Mohon tunggu...
Egi Sukma Baihaki
Egi Sukma Baihaki Mohon Tunggu... Penulis - Blogger|Aktivis|Peneliti|Penulis

Penggemar dan Penikmat Sastra dan Sejarah Hobi Keliling Seminar

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pentingnya Memahami HIV Bagi Masyarakat

12 Desember 2018   19:22 Diperbarui: 12 Desember 2018   23:59 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Narasumber dr. Wiendra Waworuntu dan Neneng Juliani. Dok. Pribadi

HIV kerap kali dipahami sebagai penyakit yang berbahaya. Sehingga paradigma yang selama ini diyakini membuat banyak penyandang ODHA justru mendapatkan perlakukan dan sikap yang tidak meyenangkan.

HIV sendiri merupakan virus yang berkembang dan terdapat pada tubuh manusia. Virus ini dapat menyebankan turunya daya imun yang memudahkan tubuh terinfeksi dan terkena penyakit. 

Setiap tahunnya, kasus HIV dan AIDS terus meningkat. Berdasarkan data Kemenkes RI jumlah kasus HIV hingga Juni 2018 mencapai 301.959 sedangkan kasus AIDS mencapai 108.829.

Kesehatan tentu sangat penting bagi setiap individu. Menjauhi HIV bukan berarti menjauh orang-orang yang mengalami HIV dan mengucilkan mereka, akan tetapi yang dimaksud adalah menjauhi perbuatan yang dapat menyebabkan kita terkena HIV.

Peta Persebaran Kasus HIV. Dok. Pribadi
Peta Persebaran Kasus HIV. Dok. Pribadi
Peta di atas menunjukkan persebaran penyandang ODHA di seluruh Indonesia serta kasus HIV di berbagai wilayah. Peningkatan jumlah penyandang ODHA sendiri diakibatkan banyak faktor.

Masyarakat jarang tahu bahwa sebenarnya HIV itu ada obatnya. Meski tidak sepenuhnya bisa menyembuhkan total, dengan meminum obat akan mengendalikan perkembangan virus di dalam tubuh. Obat itu adalah ARV (Anti Retro Viral).

Peningkatan Layanan Kesehatan. Dok. Pribadi
Peningkatan Layanan Kesehatan. Dok. Pribadi
Kementerian Kesehatan RI setiap tahunnya terus meningkatkan pelayanan terhadap para penyandang ODHA. Kini, layanan cek HIV sudah hampir ada di setiap rumah sakit bahkan puskesmas. Peningkatan pelayanan kesehatan juga sebanding dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk melakukan tes HIV dan melalukan pengobatan ARV (Anti Retro Viral).

Menurut dr. Wiendra Waworuntu. M. Kes selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalikan Penyakit Menular Langsung, hingga tahun 2018 jumlah pelayanan tes HIV terus meningkat hingga 5.449 sedangkan untuk layanan PDP meningkat menjadi 896. 

Tes HIV sendiri berfungsi untuk mengetahu apakah kita terinfeksi atau tidak. Jika terinfeksi maka akan segera diberi tindakan pengobatan segera. Setiap tahunnya penyandang ODHA sendiri lebih banyak merupakan lelaki produktif.

Banyak Aktivias yang Tidak Menularkan HIV. Dok. Pribadi
Banyak Aktivias yang Tidak Menularkan HIV. Dok. Pribadi
Penularan HIV hanya bisa melalui melalui media berhubungan seksual dengan orang yang telah terinfeksi HIV, jarum suntik yang terkontaminasi HIV (bekas jarum penyandang ODHA) , ibu hamil (penyandang ODHA) kepada anaknya, dan melalui transfusi darah dari penyandang ODHA.

Sedangkan aktivitas rutin dalam bermasyarkat tidaklah menyebabkan HIV menular seperti Menggunakan toilet bersama, bertukar pakaian, berbagi makanan/minuman, Berenang Bersama, duduk berdampingan (baik dalam dunia bekerja/pendidikan), Keringat, Tinggal Serumah, Bersalaman dan Berciuman.

Oleh sebab itu, para penyandang ODHA sebenarnya membutuhkan penerimaan akan dirinya (sebagai penyandang ODHA) dan dukungan dari orang-orang yang mereka cintai baik itu dari keluarga, masyarakat dan lingkungan. Perlakukan mereka dengan penuh kasih sayang dan perhatian. Jangan acuhkan mereka, apalagi sampai menghardik dan mengucilkan itu sangat tidak perlu dilakukan. karena para penyandang ODHA tidak bisa memilih akan takdir, walaupun bisa memilih pasti mereka akan memilih tidak mendekati media penularan HIV.

Kita tidak boleh menganggap bahwa para penyandang ODHA merupakan orang yang sering melakukan hubungan sex atau sering berganti pasangan sex.

Akan tetapi kita juga harus paham banyak di antara mereka yang merupakan korban dari ketidak tahuan sebab penularan HIV, misalnya banyaknya penyandang ODHA wanita disebabkan karena terinfeksi suami mereka yang 'sering jajan' diluar, atau seorang anak dari seorang ibu penyangdang ODHA, atau seseorang yang terinfeksi dari jarum bekas (penyandang ODHA) yang digunakan kembali, atau mendapat transfusi darah dari penyandang ODHA (tanpa sepengetahuan).

Neneng Juliani misalnya menceritakan pengalaman pribadinya bahwa ia terinfeksi HIV sejak 2003 karena suaminya. Ia sudah 15 tahun mengonsumsi obat ARV setiap hari agar bisa mengendalikan penyebaran virus tersebut.

Ia sempat juga mengalami kondisi tertekan karena tentu keluarga tidak menerima. Akan tetapi ia tidak menyerah dan mengikuti banyak aktivias yang berhubungan dengan para penyandang ODHA. Sehingga pada akhirnya keluarga pun secara perlahan mulai mengerti dan akhirnya mengerti kondisinya.

Kini ia juga sudah punya anak dan anaknya tidak terinfeksi HIV. Menurutnya agar anak tidak terinfeksi HIV ada programnya.

Mari jauhi perbuatan yang dapat menyebabkan kita terinfeksi HIV, tapi jangan jauhi saudara kita para penyandang ODHA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun