Kedua, share yaitu apa yang diketahui kemudian dibagikan kepada para pembuat kebijakan, masyarakat dan generasi muda agar pengetahuan yang diperoleh dapat meningkatkan kesadaran mereka;
 Ketiga,  act yaitu mengambik aksi dan tindakan dengan terus mempromosikan bahaya dampak dari sampah plastik dengan menerapkan solusi  yang terbaik untuk menanggulangi agar jangan sampai sampah terus menumpuk dan tidak mengalir ke laut.
Sampah di lautan akan terombang-ambing di bawa oleh arus air laut. Tidak menutup kemungkinan ada ekspansi dan percampuran sampah-sampah yang berada di lautan kemudian terdampar dan menumpuk di bibir pantai.Â
Menurut Annabele. Sampah sangat berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup tidak hanya manusia tapi hewan dan tanaman di laut.Â
Sampah plastik tidak mudah terurai meski terpendam di tanah puluhan tahun. Sampah plastik jika sampai dikonsumsi oleh manusia bisa menimbulkan banyak penyakit.Â
Tidak ada manusia yang secara sadar akan memakan sampah plastik. Tapi, tanpa disadari oleh kita bisa saja kita telah mengonsumsi sampah plastik sejak lama dan sudah menumpuk di dalam tubuh.Â
Sampah-sampah plastik yang berada di lautan akan dimakan ikan-ikan. atau miscroplastik yang tercipta dari sampah plastik akan dimakan oleh plangton dan kemudian di makan oleh ikan.Â
Ikan itu ditangkap oleh nelayan dan masuk ke dapur dan dikonsumsi oleh kita dan keluarga? Berarti kita sudah mengonsumsi sampah. Belum lagi microplastik yang ada di pasir yang ada di bibir pantai atau di tanah kemudian di makan burung  lalu burung itu ditangkap dan dimasak oleh manusia. Siklus ini tentu tidak baik.
Selain daur ulang, sebenarnya menurut penjelasan Annabelle sampah-sampah bisa menjadi sumber energi. Sampah yang menumpuk bisa dimanfaatkan dan diolah menggunakan mesin dan teknologi untuk menjadi energi baru.
Mari sejak dini kurangi penggunaan plastik dalam keseharian kita. Penulis sendiri mengakui belum sempurna, tapi usaha kecil kita untuk meminimalisir penggunaan plastik akan sangat bermanfaat bagi lingkungan dan masa depan anak cucu kita kelak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H