Mohon tunggu...
Egi David Tamba
Egi David Tamba Mohon Tunggu... Mahasiswa - pelajar/mahasiswa

Egi david tamba, introvert, suka hal-hal baru, memainkan alat musik, masih kuliah disalah satu universitas kristen satya wacana di salatiga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Klitih di indonesia: Mengupas Konflik Sosial dan Dampaknya pada Masyarakat

20 Januari 2024   17:11 Diperbarui: 20 Januari 2024   18:52 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi:lingkungan positif membangun anak muda Indonesia/sumber:shutterstock/

Pendahuluan

Klitih, sebuah bentuk kekerasan yang me-wabah di masyarakat Indonesia, terutama melibatkan kelompok pemuda, menimbulkan dampak serius terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) . Melibatkan tindakan kekerasan fisik, klitih dapat merugikan kesehatan, integritas fisik, dan hak-hak dasar individu. Artikel ini bertujuan untuk Menganalisis akar penyebab klitih, mengidentifikasi dampaknya pada harmoni sosial dan HAM, serta mengeksplorasi solusi atau strategi untuk mencegah dan menangani klitih secara efektif.

Isi

Klitih sering melibatkan kekerasan fisik antar individu atau kelompok, mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat serta melanggar Hak Asasi Manusia, terutama hak terkait dengan keamanan pribadi dan kesejahteraan. Kasus klitih di Yogyakarta, seperti yang dilaporkan oleh CNN Indonesia, menyoroti ketegangan dan konflik antar individu atau kelompok dengan penggunaan kekerasan fisik.

ilustrasi:junjung tinggi nilai-nilai di Indonesia/sumber:shutterstock
ilustrasi:junjung tinggi nilai-nilai di Indonesia/sumber:shutterstock
Dampak klitih mencakup kerugian kesehatan, pelanggaran hak hidup damai, diskriminasi, dan stigmatisasi, serta ancaman terhadap hak anak, keadilan hukum, dan pertumbuhan ekonomi. Solusi sederhana termasuk program pendidikan dan kampanye kesadaran untuk mendorong nilai-nilai toleransi dan kerjasama di kalangan pemuda. Pelatihan keterampilan sosial dapat membantu pemuda mengelola emosi dan menyelesaikan konflik tanpa kekerasan. Kerjasama dengan pihak berwenang, termasuk polisi, juga diperlukan untuk meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum dalam penanganan klitih. 

Kesimpulan

ilustrasi:lingkungan positif membangun anak muda Indonesia/sumber:shutterstock/
ilustrasi:lingkungan positif membangun anak muda Indonesia/sumber:shutterstock/
Dalam menghadapi klitih, penting untuk memahami bahwa kekerasan fisik antar kelompok pemuda tidak hanya mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat, tetapi juga melanggar hak-hak dasar individu. Solusi untuk mengatasi klitih tidak hanya melibatkan peningkatan kesadaran. Bagaimana pihak berwenang memastikan penerapan hukum yang adil dalam isu ini? Apakah ada langkah-langkah untuk menghindari diskriminasi dan penyalahgunaan kekuasaan?  

Referensi

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230308143703-12-922455/4-kasus-klitih-jadi-sorotan-di-yogyakarta-dan-sekitarnya/1 

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230308143703-12-922455/4-kasus-klitih-jadi-sorotan-di-yogyakarta-dan-sekitarnya/2 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun