Mohon tunggu...
Rikardo Kaway
Rikardo Kaway Mohon Tunggu... -

Bahagia itu sederhana, cukup dgn mensyukuri apa yg kita miliki

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Udang “Selingkuh” dari Dataran Lembah Baliem

15 Oktober 2012   17:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:48 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_218084" align="aligncenter" width="300" caption="Peta Wamena (Sumber : Kompasiana)"][/caption]

Salam Jelajah Gizi,

Kembali dari provinsi paling timur di Indonesia, kali ini saya akan membagi cerita tentang salah satu kuliner khas masyarakat di Lembah Baliem, sebuah dataran tinggi dengan pemandangan yang begitu eksotis karena berada pada daerah pegunungan di Kabupaten Jayawijaya, Papua. Ditengah-tengah Lembah Baliem terbentang sebuah kota yang mungkin sudah kita kenal namanya, Wamena. Ya, kota ini merupakan ibukota dari Kabupaten Jayawijaya itu sendiri. Perlu diketahui lagi, letak geografis Wamena berada di ketinggian 1550-1600 meter diatas permukaan laut. Jadi tidak heran jika suhu udara di kota ini sangat dingin apalagi pada saat malam hari. Satu-satunya alat transportasi untuk menuju ke Wamena cuma bisa menggunakan pesawat udara, belum ada jalan darat yang menghubungkan wamena dengan kota-kota lain di Papua. Jadi jangan heran jika sampai disana kita akan menjumpai harga kebutuhan pokok sehari-hari yang relative cukup mahal karena memang semua barang yang diangkut kesana menggunakan pesawat.

[caption id="attachment_218086" align="aligncenter" width="300" caption="Lembah Baliem (Sumber : amazingofindonesia.com)"]

1350318828344139323
1350318828344139323
[/caption]

Nah, itu tadi sedikit dulu perkenalan dengan daerahnya, biar kita lebih gimana gitu yah hehehe.. Sekarang kita bahas kulinernya nih yang sudah ditunggu-tunggu. Sesuai dengan judul diatas, saya yakin pasti teman-teman yang membaca agak sedikit penasaran dengan kata Udang “Selingkuh”, kenapa sampai disebut udang selingkuh. Sebutan udang dengan menggunakan embel-embel selingkuh ini ternyata sudah sangat popular pada kalangan masyarakat luas di Wamena. Alasannya cukup unik, karena udang ini memiliki capit yang besar menyerupai kepiting. Jadi masyarakat disana mengira ini merupakan hasil perselingkuhan antara udang dan kepiting hehehe... Padahal, untuk udang air tawar seperti di wamena ini memang memiliki capit yang agak besar, tidak seperti udang air laut pada umumnya yang tidak memiliki capit. Jadi teman-teman tidak perlu heran mendengar istilah udang selingkuh ini, karena udang ini hanyalah udang air tawar biasa yang mendapat julukan udang “selingkuh” dari masyarakat disana.

[caption id="attachment_218088" align="aligncenter" width="300" caption="(Sumber : Google)"]

1350318962433734103
1350318962433734103
[/caption]

[caption id="attachment_218089" align="aligncenter" width="300" caption="Udang "]

13503190211215629329
13503190211215629329
[/caption]

Udang selingkuh di wamena kebanyakan diperoleh masyarakat sekitar dari sungai baliem, sungai yang mengalir melintasi kota wamena. Disana ada masyarakat yang memang sengaja datang ke sungai untuk berburu udang, jika sudah dapat mereka akan langsung menjualnya ke pasar untuk kemudian akan dibeli oleh pemborong dari pemilik restaurant atau rumah makan.

Di wamena juga ada kebiasaan unik yang agak aneh tapi memang begitu kenyataannya, jika kita memiliki udang tapi malas untuk memasaknya, kita dapat datang membawa udang tersebut ke rumah makan untuk minta dimasakan, dalam hal ini kita hanya akan membayar ongkos kerja dari si pelayan dapur plus bumbu-bumbu penyedap lainnya dan juga nasi putih. Namun kebiasaan ini tidak berlaku untuk seluruh rumah makan yang menyajikan udang selingkuh, hanya beberapa rumah makan saja yang memberikan pelayanan seperti ini, salah satunya di rumah makan blambangan di jalan trikora, wamena.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun