Resources - Adalah pergerakan mencerdakan kehidupan bangsa

Sebagian Hidup Adalah pengabdian

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nerigo, Suku Terlupakan

21 Februari 2020   09:43 Diperbarui: 21 Februari 2020   10:11 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu Pola Budaya Masyarakat Sorong Selatan dalam mempersiapkan Sebuah kawasan untuk Area Konservasi | Dok. Melihatketimur

Dari sebuah perumpamaan, kita hanya sanggup mengingat ia merupakan orang pertama mendaratkan dirinya ke tanah Papua. 

Namun, kita tidak pernah mengingat siapa orang kedua, ketiga dan seterusnya mendaratkan diri ke papua, sebegitu pula sebuah sejarah, tidak tetap dan akan terbukti dari waktu ke waktu. Perlahan strip dokumen sejarah Sorong Selatan, Papua Barat mulai tidak dibaca kembali. 

Seperti halnya sejarah besar tentang pendaratan Lus Vaz de Torres ke Papua dari Australia. Pendaratan terjadi pada alur laut. Ini juga menjadi kisah kemaritiman penting dalam peradapan Kabupaten tersebut. Artikel ini tentang pendarat suku asli di Sorong Selatan. melalui gambaran sejarah singkat suku besar Nerigo dari Kampung Yahadian Distrik Kais, sehingga lahir beberapa suku dan sub suku di Kabupaten Sorong Selatan.  

Suku Nerigo merupakan salah satu suku besar di Kabupaten Sorong Selatan yang meliputi 2 (dua) kampung, Yaitu : kampung Mugim dan  Yahadian berdasarkan hasil penelitian dari Dr. K. W. Galis dalam bukunya yang berjudul " Nieuw Guinea Studien" halaman 138 dan 139 nomor urut 25, April 1960.

Pada zaman dahulu, Marga Yaben belum ada, yaitu Marga Regoy (Salah satu marga yang mempunyai penduduk yang paling besar di Sorong Selatan, kemudian marga yang ke 2 (dua) ialah Marga Genuny yang penduduk lebih kecil dari pada Marga Regoy. kemudian ada 2 (dua) marga yang jiwa penduduknya sangat kecil, yaitu Marga Mitobawar, Marga Ginuny tinggal di Kapartutin salah satu tempat di Fak Fak dan Marga Regoi yang tinggal di Tiba-Tiba Nanam-Teluk Rumbati.

Pada zaman dahulu kala, diketahui Teluk Bintuni merupakan salah sungai kecil dari salah satu sungai di Papua bagian barat. Sungai Bintuni merupakan jalur transportasi yang digunakan oleh seluruh masyarakat, termasuk suku besar Nerigo.

Berawal dari perjalanan Panglima perang besar Worai Regoi dengan pasukan tempurnya menyeberang sungai Bintuni dengan melewati batang kayu besi besar yang roboh, yang pohonnya di Daerah Fak Fak dan ujungnya di sebelah ke sungai kamundan. 

Panglima Regoy dan rakyat berjalan kaki sampai tiba di Sungai Kamundan, melewati kayu-kayu Besi menyeberang dan turun di Tanjung Lampu di Daerah Isogo Kokoda, masuk hutan turun gunung sampai suatu waktu, tiba di Telaga Kekeau di dekat kampung Bedare dan mereka tinggal Bersama marga asli yang sudah ada disitu.

Kemudian pada suatu waktu yang bersama datanglah musim penghujan besar dan air di Telaga Kekeau naik membuat rumah-rumah penduduk hancur dan tenggelam oleh sapuan luapan air tersebut. 

Setelah semuah harta benda terbawa luapan air tersebut, mereka naik perahu yang memakai rumah dan semua hanyut turun sampai di Muara sungai Metamani dan tinggal di kampung lama yang bernama Sapui. Marga lain yang ikut Bersama marga regoy adalah marga Abago dan Saimar (sekarang berdiam di Distrik Kampung Baru Kais)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun