[caption caption="Sumber: https://www.facebook.com/fwdlife.id/photos/pb.1383470468578286.-2207520000.1443083114./1635309383394392/?type=3&theater"][/caption]Jiwa muda memang terkesan mampu menelurkan gagasan-gagasan brilian. Hal itu didasari karena faktor sosial yang mungkin mendukung, dan tentu karena adanya dorongan dan kecenderungan untuk melakukan sesuatu. Titel agent of Change yang melekat kuat pada kaum muda membuat mereka tidak bisa berleha-leha dan duduk santai dalam menjalani kehidupan ini. Untuk itulah FWD Life selain berusaha meningkatkan wawasan dan pemahaman pemberdayaan bisnis kepada masyarakat, terpanggil untuk menggali potensi-potensi dari para entrepreneur muda agar mereka mampu bersaing dan mengembangkan ide bisnis mereka itu.
Melalui perjalanan yang begitu panjang akhirnya terpilihlah enam finalis untuk mempresentasikan ide dan menejerial bisnis mereka di hadapan dewan juri yaitu, CFO FWD Life Paul Setio Kartono, Founder Passionpreneur Deddy Dahlan, Indra Cahya Uno Komisaris PT Sarontaga Investama Sedaya  Tbk, dan Dolly Lesmana CEO DreamLab. Dari keenam finalis tersebut hanya lima yang datang dalam acara Kopdar Bebas Berbagi.Â
Kelima finalis itu adalah: Anggia Rahendra dengan ide aplikasi Plua, Fitri Kumala asal Surabaya dengan ide StarWannaBe, Alicia dengan Rumah MC, Ignatius Leonardo dengan Kulit Kayu-nya, dan Rinda Vita asal Lampung dengan  Starbook Coffe.
[caption caption="Suasana sebelum acara di mulai. Dok. Pribadi"]
Fitri Kumala asal Surabaya mengatakan bahwa ide untuk membuat StarWannaBe sebagai wadah bagi teman-teman sesama penyanyi di Kotanya, juga karena meningkatnya minat kalangan muda khususnya dalam mengikuti ajang pencarian bakat menyanyi. Kota Surabaya memang sering didatangi oleh ajang pencarian bakat baik yang bersifat regional maupun yang berskala nasional. Setiap tahunnya tingkat peserta yang mengikuti berbagai ajang pencarian bakat vokal itu terus meningkat tajam.
Alicia Van Akker menjelaskan bahwa Rumah MC Â yang ia rintis bersama sahabatnya sejak masa kuliah dan didirikan pada tanggal 18 November 2012 di Depok, merupakan sebuah perpaduan antara bisnis dan passion komunitas. di mana Rumah MC mewadahi dan memberikan edukasi kepada kawan seprofesi atau yang memiliki passion yang sama. Rumah MC telah banyak memiliki program-program berkualitas seperti adanya pelatihan dan magang bagi peserta didik di Academy MC Â bekerja sama dengan beberapa instansi dan perusahaan untuk melatih mental peserta didik.
Selain itu, Rumah MC juga membuat Speaking Magazine untuk membantu mengasah bakat-bakat dari anak-anak yang berada di luar pulau yang di Kota mereka tidak ada lembaga kursus MCRumah MC juga telah menyelenggarakan Indonesian Public Speaking dengan menganugrahkan MC Choise Award. para peserta se-Indonesia mengikuti event ini melalui vidio yang mereka kirimkan.
Ignatius Leonardo dengan Kulit Kayu-nya mencoba memberikan produk kerajinan tangan dalam bentuk dompet dan tas yang terbuat dari kulit kayu. Menurutnya ide ini memadukan prinsip bisnis dan ikut memeloporikan go green yang di wujudkan dengan menggunakan bahan-bahan alami. Ketersediaan bahan baku yaitu pohon… lah yang menjadi kendala. Menurutnya mengedukasi masyarakat untuk mencintai produk alam dan menjaga alam adalah hal penting untuk dilakukan karena mau tidak mau kesadaran itu harus muncul sejak dini. Keuntungan dari bisnisnya ini juga ia salurkan untuk aktivitas konservasi cagar alam.
Rinda Vita asal Lampung menjelaskan ide Starbook Coffe muncul karena dengan omzet ekspor kopi dari Lampung sangatlah besar setiap tahunya. Namun, Nasib petani kopi yang hasil panennya di jual dengan murah kepada tengkulak membuat ia terpanggil untuk membantu para petani kopi di daerahnya dalam menyalurkan hasil panennya. Ia juga menjelaskan bahwa Starbook Coffe memberikan edukasi tentang cocok tanam kopi yang baik serta memberikan fasilitas pendidikan bagi anak-anak petani kopi.
[caption caption="Suasana Diskusi. Sumber: Admin Kompasiana"]
Untuk memulai sebuah ide isnis ada orang yang bermodalkan uang terlebih dahulu baru kemudian ia memikirkan apa yang akan ia lakukan. Tapi ada juga karakter orang yang berpikir dulu apa yang akan ia kerjakan baru setelah tergambarkan konsepnya ia kemudian memikirkan soal modal.
Terkadang ide bisnis itu muncul bukan karena passion tetapi karena kepekaan atau kegelisahan kita dalam menyikapi dan menghadapi sesuatu. Contohnya seperti yang disampaikan oleh Mas Yukka di mana Ide bisnisnya sendiri bermula karena ia sulit mencari sepatu yng sesuai dengan ukurannya di pasaran yaitu 46 jika ada pun harganya sangat mahal. Maka munculah ide untuk membuat usaha sepatu sendiri dan di pasarkan kepada masyarakat dengan harga yang terjangkau.
[caption caption="Kompasianer dan Para Finalis. Dok. Pribadi"]
Tidak di pungkiri bagi kaum muda yang baru saja akan melangkahkan kaki untuk memilih sebuah bisnis perlu adanya pemahaman tentang bagaimana cara agar bisnisnya itu mampu bersaing dengan yang lain di pasaran. Memiliki nilai jual dan kualitas yang bagus dan mampu mengembangkan bisnisnya itu sehingga tidak berhenti di tengah jalan.
Menjalin hubungan baik dengan mitra kerja dan mampu berkomunikasi dengan baik juga merupakan tips dalam menjalankan sebuah bisnis. Karena terkadang khususnya bagi mahasiswa yang menjalani sebuah bisnis mengalami perselisihan dalam menjalankan bisnis tersebut. Adakalanya juga teman kita berpindah haluan tidak memikirkan bisnis yang selama ini dibangun bersama.
Rasa mencoba-coba memang ada. Siapa tahu dari mencoba itu melahirkan sebuah peluang yang sesuai dengan passion kita. Keseriusan dalam melakukan sesuatu memang akan membuahkan hasil. Di tambah dengan karakter si pembisnis itu juga akan berdampak pada proses dan hasil dari bisnis itu sendiri.
Semua orang memiliki jiwa berbisnis. Tapi, hanya sedikit orang yang mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan. Kemauan untuk tampil dan membangun perlu disadari sejak sekarang. Karena potensi kita tidak mungkin tersalurkan apabila passion kita tidak menghasilkan apa-apa dan hanya dipendam di dalam hati. Contohnya Leonara Adelia Founder Travas Life sekaligus pemenang FWD Life Passionpreneur yang menjelaskan bahwa awal mula bisnisnya muncul karena kegemarannya jalan-jalan.
Bahkan orang yang kuliah bisnis pun belum tentu mampu melakukan bisnis secara nyata. Karena terkadang berbeda teori lain pula prakteknya. Banyak dari pengusaha yang bukan lulusan bisnis namun bisa mengembangkan bisnisnya hingga menjadi maju. Mereka mampu bertahan walau harus mengambil resiko dan menjawab masalah. Contohnya adalah Pak Paul Setio Kartono.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H