Dalam mendidik para santri sebagai generasi penerus yang akan terjun ke masyarakat ikut berinteraksi, berkontribusi dan mencerdaskan kehidupan, para santri dibekali bukan hanya ilmu agama yang mumpuni, tapi juga ilmu lain yang dapat mendukung kehidupannya nanti serta keterampilan yang dapat menunjang kepribadiannya. Para santri dibekali kegiatan ekstrakurikuler yang dapat menunjang minat dan kemampuan para santri misalnya menjahit, menulis, jurnalistik, otomotif, komputer, berternak, bertani dan membuat olahan makanan.
Pesantren juga mengambil peran dalam memberdayakan masyarakat sekitar dengan membuat baitul mal wa tamwil sebagai unit koperasi dan simpan pinjam, memberikan pekerjaan bagi masyarakat di Pesantren dan mensuplai makanan dari masyarakat untuk konsumsi para santri. Beberapa Pondok Pesantren juga telah melakukan usaha agrobisnis dan agropreneur, yang dijalankan oleh masyarakat dan santri untuk mencukupi kehidupan sehari-hari. Masyarakat dijadikan mitra Pondok Pesantren dalam mengelola berbagai usaha Pondok Pesantren seperti peternakan, sawah dan perkebunan.
Dalam kegiatan International Islamic Education Expo 2017 ada Pesantren Expo mitra dari Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren yang disi oleh beberapa Pondok Pesantren antara lain Pondok Pesantren Agropreuner At-Taufiq (Bekasi), Lembaga Pendidikan Unggulan Pondok Pesantren Amanatul Ummah (Surabaya), Pondok Pesantren Al-Wafi (Bogor), Pondok Pesantren Ma'had (Bekasi), Pondok Pesantren Darunnajah (Jakarta).
Pondok Pesantren Al-Amin (Riau), Pondok Pesantren Sidogiri (Pasuruan), Pondok Pesantren Al-Ittifaq (Bandung), Pondok Pesantren Kebon Jambu (Cirebon), Pondok Pesantren As'adiyah (Sengkang), Pondok Pesantren Sulaimaniyyah (Jakarta), Perguruan Diniyyah Puteri (Padang Panjang), Pondok Pesantren Modern Syahid (Bogor) dan Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman (Parung). Selain memperkenalkan profil lembaga, Pondok Pesantren yang hadir juga mengenalkan produk inovasi dan karya dari para santri.
Pondok Pesantren menurutnya haruslah memenuhi rukun dan ruh Pondok Pesantren. Rukun Pondok Pesantren antara lain adanya Kyai (Tenaga Pengajar), Masjid, Santri, Pondok (Bangunan), Kitab (Kurikulum). Sedangkan ruh dari Pondok Pesantren antara lain Nasionalisme dan mencintai NKRI.
Jika semua rukun dan ruh itu terpenuhi, maka Pondok Pesantren dapat mengajukan permohonan kepada Kementerian Agama untuk mendapatkan piagam pengakuan Pondok Pesantren sebagai bentuk izin penyelenggaraan yang berisikan nomor statistik Pondok Pesantren tersebut. Semua Pondok Pesantren yang telah terdaftar dan diakui di Kementerian Agama dapat diakses di pangkalan data.
Pondok Pesantren tidak diam, bungkam dan menutup mata atas berbagai fenomena yang terjadi di berbagai belahan dunia. Dalam berbagai kegiatan Bahtsul Masail Diniyyah, isu-isu yang diangkat selain isu ke-Islaman, juga diangkat isu nasional dan internasional. Hal tersebut merupakan bagaimana lingkungan Pondok Pesantren yaitu Ulama dan Santri merespon, memberikan alternatif, jawaban dan solusi terhadap berbagai isu yang berkembang dan peristiwa yang terjadi.