Mohon tunggu...
Egi Agustian Rahmat Sukendar
Egi Agustian Rahmat Sukendar Mohon Tunggu... Freelancer - Alumni INDEF School of Political Economy and Finance Jakarta

Izinkan hati dan akal memantik realitas sosial dalam bentuk sebuah karya sederhana

Selanjutnya

Tutup

Financial

Baru Gajian, Yuk Tentukan Rencana Keuangan yang Terukur!

2 Desember 2019   06:00 Diperbarui: 2 Desember 2019   06:05 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin hampir dirasakan oleh semua karyawan atau bahkan oleh semua kalangan, kerja rodi bagai kuda tapi kondisi keuangan tak kunjung membaik, seringkali habis sebelum waktu gajian bulan berikutnya. Pertanyaannya kapan mau mulai berinvestasi? Lalu, merasa gak sih kalo lalu - lintas keuangannya gak teratur. Makanya sering merasa baru gajian tapi langsung menguap dah tuh uang, sampe -- sampe gak bisa investasi, yang lebih parah baru seminggu sudah bokek aja.

Di lain kasus, jeritan para kaum milienial misalnya, gaji naik tapi tak kunjung bisa nabung atau berinvestasi juga. Bahkan seringkali masuk perangkap income middle trap, di mana pendapatan naik berdampak pada gaya hidup yang naik pula, kalo bahasa kerennya meningkatnya gaya hedonisme. Sebetulnya tidak jadi masalah hedonis, asalkan tahu batasan -- batasannya dan kemampuan keuangan kita juga.

Sebagaimana  dalam teori utilitas (nilai guna) menjelaskan bahwa semakin tinggi kepuasan terhadap suatu barang maka semakin tinggi juga nilai gunannya, pun sebaliknya. Kemudian kepuasaan seseorang dalam mengkonsumsi suatu barang bukan berdasarkan besarnya volume konsumsi suatu barang.

Contohnya ketika seseorang mengalami kehausan, lalu minum 1,2,3 gelas merasa puas dan hilangnya dahaga maka di gelas ke 4 kepuasaannya menurun karena sudah mencapai puncak kepuasan. Oleh sebab itu, kita  harus bisa membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan. Saya akan mencoba berbagi ilmu seputar finansial planner , mudah- mudahan pembaca bisa mengatur sirkulasi keuangannya, dan kondisi keuangannya bisa sehat wal afiat.

Sebelum kita mengatur keuangan atau harta yang kita miliki, yang paling fundamental yaitu kita harus menentukan rencana keuangan. Rencana keuangan (financial planner) adalah suatu proses mewujudkan tujuan- tujuan kehidupan seseorang atau keluarga melalui manajemen keuangan yang tepat dan terukur.

Di mana financial planner sebagai roadmap tujuan kehidupan yang mapan di masa depan. Kemudian, yang selalu menjadi pertanyaan banyak orang. Bagaimana mengatur keuangan kita? Nah, penulis akan mencoba mengklasifikasikan rencana keuangan menjadi tiga time horizone, mari kita simak bersama- sama! 

1. Rencana Keuangan Jangka Pendek

Rencana keuangan jangka pendek merupakan rencana keuangan yang wajib dipenuhi dalam jangka waktu kurang dari dua tahun diluar dari keperluan rutin, misalnya tabungan dana darurat dan tabungan dana hura- hura. Dana Darurat adalah tabungan yang ditujukan untuk keperluan- keperluan yang tidak diduga misalnya untuk mengganti smartphone yang rusak, motor rusak atau kebutuhan unperdictable lainnya.

Tabungan Dana Hura -- hura adalah tabungan yang bertujuan untuk memrealisasikan keinginan misalnya shopping, ngopi bareng temen, dan lain sebagainya. Artinya tabungan jangka pendek ini harus likuid dan memiliki tingkat risiko yang relative rendah dan intrumen keuangan yang aman, jadi untuk produk investasinya tidak direkomendasikan yang berjangka seperti deposito atau rexadana.

2. Rencana Keuangan Jangka Menengah 

Rencana jangka menengah merupakan proses perencanaan keuangan yang wajib dipenuhi dalam kurun waktu 2 -- 4 tahun di luar keperluaan rutin. Adapun contohnya adalah dana perjalanan ke tanah suci, membeli kendaraan, menikah dan lain sebagainya. Nah, rencana keuangan jangka menengah ini idealnya dipenuhi dengan menggunakan produk -- produk investasi yang lebih agresif, sebagai contoh rexadana campuran, rexadana pendapatan tetap, logam mulia, SBN dan lainnya.

Kemudian cara perhitungan besaran dana yang harus dikeluarkan setiap bulan, sama dengan rumus yang di atas. Yang membedakan adalah persentasenya, jika tujuannya untuk menikah atau membeli kendaraan dalam jangka waktu 2 tahun ke depan, rasionya harus lebih besar sekitar 15- 30 persen dari total pendapatan rutin bulanan.

3. Rencana Keuangan Jangka Panjang

Rencana keuangan jangka panjang adalah merupakan proses perencanaan yang wajib dipenuhi dalam waktu lebih dari 5 tahun. Contonhya adalah dana masa tua (pensiun), dana pendidikan anak dan lain sebagainya. Rencana tersebut dapat dipenuhi dengan produk -- produk investasi yang agresif seperti rexadana saham, saham, dan lain sebagainya.

Berdasarkan tiga time horizone di atas secara garis besar alokasi keuangan pendapatan rutin bulanan meliputi tabungan dana darurat atau hura- hura, tabungan investasi, tabungan dana sosial, tabungan cashflow (living cost). Penulis menyarankan persentase keuangan untuk investasi lebih besar ketimbang yang konsumtif, kemudian dalam menentukan keperluan pokok rutin bulanan sebaiknya mengikuti sisa dari persentase investasi.

Artinya paradigma yang dibangun adalah dahulukan investasi daripada konsumsi, karena risiko dari mengakhirkan alokasi keuangan untuk investasi akan terjebak pada income middle trap.  

Nah, cara menghitung rasio- rasio tabungan di atas itu bisa menggunakan rumus, minimal 15% dari total pendapatan bulanan (artinya persentasenya lebih bagus lebih dari 15 persen), di mana jumlah tabungan tersebut harus sejumlah 6 kali dari total pendapatan rutin bulanan. Dan rumus rasio tabungan hura- hura (konsumtif) sama dengan tabungan dana darurat, hanya saja persentasenya maksimal 15 persen dari pendapatan rutin. Contoh kasus: Alan setiap bulan mendapatkan pendapatan rutin organik dari perusahaan PT Insyallah Berkah sejumlah 4.000.000. 

Perhitungan:

  • Rasio Tabungan Dana Darurat

maka perhitungannya (minimal) 15% X 4.000.000 = Rp. 600.000, jadi setiap bulan Alan harus menabung dana darurat 600,000. Dengan volume menabung sebanyak 40 kali yang dihasilkan dari perhitungan 4.000.000 X 6 = 24.000.000, kemudian 24.000.000 dibagi 600.000 = 40 kali.          

  • Rasio Tabungan Sosial

maka perhitungannya 2.5% (minimal) X 4.000.000 = Rp.100.000, jadi setiap bulan Alan memiliki kesanggupan minimal untuk mengeluarkan dana sosial sebesar 100,000 setiap bulan.  

maka perhitungannya 20% X 4.000.000 = Rp. 800.000, jadi setiap bulan Alan alokasi untuk investasi sebesar 800.000. dan untuk alokasinya bisa untuk investasi jangka menengah ataupun jangka panjang, bergantung dari fokus rencana keuangan yang menjadi targetnya.

  • Rasio Tabungan Hura- hura

maka perhitungannya 10% X 4.000.000 = Rp. 400.000, jadi setiap bulan Alan dana maksimal untuk hura -- hura sebanyak 400.000.

  • Menentukan alokasi keperluan rutin bulanan

Maka perhitungannya: total pendapatan rutin bulanan - total rasio tabungan

= 4.000.000 -- 1.900.000 menjadi 2.100.000

Jadi dana untuk keperluan bulanan sebesar 2.100.000 yang meliputi biaya makan, biaya kost-an, bensin dan lainnya.

Baik, para pembaca yang budiman, permisalan di atas hanyalah gambaran untuk merencanakan keuangan kita untuk jangka pendek, menengah dan panjang. Adapun setiap orang pada umumnya memiliki tujuan --tujuan kehidupan yang berbeda- beda, sehingga tentu cara menghitungnya pun berbeda. Dalam hal ini, bisa melakukan konsultasi kepada perusahaan financial planner atau kepada ahli di bidang perencanaan keuangan. Dengan demikian setiap orang mampu berinvestasi tanpa harus menunggu harta berlimpah atau mendapatkan harta warisan. Semoga bermanfaat!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun