Mohon tunggu...
Septantya Nur Hanifah
Septantya Nur Hanifah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Humble

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa Itu Rebo Wekasan? Berikut Penjelasan Beserta Pandangan Menurut Jawa dan Islam

10 Juli 2022   09:44 Diperbarui: 10 Juli 2022   18:09 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari Rabu terakhir di bulan Safar dalam kalender Jawa dan Islam dijuluki dengan sebutan Rebo Wekasan atau juga sering dikenal dengan sebutan Rebo Pungkasan. 

Tradisi Rebo Wekasan diperingati oleh sebagian masyarakat serta umat Islam di Indonesia. Banyak diadakan ritual di hari ini. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menolak bala. 

Tradisi ini memiliki berbagai pemaknaan dan tata cara pelaksanaannya di setiap daerah. Adapun kegiatan yang dilakukan pada saat Rebo Wekasan berupa dzikir, tahlil, melakukan sholat sunnah untuk menolak bala, berbagi makanan, bahkan ada juga yang melarungkan hasil bumi ke laut sebagai persembahan kepada bumi.

Mengutip pendapat Syaikh al Kamil Fariduddin pada kitab Al-Jawahir Al-Khams karya Syeikh Muhammad bin Khathiruddin Al-'Atthar (w. th 970 H), tradisi Rebo Wekasan ini disebut sebagai hari musibah yang merujuk kepada peristiwa sakitnya Nabi Muhammad SAW sampai beliau wafat. 

Syaikh Kamil Fariddudin menjelaskan: "Sesungguhnya dalam setiap tahun diturunkan 320.000 bencana atau bala dan semuanya diturunkan pada hari Rabu akhir dari bulan Shafar, maka hari itu merupakan hari yang paling berat dalam setahun." Atas dasar itulah, muncul tradisi yang sudah turun temurun, terutama di kalangan umat Islam di Pulau Jawa dan juga beberapa daerah di luar Pulau Jawa.

Tradisi Rebo Wekasan pertama kali diadakan pada masa Wali Songo. Sebab banyak ulama yang menyebutkan bahwa Allah SWT menurunkan lebih dari 500 macam penyakit di bulan Saffar. Untuk mengantisipasi hal tersebut, banyak ulama melakukan ibadah dan memanjatkan do'a. 

Tujuannya adalah agar dijauhkan dari segala penyakit dan musibah yang dipercaya diturunkan pada hari Rabu terakhir bulan Safar. Tradisi Rebo Wekasan masih dilestarikan oleh sebagian umat Islam di Indonesia hingga saat ini. 

Sementara itu, ada juga pendapat lain yang menyatakan bahwa tradisi Rebo Wekasan muncul pada awal abad ke-17 di Aceh, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku.

Rebo Wekasan ini mengandung beberapa sudut pandang, salah satunya adalah masyarakat jawa. Mereka sangat percaya akan kesialan yang datang pada hari Rebo Wekasan. Misalnya dalam hal pernikahan. 

Mereka percaya bahwa jika menikah di hari Rebo Wekasan bisa saja akan mengundang banyak pertengkaran bahkan berujung perceraian. Oleh sebab itu, banyak dari sekian masyarakat Jawa yang menghindari pernikahan di hari Rebo Wekasan.

Bukan hanya menikah, masyarakat Jawa juga percaya jika bayi yang lahir pada Rebo Wekasan, maka bayi tersebut bisa saja akan bernasib sial seumur hidupnya. Oleh karena itu, bayi yang lahir di hari Rebo Wekasan harus diruwat atau dibersihkan. 

Selain itu, masyarakat Jawa juga percaya jika kita keluar rumah di hari Rebo Wekasan, maka akan terjadi banyak kesialan dan bencana. Mengingat hal demikian, mereka lebih memilih untuk berdiam diri di rumah dan melakukan perjalanan di esok harinya daripada harus keluar rumah di hari Rebo Wekasan.

Berbeda dengan pandangan Islam. Rasulullah SAW telah bersabda: "Tidak ada wabah (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu dan juga tidak ada kesialan pada bulan Shafar. Menghindarlah dari penyakit kusta sebagaimana engkau menghindari singa." (HR Imam al-Bukhari dan Muslim). 

Jadi dapat disimpulkan, dalam pandangan Islam tidak ada bulan dengan penuh kesialan. Sebab, hal ini sama saja mendahului ketetapan Allah SWT. Sesungguhnya segala penyakit dan marabahaya lainnya berasal dari Allah SWT dan bukan datang dengan sendirinya.

Terkait amalan yang dilakukan pada Rebo Wekasan, sebenarnya bukan hanya upacara adat saja yang dilakukan untuk menolak bala, namun ada pula ritual keagamaan yang dilakukan di hari Rebo Wekasan. Berikut amalan yang sering dilakukan pada hari Rebo Wekasan.

1. Sholat Sunnah

Melakukan sholat sunnah merupakan salah satu amalan yang bisa dilakukan saat Rebo Wekasan. Tata cara sholat sunnah Rebo Wekasan hampir sama dengan sholat sunnah pada umumnya. Perbedaannya terletak pada jumlah rakaat dan surat pendek yang dibaca di setiap rakaatnya.

Sholat sunnah Rebo Wekasan dianjurkan membaca Surat Al-Kautsar 17 kali di rakaat pertama, Surat Al-Ikhlas 5 kali di rakaat kedua, kemudian membaca Al-Mu'awwidzatain (Surat Al-Falaq dan surat An-Nas) di rakaat ketiga dan keempat masing-masing satu kali.

Meskipun demikian, keputusan musyawarah Nahdlatu Ulama' Jawa Tengah pada tahun 1978 di Magelang menegaskan bahwa sholat yang dikhususkan untuk Rebo Wekasan hukumnya haram, kecuali jika diniati sholat sunnah muthlaqah atau niat sholat hajat.

2. Puasa Sunnah

Amalan lain yang bisa dilakukan di Rebo Wekasan adalah dengan menjalankan puasa sunnah. Dengan berpuasa, maka diharapkan dapat menolak bala atau kesialan di hari Rebo Wekasan.

3. Selametan

Setiap daerah memiliki tata cara yang berbeda dalam mengadakan acara selametan. Ada yang melarungkan hasil bumi ke laut dan ada juga yang membagikan hasil bumi ke masyarakat setempat. Meski berbeda, inti dari diadakannya acara selametan ini adalah berdoa bersama sebagai upaya agar dijauhkan dari segala kesialan dan marabahaya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun