Mohon tunggu...
Egy Jagom
Egy Jagom Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Antara dia dan Dia😁

Hidupkan imajinasimu, Imajinasikan hidupmu.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

'Ordo Pasutri' dalam Agama Katolik? Apa Benar Ada?

4 Mei 2022   15:38 Diperbarui: 11 Mei 2022   23:48 1089
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada umumnya bagi orang yang beragama Katolik atau agama lain yang mengenal tentang hidup bakti dalam agama Katolik, pasti akan merasa heran dengan seribu pertanyaan saat membaca judul tulisan ini. Sambil mengerutkan dahi, pasti dalam pikirannya muncul pertanyaan: Apakah 'Ordo Pasutri' benar ada dalam agama Katolik? Apakah itu ordo baru? Jika ordo baru, kapan didirikan dan siapa pendirinya? Seperti apakah 'Ordo Pasutri' dalam agama Katolik itu?

 Dalam agama Katolik, terkait panggilan hidup di dunia ini dikenal yang namanya hidup bakti yang disebut juga dengan hidup selibat atau vita consecrata, merupakan hidup yang dibaktikan secara khusus kepada Allah dengan menghidupkan nasihat-nasihat Injil yang didasarkan pada teladan Kristus. Berdasarkan bentuknya, secara garis besar hidup bakti dalam agama Katolik dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu tarekat hidup bakti dan serikat hidup kerasulan. Memang kedua kategori ini merupakan suatu kehidupan berkomunitas dalam persaudaraan yang erat untuk tujuan kerasulan, sebagaimana ciri khas dari hidup bakti itu sendiri. Namun keduanya memiliki perbedaan yang mendasar dari segi kaul, berkaul atau tidak berkaul. Maka berdasarkan kaul itu, serikat hidup kerasulan adalah kehidupan berkomunitas yang terdiri dari pria atau wanita yang tidak mengucapkan kaul. Untuk itu, anggota serikat hidup kerasulan menjalani hidup sesuai dengan kekhasannya dan diperbolehkan mempunyai harta benda pribadi sebagai hak miliknya masing-masing. Meskipun demikian, mereka tetap hidup dalam persaudaraan untuk tujuan kerasulan dengan menghayati nasihat-nasihat Injil, sehingga menjaga keseimbangan antara doa dan pelayanan aktif dalam dunia juga menjadi pusat perhatian setiap anggota serikat hidup kerasulan.

Sementara itu dari dua bentuk hidup bakti yang  dikategorikan berdasarkan kaul, tarekat hidup baktilah yang anggotanya mengucapkan kaul, yaitu kaul kemurnian, kemiskinan dan ketaatan, sehingga berbeda dengan serikat hidup kerasulan.Dalam tarekat hidup bakti itu pula, walaupun semua anggotanya mengucapkan ketiga kaul, tarekat hidup bakti memiliki berbagai macam tarekat bergantung pada anugerah-anugerah khusus yang ingin digeluti setiap tarekat yang kemudian menjadi semangat dan tujuan tarekat. Maka dari itu lebih spesifik lagi, dari pengkategorian berdasarkan kaul, tarekat hidup bakti dikelompokkan menjadi dua yang terdiri dari tarekat religius dan tarekat sekuler. Tarekat religius hanya beranggotakan biarawan/biarawati (imam, bruder dan suster) yang mengucapkan kaul publik. Para anggota tarekat ini hidup secara terpisah dengan dunia yang bukan berarti mereka tidak berelasi dengan orang-orang di luar tarekat, malah pelayanan kepada masyarakat secara umum menjadi tugas pokok mereka. Para anggota tarekat ini hidup secara berkomunitas dalam suatu rumah biara yang didirikan secara sah oleh otoritas yang berwenang berdasarkan konstitusi masing-masing tarekat serta mendapat persetujuan dari Uskup Diosesan setempat. Dan pada setiap rumah biara sekurang-kurangnya harus memiliki ruang doa, yang biasa dikenal dengan sebutan kapela, untuk menjalankan ibadat setiap hari terutama merayakan ekaristi secara bersama-sama oleh semua anggota rumah biara.

Bertolak dari tarekat religius yang hidup terpisah dari kehidupan dunia secara umum dan hidup dalam suatu komunitas, ada tarekat hidup bakti yang anggotanya berkaul namun tidak hidup dalam suatu komunitas tertentu seperti halnya tarekat religius, namun dalam suatu waktu tertentu secara teratur mereka berkumpul bersama. Para anggota tarekatnya disertakan dalam pengudusan dunia dengan hidup dan bekerja dalam dunia biasa, sendirian atau bersama keluarganya masing-masing. Mereka tidak mengubah statusnya masing-masing dalam kehidupan masyarakat, tetapi turut serta dalam tugas kerasulan seperti anggota tarekat hidup bakti dengan berkarya di tengah kehidupan manusia sesuai dengan statusnya.Dalam keberadaannya di tengah kehidupan masyarakat juga, mereka berkarya sesuai dengan konstitusi tarekat supaya tidak menyimpang dari ciri khas dan tujuan tarekat.

Lalu 'Ordo Pasutri' tergolong dalam tarekat mana? Dalam tarekat hidup bakti dikenal yang namanya ordo. Para anggotanya mengucapkan kaul meriah yang dilakukan dihadapan petugas resmi Gereja, sehingga yang berwenang untuk melepaskannya hanyalah seorang Paus. Ditinjau secara historis, ordo sudah ada sebelum konsili. Pada awalnya hanya berdiri satu ordo utama secara umum. Namun, dalam perkembangannya terjadi perkembangan yang menggolongkan ordo. Penggolongan itu disesuaikan yang mana yang termasuk tarekat religius dan tarekat sekuler, sehingga lahirnya istilah ordo pertama, ordo kedua dan ordo ketiga.Ordo ketiga ini tergolong tarekat sekuler sehingga disebut juga sebagai ordo sekuler. Para anggota ordo sekuler ini terdiri dari kaum awam berkaul yang tidak hidup secara berkomunitas. Ordo ketiga atau ordo sekuler ini didirikan untuk menjawabi kebutuhan kaum awam yang sudah menikah maupun belum menikah yang ingin hidup seperti biarawan-biarawati. Jadi, anggota ordo sekuler ini bisa terdiri dari pria yang sudah beristri atau wanita yang sudah bersuami. Untuk itu, 'Ordo Pasutri' sebenarnya tidak ada, namun hanya sebuah istilah bagi ordo sekuler yang terdiri dari pria atau wanita yang sudah menikah. Salah satu contoh ordo sekuler atau juga diistilahkan dengan 'Ordo Pasutri' ini ialah Ordo Fransiskan Sekuler (OFS) yang didirikan pada abad pertengahan oleh Santo Fransiskus dari Asisi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun