Mohon tunggu...
Egi Sutjiati
Egi Sutjiati Mohon Tunggu... -

peduli pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa Kerja Grup Alumni?

20 November 2011   00:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:26 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir rata-rata kita selalu senang bisa menyambung kembali tali silaturahmi dengan teman-teman lama setelah puluhan tahun tidak bertemu selepas selesai sekolah atau kuliah. Pertemuan tidak sengaja di jalan, di angkot, di pesawat, di undangan perkawinan, di event tertentu, di acara teman sejawat, dengan teman sekolah dulu selalu penuh berisi “surprise”. Dari yang kaget karena bentuk badan yang sudah lebih lebar (he..he….biasanya begitu) sampai yang kaget karena ternyata dunia sempit….teman kerja kita ternyata saudaranya teman lama kita, misalnya.

Belakangan jejaring sosial makin merapatkan tali silaturahmi antar teman-teman lama. Saya pribadi jadi pemerima manfaat ini. Dari mulai teman kuliah, teman SMA, teman SMP, sampai teman SD, banyak sekali yang akhirnya saya temukan kembali atau mereka temukan saya kembali via facebook (FB). Tinggal teman TK yang belum ketemu…he..he….niat banget yak?

Setelah bertemu di FB, biasanya teman-teman lama semasa sekolah atau kemudian kita sebut sebagai grup alumni sibuk membuat mailing list (milis)….maklum, sekarang kita hidup di era teknologi..kek..kek…. Mereka memberi nama pada grup masing-masing, termasuk memberi nama pada milis mereka. Namanya pun lucu dan seru, tapi kebanyakan sangat ingin memberi warna nama sekolah dan tahun pada nama itu, sehingga mudah dikenali dari sekolah mana, dan dari angkatan tahun berapa mereka berasal.

Pertemuan grup alumni biasanya diawali dengan pertemuan beberapa orang yang kemudian aktif mendata teman-teman lama mereka. Data yang paling penting saat ini adalah nomer HP. Rasanya jika no HP sudah tercatat, kita merasa tenang karena ada alat yang memudahkan untuk berkomunikasi dengan anggota grup alumni.

“Copy darat” biasanya dilakukan secara periodik. Dan rata-rata grup alumni biasanya mempunyai event besar yang diusahakan digelar untuk mempersatukan atau menyambung tali silaturahmi para anggotanya. Reuni Akbar merupakan contoh event besar yang banyak dilakukan grup-grup alumni. Dari yang biasa saja, sampai Reuni Akbar yang beneran akbar karena melibatkan lebih dari sepuluh angkatan…he..he….kadang malah antar anggota asli ga kenal….tapi paling tidak jadi tau…oh loe lulusan sini juga? He..he…

Selalu dituntut ada beberapa anggota alumni yang menjadi motor penggerak grup alumni. Mereka biasanya aktif (selain mendata) juga mendisain kegiatan, menghubungi teman-teman, menggalang dana, mengunjungi teman-teman lama yang sakit, mencatat buku Kas, dll. Kelompok penggerak grup alumni ini sering saya sebut sebagai Tim Kecil.

Tim Kecil biasanya melakukan rapat-rapat interen. Jika rapat internal sudah membuahkan ide-ide umum, mereka akan membawa ide ini ke kelompok yang lebih besar. Ide digelar via milis untuk mendapat tanggapan seluruh anggota, atau jika kegiatannya besar dan melibatkan banyak pihak biasanya langsung “copy darat” dengan kelompok yang lebih besar. “Copy darat” sering dilakukan di posko grup alumni (banyak juga grup alumni yang punya posko lho…), di café, atau bahkan di kampus lama mereka (yang ini biasanya lebih heboh karena hampir pasti banyak cerita seru muncul sesuai ingatan mereka tentang kegiatan-kegiatan di kampus jaman dulu).

Setelah saya mengamati gerak-gerik dan kegiatan-kegiatan beberapa grup alumni, muncul hypotesa tentang arah bentuk-bentuk kegiatan mereka. Walau grup alumni itu bervariasi, dari yang masih berumur muda sampai yang sudah berumur sepuh, kebanyakan grup alumni tidak hanya mendisain kegiatan yang hanya bermanfaat bagi kelompoknya (seperti pengumpulan uang kas untuk kebutuhan anggota yang mengalami musibah, misalnya) tetapi juga ke kegiatan-kegiatan yang punya dampak sosial yang lebih luas. Atau bahkan jika grup alumni medisain kegiatan-kegiatan yang bersifat profit center sekalipun, tetap sebagian besar ujung-ujungnya dampak sosial yang mereka sasar. Jika ditelusuri lebih jauh, banyak grup alumni yang membuat kegiatan profit center yang didedikasikan untuk kegiatan cost center yang lagi-lagi arahnya adalah untuk memberikan manfaat sosial baik bagi anggotanya ataupun bagi masyarakat yang lebih luas.

Kegiatan profit center nya bisa berupa pengembangan unit bisnis bersama, seperti bisnis percetakan, bisnis catering, dll. Sementara cost centernya bisa berupa (selain pembiayaan bagi anggota grup yang mengalami musibah) bakti sosial, pengobatan gratis, donor darah, sunatan masal, dll.

Awalnya saya berpikir, mungkin karena ada euphoria pertemuan kembali sehingga kegiatan-kegiatan lanjutan selalu dibuat untuk jadi pembenaran bagi pertemuan-pertemuan yang lebih rutin. Question saya terus saya coba gali untuk menemukan jawaban atas keunikan kerja para grup alumni. Belakangan saya menemukan sedikit sinyal bahwa kegiatan-kegiatan grup alumni merupakan bentuk atau wadah bagi para anggotanya untuk terus berkarya atau mengakselerasi karya-karya mereka untuk aktualisasi diri. Pada saat yang bersamaan, dengan semakin bertambah usia, kualitas aktualisasi diri juga semakin tinggi dengan menempatkan benefit sosial sebagai capaian. Dalam beberapa kasus malahan kegiatan alumni dijadikan ladang ibadah bagi para anggotanya dengan turut serta menyukseskan kegiatan-kegiatan mereka sendiri yang banyak member manfaat pada masyarakat yang luas.

Model ini kemudian saya definisikan sebagai bentuk dari Community Social Responsibility (CSR) bagi pribadi-pribadi anggota grup alumni dan juga CSR bagi kelompoknya.

Type masyarakat Indonesia yang cenderung patuh pada panutan, membuat kegiatan-kegiatan CSR grup alumni menjadi ramai atau tidak sepi kegiatan.

Kombinasi antara type masyarakat berbasis panutan dengan existensi kegiatan grup alumni (apalagi yang diakselerasi dengan adanya teknologi dan jejaring sosial), menurut pendapat saya, akan melahirkan model-model baru ikatan masyarakat yang lebih kompak, solid, dan minim potensi konflik.

Tentu saja hypotesa ini perlu diuji. Namun harapannya semoga ini benar, agar masayarakat Indonesia, melalui jejaring grup alumninya bisa jadi penggerak dan bisa memfasilitasi gerak dinamika masyarakat sosial kearah yang lebih solid untuk benefit sosial yang lebih luas.

Semoga…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun