Istiqamah merupakan kalimat yang mengandung banyak makna, meliputi berbagai sisi agama, yaitu berdiri di hadapan Allah secara hakiki dan memenuhi janji. Istiqamah berkaitan dengan perkataan, perbuatan, keadaan dan niat. Istiqamah dalam perkara-perkara ini berarti pelaksanaannya karena Allah, beserta Allah dan berdasarkan perintah Allah.
Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah pernah berkata:Â
"Kemuliaan yang paling besar adalah mengikuti istiqamah."
"Jadilah engkau penuntut istiqamah dan janganlah engkau menjadi penuntut kemuliaan."
Banyak muridnya yang bertanya: "mengapa demikian wahai guruku? Bukankah tak apa jika kita menuntut atau mencari kemuliaan?"
Beliau menjawab: "karena jalan menuju puncak kemuliaan adalah istiqomah"
Sebagian orang arif juga berkata:
"Jadilah orang yang memiliki istiqamah dan janganlah menjadi orang yang mencari kemuliaan, karena jiwamu bergerak untuk mencari kemuliaan, sementara Rabb-mu memintamu untuk istiqamah."
Perintah untuk beristiqomah tatkala beribadah sejalan dengan perintah untuk selalu berada di jalan yang lurus. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam ayat berikut:
Â
"Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (Q.S. Hud : 112)
* Tahukah kalian apa yang menyebabkan rambut Rasulullah SAW mulai beruban?
* Jawabannya adalah perintah untuk istiqomah sebagai mana yang tercantum dalam Q.S Hud ayat 112 dan ayat-ayat lainnya. Hal tersebut dikarenakan saking beratnya menerima perintah tersebut, sehingga selalu membuat Beliau merenung...
* Lalu coba kita tengok apa yang menyebabkan kebanyakan manusia mulai beruban? Mungkin jawabannya adalah hutang, harta, tahta, dan lain sebagainya yang bersifat keduniaan (contoh aplikasinya adalah iri, dengki terhadap tetangga karena rumahnya lebih mentereng, jabatannya lebih tinggi)
Dalam hal keistiqamahan, Syekh Shalih Al-Munajjid menyebutkan bahwa ada beberapa tahapan agar istiqomah itu dapat terwujud, diantaranya:
Menerima Al-Qur'an; Semangat Beramal; dan Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW dan para sahabat (begitupun orang-orang shalih)
Namun syekh Shalih Al-Munajjid pun mengungkapkan bahwa:
"Tidak ada seorang pun yang menjamin dirinya untuk istiqamah sehingga ia bisa meninggal dalam keadaan khusnul khotimah."
Jadi, rajin-rajinlah beristighfar dan mawas diri. Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang bisa menjaga keistiqamahan dalam beribadah kepada Allah SWT. Mudah-mudahan ketika meninggal dunia bisa mengucapkan kalimat Thayyibah   dan meninggal dalam keadaan khusnul khotimah.
Aamiin yaa Rabbal 'aalamiin.....
*Catatan saat mengikuti Kajian Muhasabah Diri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H