Mohon tunggu...
Eggy Adrian Pratama
Eggy Adrian Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Magister Akuntansi - NIM 55523110034 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Dosen : Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

TB 2 - Pemeriksaan Pajak - Diskursus Model Dialektika Hegelian, dan Hanacaraka pada Auditing Perpajakan

30 November 2024   18:04 Diperbarui: 30 November 2024   18:04 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Modul dan Dokpri Prof Apollo

1. Pengertian Dialektika

Dialektika dalam konteks Hegelian merujuk pada metode yang menekankan perkembangan ide melalui tiga tahap utama: tesis, antitesis, dan sintesis. Namun, istilah ini sering kali disalahpahami sebagai proses linier. Pada kenyataannya, model ini sangat kompleks dan dinamis.

  • Tesis: Sebuah ide awal atau posisi yang menjadi titik awal dalam proses dialektika.
  • Antitesis: Kontradiksi atau oposisi terhadap tesis. Ini muncul sebagai respons terhadap keterbatasan atau kelemahan dari tesis awal.
  • Sintesis: Resolusi dari kontradiksi antara tesis dan antitesis, menghasilkan pemahaman atau bentuk yang lebih tinggi.

Proses ini tidak berhenti di sintesis, melainkan menjadi tesis baru yang akan melahirkan antitesis berikutnya, sehingga membentuk siklus perkembangan yang terus berlanjut.

2. Dialektika sebagai Gerakan Sejarah

Menurut Hegel, dialektika tidak hanya berlaku dalam pemikiran manusia tetapi juga dalam perkembangan sejarah dan budaya. Dia percaya bahwa sejarah dunia adalah proses perkembangan rasionalitas yang diwujudkan melalui konflik dan resolusi.

  • Sejarah sebagai Manifestasi Akal: Hegel berpendapat bahwa sejarah manusia adalah cerita tentang perkembangan "Geist" (Roh atau Jiwa), yaitu semangat kolektif umat manusia yang bergerak menuju kebebasan dan kesadaran diri.
  • Konflik dan Perubahan: Perubahan besar dalam sejarah terjadi melalui konflik antara kekuatan yang ada (tesis) dan tantangan baru (antitesis). Resolusi konflik ini menghasilkan tatanan baru (sintesis).

Misalnya, dalam sejarah politik, monarki absolut (tesis) ditantang oleh demokrasi liberal (antitesis), dan akhirnya menghasilkan negara modern yang menggabungkan elemen-elemen dari keduanya (sintesis).

3. Prinsip Utama Dialektika Hegelian

Dialektika Hegelian memiliki beberapa prinsip utama yang menjadikannya alat analisis yang sangat kaya:

  1. Segala Sesuatu Bersifat Interkoneksi: Tidak ada yang berdiri sendiri; setiap entitas atau ide terhubung dengan yang lainnya. Konteks ini memungkinkan kontradiksi muncul secara alami.
  2. Negasi Dialektis (Negation of the Negation): Setiap langkah dalam dialektika melibatkan "negasi" dari tahap sebelumnya, tetapi negasi ini tidak berarti penghapusan total, melainkan pengangkatan ke tingkat yang lebih tinggi.
  3. Perkembangan melalui Kontradiksi: Kontradiksi dianggap sebagai motor penggerak utama perkembangan. Tanpa kontradiksi, tidak akan ada perubahan atau kemajuan.
  4. Gerakan Spiral: Proses dialektika bergerak seperti spiral, bukan lingkaran. Artinya, setiap siklus membawa kita ke tingkat yang lebih maju, meskipun pola tesis-antitesis-sintesis tetap berulang.

4. Tesis, Antitesis, dan Sintesis: Proses Dialektika Hegelian

Tesis, antitesis, dan sintesis adalah tahap-tahap fundamental dalam proses dialektika yang sering dijadikan pokok pembicaraan utama dalam memahami teori Hegelian. Meski ketiga konsep ini berinteraksi dalam hubungan yang saling bergantung, setiap tahap memiliki peranannya sendiri dalam membawa perkembangan yang lebih tinggi.

a. Tesis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun