Mohon tunggu...
Egia Astuti Mardani
Egia Astuti Mardani Mohon Tunggu... Guru - Pejalan

Pendidik yang Tertarik pada Problematika Ummat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Melejitkan Minat Belajar Pelajar Butuh Sinergi Semua Pihak

4 November 2024   20:59 Diperbarui: 4 November 2024   21:41 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah video yang memperlihatkan anak-anak berseragam putih abu-abu viral di jagad sosial media. Dalam video tersebut, empat siswa berseragam SMA diminta untuk menyebutkan nama negara di Eropa.

Siapa sangka, salah satu siswa menjawab Garut. Mirisnya, tiga anak lainnya pun tidak langsung menjawab dengan benar. Alih-alih lucu, video viral milik konten kreator Boyke Aldysha tersebut justru mengundang keprihatinan. Banyak yang mulai cemas dengan generasi muda yang minim literasi.

Bukan hanya miskin literasi, fakta bahwa banyak pelajar di Indonesia yang tidak bisa berhitung juga begitu mencengangkan. Beberapa unggahan di media sosial memperlihatkan ketidakmampuan pelajar Indonesia dalam membaca dan berhitung.  

Bahkan, merespons fenomena ini, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti mengatakan bahwa Presiden Prabowo berniat mengenalkan matematika untuk anak-anak tingkat TK. Namun, benarkah fenomena rendahnya minat belajar para pelajar saat ini hanya semata-mata masalah metode pembelajaran?

Masalah Sistemik

Masalah seputar minat belajar siswa bukan semata tanggung jawab guru di sekolah. Berbagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan minat belajar siswa akan sia-sia jika tidak dibarengi  dukungan orang tua dan keluarga.

Sementara saat ini, sistem sekuler kapitalis yang menciptakan kemiskinan terstruktur mencabut fungsi penting orang tua sebagai pendidik utama anak-anak di rumah. Banyak orang tua yang lepas tangan akan pendidikan anak-anaknya karena sibuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Selain itu, faktor lingkungan juga tidak kalah penting. Anak-anak gen Z dan gen alfa yang akrab dengan gadget dan dunia digital, seolah dibesarkan oleh kecanggihan teknologi. Sayangnya, media informasi saat ini justru semakin memperparah minat belajar anak. Mereka disibukkan dengan dunia gim, hiburan, bahkan seksualitas alih-alih dicetak menjadi pribadi yang bertakwa dan berbudi luhur. Akhirnya, karakter malas belajar menjadi umum di kalangan generasi muda.

Keringnya pendidikan dari agama juga buah dari pendidikan ala sistem sekuler. Pasalnya, pendidikan dalam sistem ini diselenggarakan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang kompatibel dengan dunia kerja dan industri. Itulah mengapa literasi, sains, dan numerasi selalu menjadi standar kemajuan pendidikan. Padahal, ada tujuan pendidikan yang lebih mendasar yakni mencetak manusia bertakwa dan berkualitas unggul.

Dengan demikian, memfokuskan solusi hanya pada metode pembelajaran bukanlah solusi yang menyentuh akar masalah. Sebab, akar masalah kacaunya minat belajar siswa ada pada penerapan sistem sekuler kapitalistik.  

Minat Belajar Siswa dalam Kacamata Islam

"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim" (HR. Ibnu Majah no. 224).

Bagi seorang muslim, menuntut ilmu merupakan aktivitas mulia karena merupakan perintah dari Allah SWT. Untuk itu, motivasi belajar dalam Islam adalah untuk mendapatkan ridho Allah.

Bicara tentang metode belajar, Islam mengenal metode talaqqiy fikriy, yakni peserta didik menerima ilmu yang disampaikan guru melalui proses berpikir yang benar. Melalui metode ini, guru menyampaikan ilmu dengan gambaran yang jelas, melibatkan proses berpikir aqilyah sehingga muncul pemahaman pada siswa.

Selain itu, penerapan Islam kaffah membuat peran orang tua dalam hal pendidikan peserta didik juga akan dikembalikan, tak terhalang masalah ekonomi. Negara juga menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pelajar.

Dengan demikian, sinergitas antara keluarga, guru, dan masyarakat ditopang negara akan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi pelajar sehingga mampu meningkatkan minat belajar pelajar. Kondisi ini berlangsung semenjak penerapan sistem Islam yang dimulai pada masa kepemimpinan Rasulullah saw sebagai kepala negara Islam di Madinah kemudian dilanjutkan dengan masa kepemimpinan Khulafaur Rasyidin dan era Kekhilafahan Islam selama berabad-abad.

Allah Swt berfirman, "Inilah jalanku yang lurus (yakni Islam). Oleh karena itu, ikutilah jalan itu dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan lain yang bisa mengakibatkan kalian tercerai-berai dari jalan-Nya. Yang demikian Allah perintahkan kepada kalian agar kalian bertakwa." (QS Al-An'am [6]: 153).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun