Mohon tunggu...
Egi Sukma Baihaki
Egi Sukma Baihaki Mohon Tunggu... Penulis - Blogger|Aktivis|Peneliti|Penulis

Penggemar dan Penikmat Sastra dan Sejarah Hobi Keliling Seminar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjadi Menag, Menjaga Kedamaian di Tengah Keberagaman Bangsa

5 Agustus 2018   22:00 Diperbarui: 5 Agustus 2018   22:11 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Agama R Lukman Hakim Saifuddin I (Sekarang) dan Menteri Agama RI Egi Sukma Baihaki (Masa Depan)

Berkembangnya arus informasi dan teknologi membuat semua orang terus berpacu melawan roda kehidupan. Adanya arus informasi yang dahsyat tidak bisa dibendung.

Pada satu sisi, perkembangan teknologi memudahkan banyak orang untuk saling berinteraksi tanpaa adanya skat wilayah atau negara, menjalankam bisnis dan kendapatkan informasi penunjang pengetahuan.

Namun, kadang kesempatan itu disalah gunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Informasi yang seharusnya memberikan pengetahuan kepada penerima informasi, justru digunakan untuk memberikan informasi yang salah atau tidak benar. 

Tidak sedikit informasi itu berupa cerita bohong dan fitnah. Memang sangat sulit membendung arus informasi yang tengah melanda berbagai negara. 

Akan tetapi, setidaknya kita sebagai penerima informasi harus mampu memilah dan menyaring informasi yang berkembang apalagi info yang kita terima. 

Perlu adanya klarifikasi dan mencari pembanding informasi serta mulai berpikir kritis dam logis sehingga apa pun informasi yang kita peroleh  tidak sembarangan kita sebarkan keoada orang lain.

Sebagai negara yang di dalamnya berasal dari latar belakang yang berbeda baik itu suku, budaya, bahasa dan agama, warga negara Indonesia harus saling menghargai, menghormati, menghargai, dan melindungi antar satu sama lain. 

Sebagai warga dari negara yang majemuk, masyarakat perlu menjaga sikap dan tindakan dalam berinteraksi dan berkomunikasi antar warga negara.

Menjaga keragaman yang ada dalam konteks masyarakat yang majemuk sangat diperlukan agar kesatuan dan keutuhan NKRI tetap terjaga. 

Upaya untuk menjaga hubungan itu tidak hanya dilakukan di dunia nyata, tapi juga sepatutnya juga dilakukan di dunia media sosial. Beredarnya ujaran kebencian, berita bohong dan fitnah  belakangan ini sangat mengusik keharmonisan dam kedamaian masyarakat Indonesia. 

Hanya karena perbedaan pendapat dan pilihan politik antar warga menjadi tidak rukun. Bahkan, ujaran kebencian, saling mencaci, dan menghina antar satu sama lain begitu terasa  memenuhi media sosial.

Sangat disayangkan fenomena itu juga menyusup dan membawa sensitifitas agama. Hubungan antar umat beragama menjadi tidak harmonis dan terancam jika para pemeluknya terpengaruh, bahkan menjadi bagian dari distributor informasi  yang keliru tersebut.

Kondisi ini akan semakin parah jika dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu dengan menghembuskan isu Sara dan sentimen agama. Yang dapat mengoyak etika dan hubungan kita sebagai saudara sebangsa. Mengganggu stabilitas keamanan dan ketenteraman kita dalam hidup berdampingan.

Menteri Agama memiliki peran cukup penting until menyikapi kondisi yang sedang terjadi. Beredarnya berita bohong, fitnah, dan ujaran kebencian jugs sudah mengancam keharmonisan antar umat beragama. Karena itu, seandainya saya mendapatkan amanah menjadi Menteri Agama, ada beberapa hal yang bisa saya sumbangsihkan untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Penguatan Kebijakan

Sebagai figur yang menjadi panutan dan pengambil kebijakan, saya harus tenang dalam menyikapi berbagai persoalan termasuk hoax dan ujaran kebencian, tapi juga harus sigap dalam merespon berbagai persoalan yang dapat mengancam keutuhan dan persatuan bangsa termasuk urusan antar umat beragama. Karena Menag bukan hanya milik agama tertentu, tapi Menag adalah milik semua golongan ia mencerminkan negara.

Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin bersama CEO Kompasiana Iskandar Zulkarnaen. Dok. Pribadi
Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin bersama CEO Kompasiana Iskandar Zulkarnaen. Dok. Pribadi
Sebagai Seorang Menteri Agama, di tengah-tengah arus informasi sebagai pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan tentu dalam kapasitas sebagai menteri membuat aturan setingkat menteri untuk mengendalikan arus informasi tersebut. 

Memberikan anjuran kepada masyarakat agar senantiasa menjaga etika berkomunikasi termasuk dalam komunikasi di media sosial. Agar tidak saling mencaci dan menghujat antar satu sama lain hanya karena perbedaan pandangan dan pilihan politik. 

Sinergitas Lintas Lembaga

Sebagai Menteri Agama, tentu usaha untuk menangani persoalan merebaknya ujaran kebencian, fitnah, berita bohong dan tindakan-tindakan yang dapat mencederai kesatuan dan keberagaman bangsa tidak dapat dilakukan seorang diri atau hanya mengandalkan Kementerian Agama semata.

Karena itu, melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat yang membidangi agama-agama di Kemenag saya akan memeritahkan mereka untuk selalu berkordinasi dengan pemerintah setempat, aparat keamanan, tokoh agama dan karang taruna.

Dengan begitu, semua bersatu padu mampu menguatkan masyarakat dari tingkat bawah agar tidak mudah menerima informasi yang belum jelas fakta dan sumbernya, serta mengklarifikasi kepada pihak terkait, dan jangan langsung main hakim sendiri termasuk ikut andil atau ambil bagian menjadi orang yang ikut menyebarkan ujaran kebencian dan kabar bohong.

Pemberdayaan SDM

Sisi lain yang akan saya sentuh dalam program saya saat menjadi Menteri Agama adalah menguatkan sumber daya manusia baik di internal Kementerian Agama, maupun di eksternal. Upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan pembekalan kepada para dai atau tokoh pemuda agar dapat menyampaikan wawasan kebangsaan dan keagamaan yang damai kepada para pengikutnya.

Selain itu, akan dibentuk Pula badan cyber yang terdiri daei anak-anak muda yang ahli dibidang IT dan memiliki pengetahuam agama yang baik serta memiliki kemampuan untuk mengakses berbagai sumber literatur untuk menyeimbangkan arus informasi di dunia maya  dengan terus mensosialisasikan atau menghadirkan berita pembanding. Konter narasi di media sosial memang akan menjadi perhatian penting

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun