Mohon tunggu...
Egie Anggara
Egie Anggara Mohon Tunggu... -

aku sanagat senang dengan pembaharuan tetapi yang beorientasi positif,menjadi diri sendiri lebih baik daripada mengekor pada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tangis dalam Rindu

17 Juni 2011   14:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:25 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com



Derasnya air tak mengubah……

Kemarau hati yang terasa…..

Menggores jiwa yang merindukan

Ada kenangan indah di dalamnya…..

Dia yang merenggut segalanya

Dariku dengan rayuan kata…..

Merelakan diriku untuk dirinya…..

Menggores hati dengan kelembutan…..

Rasa sesal menelanjangi tubuh

Dan assa untuk percaya……

Ternyata, dia pengelana…..

Kasih dimanakah engkau…..

Ternyata ku sandarkan hati ini

Pada batang rumput yang melambai

Tak mengenal tapi ada……..

Dengan cantik untuk menikam.

Sinopsis : Penulis merasa prihatin dengan perkembangan pergaulan generasi muda sekarang ini dimana moral dan etika di jadikan dongeng orang tua, yang terdengar dan di lupakan beralaskan kesenangan duniawi.

Crying in yearn.

The quick water not mengubah……

Heart dry season merasakan….

Scratching soul that miss

There beautiful memories at dalamnya….

He is that tug at everything

From me with persuasion kata….

Allowing myself to dirinya….

Scratching heart with kelembutan….

Regret taste undresses body

And assa to percaya……

Obvious, He is pengelana….

Affection dimanakah engkau….

Obvious i lean this heart

In grass stick that wave

Doesn't know but ada…….

Prettyly to thrust.

Synopsis: Author felts concerned with the rising generation association development this time where is moral and ethics at making parents tale, Heard and at forget beralaskan worldly delight.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun