Mohon tunggu...
Eggy Adrian Pratama
Eggy Adrian Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Magister Akuntansi - NIM 55523110034 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Dosen : Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kuis 10 - Pemeriksaan Pajak - Model Pemeriksaan Penagihan Pajak Trans Substansi Pemikiran Aristotle

18 November 2024   22:52 Diperbarui: 18 November 2024   23:19 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Modul dan Dokumen Prof Apollo

Posisi mengacu pada status atau keadaan objek dalam transaksi, seperti aset, barang, atau jasa. Pemahaman terhadap posisi objek membantu dalam mengidentifikasi apakah nilai yang dilaporkan sesuai dengan kondisi sebenarnya. Analisis ini sering kali melibatkan penilaian terhadap usia, kondisi fisik, fungsi, atau potensi penggunaan objek dalam transaksi. Dalam konteks perpajakan, elemen posisi menjadi penting untuk memastikan bahwa nilai yang dilaporkan mencerminkan kondisi aktual objek, bukan nilai yang direkayasa.

8. Kepemilikan (State/Possession): Penguasaan atas Objek

Kepemilikan mengacu pada siapa yang benar-benar memiliki atau mengendalikan objek dalam transaksi. Hal ini mencakup evaluasi atas hak legal dan penguasaan faktual atas aset atau jasa. Analisis kepemilikan sering digunakan untuk mengidentifikasi pengalihan aset yang tidak mencerminkan substansi ekonomi yang sebenarnya. Elemen ini penting untuk memahami apakah pemindahan aset atau hak dilakukan untuk tujuan bisnis yang sah atau hanya untuk memanfaatkan perbedaan perlakuan pajak antar yurisdiksi.

9. Aksi dan Pasifitas (Action and Passivity): Tindakan Aktif dan Pasif

Aksi mencerminkan aktivitas nyata yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi, sementara pasifitas merujuk pada penerimaan dampak dari aktivitas tersebut. Elemen ini membantu memastikan bahwa semua pihak dalam transaksi memberikan kontribusi yang relevan sesuai dengan nilai ekonominya. Analisis aksi dan pasifitas sering kali digunakan untuk mengevaluasi jasa antar perusahaan dalam grup usaha, memastikan bahwa pembayaran jasa mencerminkan kontribusi nyata yang diberikan oleh penyedia jasa.

Sumber Gambar : Modul dan Dokumen Prof Apollo
Sumber Gambar : Modul dan Dokumen Prof Apollo

Kertas kerja audit adalah dokumen yang menjadi fondasi utama dalam mendukung opini auditor atas laporan keuangan. Dokumen ini tidak hanya mencatat prosedur yang dilakukan, tetapi juga mendokumentasikan analisis, temuan, dan kesimpulan auditor berdasarkan bukti audit yang diperoleh. Dalam konteks audit piutang, pengujian substansi memiliki tujuan utama untuk memastikan bahwa saldo piutang yang disajikan dalam laporan keuangan mencerminkan keadaan yang sebenarnya, baik dari segi keberadaan, keabsahan, pengukuran, maupun pengungkapannya. Karena piutang sering kali menjadi salah satu aset material dalam laporan keuangan, proses pengujian ini harus dilakukan secara mendalam dan komprehensif.

Pendekatan trans-substansi yang didasarkan pada sembilan kategori utama pemikiran Aristotle memberikan kerangka kerja yang unik dan sistematis bagi auditor. Dengan menggunakan kategori ini, auditor tidak hanya memverifikasi saldo secara numerik, tetapi juga memahami dan mengevaluasi dimensi filosofis yang melandasi transaksi atau saldo piutang tersebut. Pendekatan ini memungkinkan auditor untuk melihat piutang dari berbagai sudut pandang, termasuk sifatnya, hubungan hukum yang mendasari, waktu terjadinya, posisi dalam siklus keuangan, hingga dampaknya terhadap pengguna laporan keuangan. Setiap kategori dapat membantu auditor mendalami aspek-aspek yang sering kali tersembunyi di balik angka-angka yang tercantum dalam laporan keuangan.

Dalam kertas kerja audit, setiap prosedur dan hasil analisis auditor harus terdokumentasi secara rinci untuk mendukung penilaian profesionalnya. Dengan memadukan pendekatan trans-substansi, auditor dapat mencatat observasi yang lebih kaya dan mendalam terkait dengan piutang. Misalnya, auditor dapat mengidentifikasi risiko yang tidak hanya terkait dengan aspek keuangan, tetapi juga dengan sifat dan karakter transaksi yang mendasari piutang tersebut. Hal ini menciptakan nilai tambah dalam audit, di mana auditor tidak hanya memberikan opini berbasis angka, tetapi juga menawarkan pandangan yang lebih komprehensif tentang kondisi keuangan perusahaan.

Penggunaan sembilan kategori Aristotle juga membantu auditor menyusun kertas kerja yang lebih terstruktur. Kategori ini memungkinkan auditor untuk menganalisis piutang berdasarkan elemen-elemen mendasar yang relevan. Sebagai contoh, kategori "substansi" membantu auditor memahami hakikat dasar piutang, apakah piutang tersebut benar-benar merepresentasikan hak perusahaan untuk menerima pembayaran. Kategori "kuantitas" membantu mengevaluasi jumlah piutang yang tercatat, termasuk apakah terdapat salah saji material. Kategori "relasi" memungkinkan auditor menilai hubungan hukum yang mendasari piutang, seperti perjanjian kontrak dengan pelanggan. Dengan pendekatan ini, setiap elemen piutang dianalisis secara sistematis, sehingga menghasilkan dokumentasi yang lebih lengkap dan mendalam.

Lebih lanjut, pendekatan ini juga membantu auditor dalam proses pengambilan keputusan. Dengan memahami piutang melalui sembilan kategori, auditor dapat memberikan penilaian yang lebih terinformasi tentang risiko inheren dan risiko pengendalian terkait piutang. Misalnya, kategori "tempat" dapat membantu auditor menilai lokasi geografis dari pelanggan yang memiliki piutang, yang mungkin memengaruhi risiko kredit. Kategori "waktu" memungkinkan auditor untuk menganalisis tanggal jatuh tempo piutang dan mengevaluasi apakah terdapat risiko gagal bayar. Semua informasi ini dapat didokumentasikan dalam kertas kerja audit untuk mendukung kesimpulan yang diambil auditor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun