Medan Merdeka, sebuah nama jalan yang mungkin sudah familiar bagi sebagian penduduk Jakarta atau bisa juga oleh rakyat Indonesia. Medan Merdeka merupakan titik sentral pemerintahan Jakarta dan Indonesia. Kawasan Jalan Medan Merdeka dibagi empat bagian yaitu Medan Merdeka Selatan, Medan Merdeka Barat, Medan Merdeka Timur, dan Medan Merdeka Utara.
Kawasan Medan Merdeka menjadi pusat pemerintahan karena menjadi tempat beberapa kantor kementerian, menjadi lokasi dari Balai Kota DKI Jakarta, dan Istana Merdeka. Tepat di tengah Jalan Merdeka terdapat Monumen Nasional (Monas) dan Stasiun Gambir.
Tidak hanya menjadi kawasan pemerintahan, ternyata Jalan Merdeka merupakan kawasan saksi sejarah perkembangan pengetahuan. Museum Nasional yang menyimpan beberapa benda purbakala dan benda-benda bersejarah dari berbagai daerah. Ada juga Perpustakaan Nasional yang dengan megah berdiri, menyimpan koleksi buku dan naskah-naskah Nusantara.
Sebuah himpunan yang beraktivitas meneliti dan menyebar luaskan hasil penelitiannya di Batavia bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen merupakan cikal bakal dari lahirnya Museum Nasional dan Perpusnas.
Keberadaan himpunan ini begitu aktif melakukan kajian dan penelitian ilmu pengetahuan kala itu.
Di lingkungan Perpusnas juga terdapat sebuah bangunan yang menjadi kantor dan cikal bakal dari Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) memiliki tugas untuk memberi pendapat, saran dan pertimbangan kepada pemerintah dan masyarakat terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Senin, 11 November 2019 bertempat di Perpustakaan Nasional, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) menyelenggarakan kegiatan dengan tema besar “Sains di Medan Merdeka”. Kegiatan ini dipersembahkan untuk mengenang jasa dan kontribusi B. J. Habibie dan Aristides Kattopo.
Kegiatannya berlangsung sejak pagi hingga sore hari, berisikan peluncuran buku “Sains untuk Biodiversitas Indonesia” dan “Sejarah Kedokteran”, diskusi dengan topik “Inspirasi Satu Setengah Abad The Malay Archipilago dan Satu Dekade Kepulauan Nusantara, dan puncaknya adalah Widjojo Nitisastro Memorial Lecture 2019.
Ada tiga kegiatan ekonomi yang direkomendasikan menjadi prioritas investasi untuk terus dikembangkan yaitu ekowisata, biopreksi penemuan obat dan bioenergi dan eksplorasi laut dalam. Ketiganya bisa mendorong perekonomian Indonesia selama bangsa Indonesia mampu mengelolanya terutama kemampuan di bidang sains dan teknologi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H