Mohon tunggu...
Egi Sukma Baihaki
Egi Sukma Baihaki Mohon Tunggu... Penulis - Blogger|Aktivis|Peneliti|Penulis

Penggemar dan Penikmat Sastra dan Sejarah Hobi Keliling Seminar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fenomena Pemuda di Lingkaran Konflik Kekerasan, Merenungkan Masa Depan Para Penerus Bangsa

20 Juli 2019   13:06 Diperbarui: 20 Juli 2019   18:54 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Diskusi dan Bedah Buku. Dok. Pribadi

Zaenal Muttaqin, Peneliti LP3ES, menyampaikan bahwa buku tersebut merupakan hasil penelitian para peneliti muda yang selama dua tahun telah digembleng dan diberikan pelatihan. Ada tiga kota yang menjadi objek penelitian yang kasusnya diangkat dalam buku tersebut  yaitu Jakarta, Makassar dan Jayapura.

Menurutnya, hampir semua konflik yang melibatkan pemuda merupakan konflik simbolis yaitu memperebutkan identitas. Misal tawuran. Perebutan simbolis. Konflik yang sebelumnya berkarakteristik konvensional, ternyata telah bertransformasi dengan melahirkan konflik yang medianya dalam ikut melibatkan teknologi yaitu konflik media sosial. Transformasi ini tentu akan terus mengalami eskalasi karena  batasan geografis konflik menjadi hilang dan bisa menyebabkan konflik itu meluas.

Meski ada perkembangan, Cahyo Pamungkas dari LIPI pada bagian awal buku itu memberikan peringatan bahwa konflik konvensional yang dilatarbelakangi oleh kesenjangan sosial dan ekonomi serta persaingan memperebutkan sumber daya ternyata masih ada dan bisa meledak sewaktu-waktu.  

Menyikapi konflik yang terjadi di Indonesia, Radhar Panca Dahana, seorang Budayawan dengan tegas menyatakan bahwa konflik yang terjadi di Indonesia tidak ada yang berbasis etnik, ras atau agama  Kalau tiba-tiba ada, itu karena  ada pemain yang bermain di belakangnya yang menggunakan isu-isu itu  sebagai amunisi dan kepentingan untuk memperoleh sesuatu. 

Temuan penelitian yang tersaji dalam buku "Pemuda di Lingkaran Konflik Kekerasan" tentu memprihatinkan dan membuat mata kita terbuka untuk memikirkan agar konflik kekerasan yang melibatkan pemuda harus dicegah dan diatasi. Semoga, para pemuda Indonesia bisa terhindar atau keluar dari lingkaran konflik kekerasan. Jangan sampai mereka ikut menjadi dalang, aktor atau korban dari konflik kekerasan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun