[caption caption="Cuplikan Video Yang Viral di Social Media | Sumber Gambar: posmetro.info"][/caption]“Oke Bu, saya tidak main-main ya, saya tandai Ibu. Saya anak Arman Depari”,
“Ia, Ia, Ok, ya”,
Dialog tersebut terjadi antara siswi SMA dengan salah satu Polwan yang hendak menilang mereka, menjadi viral di social media karena tindakan yang tidak sopan cenderung arogan salah seorang siswi, mencatut nama seorang perwira tinggi Polri, Deputi Bidang Pemberantasan BNN Irjen. Pol. Drs. Arman Depari ketika hendak ditilang.
Sebelumnya, usai Ujain Nasional (UN) para siswa SMA di Kota Medan menggelar konvoi, saat konvoi tersebut polisi menangkap sebuah mobil Honda Brio bernopol BK 1528 IG. Mereka ditilang kerena membuka kap belakangnya di Jalan Sudirman dekat Hotel Polonia.
Setelah dikonfirmasi via seluler kepada wartawan, Arman Depari membantah siswi tersebut anaknya.
"Anak saya tidak ada perempuan, yang diberitakan itu bukan anak saya. Tiga orang anak saya laki-laki dan tinggal di Jakarta tidak ada di Kota Medan," katanya. Rabu (6/4/2016) malam. (Tribun Medan)
[caption caption="Arman Depari Tranding Topic di Indonesia"]
Sontak saja wajah siswi SMA tersebut tersebar di berbagai media social, menjadi bulan-bulanan netizen. Di Twitter sendiri Arman Depari menjadi Tranding Topic di Indonesia, banyak orang bertanya siapa Arman Depari? karena sebelumnya nama tersebut terdengar asing dikalangan anak muda.
Belum diketahui identitas asli siswi tersebut akan tetapi kabar terbaru, Kapolresta Medan, Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto menegaskan pihaknya akan menindak siswi SMA tersebut.
"Iya ini sedang kita kejar pemilik mobilnya. Nanti dari situ kita kembangkan. Hasilnya akan kita kabari lagi nanti," kata Mardiaz kepada wartawan, Rabu (6/4/2016).
[caption caption="Wajah pelajar siswi SMA |Sumber Gambar: TribunMedan"]
Tinggal menunggu waktu, tidak hanya foto tetapi nama siswi tersebut akan menghiasi berbagai media.
Lazim terjadi di Indonesia
Hal ini bukan pertama kali terjadi, pernah beberapa kali orang-orang melakukan modus yang sama untuk menghindar dari tilang polisi, mengaku anak aparat, mengaku anggota aparat, mungkin yang belum adalah mangaku keparat, mengaku kesalahannya sendiri.
Dulu ketika SMA saya sering membuat forum bersama teman-teman saya yang suka membawa motor ke sekolah, “Cara lolos dari Razia Polisi 101”, mulai dari meminimalisir vision Polisi dengan berkamuflase diantara angkot, sampai wacana mengaku sebagai anak orang penting seperti siswi SMA diatas sempat dibicarakan.
Kadang kita berbagi cerita berapa uang jajan yang kita keluarkan untuk Polisi yang menilang agar diloloskan, semakin rendah uang yang dikeluarkan semakin meriah tepuk tangan, sebagai bentuk apresiasi jago melobi Polisi.
Tak bisa dipungkiri, hal ini lumrah terjadi di Indonesia tidak hanya anak SMA, mahasiswa, orang tua pun melakukan praktik yang sama jika ditilang Polisi. Banyak hal yang mendasari praktik tersebut. Kalau ditanya kenapa? Saya pun tidak mengerti, seperti sudah tradisi. Mudah sekali kita melanggar lalu lintas. Seolah bukan masalah yang besar jika nantinya berurusan dengan Polisi.
Menanggapi kejadian diatas, mungkin sudah saatnya polisi melakukan sosialisasi rutin ke sekolah, tidak hanya SMA tetapi juga SMP. Orang tua maupun sekloah, harusnya juga melarang anak siswanya untuk membawa kendaran sendiri ke Sekolah. Semoga hal ini tidak terjadi lagi, jadi pelajaran kedepanya.
Baagaimana menurut teman-teman?
Sumber :
Irjen Arman Depari Tak Akui Siswi yang Bentak Polwan Sebagai Anaknya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H