Mohon tunggu...
Egi apriyanti
Egi apriyanti Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswi sastra Indonesia

mahasiswi sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Bahasa Indonesia di Tengah Maraknya Penggunaan Bahasa Asing, Akankah Terancam?

7 April 2021   09:39 Diperbarui: 7 April 2021   09:48 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahasa Indonesia yang menjadi bahasa persatuan sejak diresmikannya pada tanggal 28 Oktober 1928 telah menjadi bahasa yang digunakan di berbagai situasi, baik formal maupun informal.

Sebagai suatu alat komunikasi dalam keseharian, bahasa Indonesia memiliki peranan penting. Apalagi jika dilihat dari banyaknya jumlah suku bangsa yang ada di Indonesia dan masing-masing memiliki bahasa daerahnya sendiri. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai alat persatuan mempu menyatukan masyarakat dari seluruh penjuru negeri.

Keberadaan bahasa Indonesia secara resmi diakui dan termaktub di dalam UUD 1945 pasal 36 yang berbunyi, "bahasa negara adalah bahasa Indonesia" dan sejak saat itu, seluruh kegiatan kenegaraan mewajibkan penggunaan bahasa Indonesia baik dalam lingkup nasional ataupun internasional.

Namun, seiring berkembangnya zaman, di era globalisasi dimana perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau IPTEK berkembang sangat pesat, banyak masyarakat, khususnya para muda-mudi yang justru asyik menggunakan bahasa asing terutama bahasa Inggris dalam kegiatan berkomunikasi sehari-hari, baik secara lisan ataupun tulisan di jejaring sosial. Dari hal tersebut tentu timbul pertanyaan, akankah eksistensi bahasa Indonesia di masa yang akan datang akan terancam oleh bahasa Inggris?

Tak hanya dalam lingkup komunikasi sehari-hari, bahkan pada bidang akademis pun bahasa Inggris menjadi salah satu pelajaran wajib dan diajarkan sejak dini. Bahasa Inggris diajarkan bahkan sejak anak-anak memasuki lingkup taman kanak-kanak. Selain itu, marak pula terjadi di kalangan orangtua muda yang menjadikan bahasa Inggris menjadi bahasa utama di rumah.

Dengan berbagai kenyataan ini, bahasa Inggris berpotensi mengancam kedudukan bahasa Indonesia. Perkembangan IPTEK sangat berkaitan dengan perkembangan bahasa dan arus globalisasi berdampak pula pada perkembangan bahasa Indonesia.

Perkembangan dan penggunaan bahasa Indonesia di era globalisasi memiliki tantangan yang cukup berat yang tidak hanya berasal dari luar, melainkan juga dari dalam bangsa Indonesia sendiri. Tantangan dari dalam dapat dirasakan melalui beberapa kemungkinan seperti masyarakat Indonesia yang lebih menyukai bahasa asing, terkhusus bahasa Inggris ataupun justru berasal dari masyarakat daerah yang menginginkan bahasa daerahnya yang menjadi bahasa utama menggantikan kedudukan bahasa Indonesia.

Namun, hal tersebut bisa saja tidak terjadi apabila kita, khususnya generasi muda ikut andil dan kukuh dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi bahasa Indonesia, sehingga, bahasa Indonesia akan tetap menjadi bahasa utama dan kebanggaan masyarakat Indonesia.

Selain itu, perlu adanya pengetahuan yang mumpuni agar bahasa Indonesia mampu tampil sejajar dengan bahasa-bahasa asing lainnya, seperti halnya negara Jepang dan Korea Selatan yang kukuh mempertahankan dan mengembangkan bahasa negaranya. Sebagai generasi penerus, sudah menjadi tugas kita untuk sama-sama mengembangkan serta mempertahankan bahasa nasional Indonesia.

Sumber:

Mugni, M. (2014). Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional Dan Perkembangannya. Jurnal. Volume 9 No. 18 Juli-Desember 2014

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun