Yang menjadi faktor utama penyebab perceraian ialah pertengkaran karena jumlahnya mencapai 284.169 kasus, berikutnya ialah faktor ekonomi sebanyak 110.939 kasus, kemudian kekerasan dalam rumah tangga sebanyak 4.972 kasus dan faktor meninggalkan pasangan sebanyak 39.359 kasus.Â
Sementara itu, penyebab mengapa anak-anak mengalami kondisi psikologis yang signifikan karena mereka sering kali merasa takut, cemas, dan khawatir terhadap kehidupan setelah orangtua mereka berpisah. Sebab setelah berpisah dan mempunyai kehidupan masing-masing, orangtua perlahan sudah tidak lagi memberikan kasih sayang dan perhatian terhadap anaknya.
Selain itu tidak sedikit dari mereka yang mendapat ejekan dan celaan dari temannya ataupun tetangganya akibat orangtuanya berpisah. Seringkali lingkungan membuat mental mereka menjadi down karena ucapan-ucapan yang tidak pantas dan menyakitkan. Banyak sekali cemoohan dari lingkungan sekitar seperti di ejek tidak mempunyai ayah atau ibu lagi, keluarganya tidak utuh, dan ketika salah satu dari orangtua nya menikah lagi, mereka selalu di cemooh karena mempunyai ibu atau ayah baru.Â
Hal tersebut membuat anak menjadi sedih dan tersinggung, bagaimana tidak, mereka yang harus kuat dan tegar dalam menghadapi hidupnya setelah orangtua berpisah, alih-alih di kuatkan dan diberi semangat, justru mendapatkan berbagai hinaan dari lingkungan sekitar. Hinaan serta celaan yang seperti itu yang mebuat mental anak menjadi turun, mudah sedih, selalu cemas dan mudah tersinggung. Perlu dipahami bagi orangtua yang telah bercerai, yang sudah tidak satu atap lagi dan yang jarang sekali bertemu dengan buah hatinya. Bahwasanya tidak tinggal bersama bukan berarti putus hubungan dengan anak, karena sampai kapanpun juga anak adalah darah daging mereka sendiri.Â
Dengan menjaga kedekatan dengan anak seperti selalu menanyakan bagaimana kabar setiap harinya, menanyakan apakah sudah sholat, sudah makan atau belum, mereka akan senang karena selalu di perhatikan. Memantau perilaku anak disekolah, dengan selalu mendapat laporan dari guru tentang bagaimana perilaku anaknya disekolah dan apakah ia mendapat perilaku yang tidak pantas dari teman-temannya. Menjadi pendengar yang baik bagi anak remaja dengan mendengarkan curhatannya dapat membantu untuk mengurnagi stress dan cemas pada anak.Â
Sementara itu, lingkungan anak dengan orangtua bercerai harus memahami kondisi, menjaga perkataan dan selalu memberi dukungan serta semangat. Masyarakat atau lingkungan sekitar harus selalu menyemangati dan meyakinkan anak bahwasanya dengan orangtua bercerai bukanlah akhir dari segalanya, mereka akan tetap mempunyai kedua orangtua yang selalu ada meskipun kondisinya sudah berbeda. Kemudian untuk orang-orang yang sudah terlanjur menghina anak broken home.
Sehingga mental anak turun, maka perlu diedukasi atau diberi pengarahan agar tindakannya tidak semakin parah. Berdasarkan masalah yang dialami oleh anak-anak broken home setelah orangtuanya bercerai, banyak dari mereka yang mentalnya turun, yang mana sebelumnya adalah anak yang ceria kemudian menjadi pendiam dan juga menghadapi berbagai hinaan dari lingkungan sekitar, perlu dipahami bagi orangtua yang telah cerai, bahwasanya selalu ada untuk mereka dengan selalu memperhatikannya dan selalu menanyakan kabarnya adalah hal yang paling bahagia karena mereka merindukan masa dimana keluarganya masih utuh dan baik-baik saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H