Mohon tunggu...
Egis L Ristia
Egis L Ristia Mohon Tunggu... -

Egis L Ristia hanya sekadar nama saya saja. Bukan nama anda. Nama itu terasa berharga dan berkesan untuk saya. Mungkin tidak bagi anda. Sama seperti halaman ini. Namun saya masih memiliki sedikit harapan agar halaman ini menjadi sedikit berkesan untuk anda. Bukankah media itu diciptakan untuk membuat isi dari media tersebut berkesan bagi khalayak dan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kisah dengan Hanoman

30 Mei 2010   07:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:52 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semesta memang tidak pernah berhenti menyanyikan persembahan nada ini, tetapi para pemain instrumen yang berbentuk haruslah berganti generasi, dengan rasa yang diwariskan generasi sebelumnya, diharapkan agar rasa itu kembali dirasai lain oleh generasi lain sehingga menimbulkan bahana dan nuansa lain yang baik.

Lukisan Trijata semakin usang, lantas suatu hari seorang pasangan muda-mudi menemukannya ditempat sampah di sebuah pasar barang antik, kemudian memungutnya. Kelak setelah lama menikah dan menjadi tua, mereka memajang lukisan itu di tengah rumah kemudian mereka gemar menatap lukisan usang Trijata sambil mengenang berbagai kisah mereka, kemudian terdengarlah oleh mereka alunan dawai yang dipetik, suara serluling, dan teriakan semesta yang membahana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun