Mohon tunggu...
Egaviranti Intana Bilqis
Egaviranti Intana Bilqis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hello

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Toleransi sebagai Kunci Keberhasilan

9 Mei 2022   20:52 Diperbarui: 11 Mei 2022   17:18 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti yang kita ketahui, toleransi merupakan sikap saling menghormati, saling menerima, saling menghargai antar keragaman budaya, kebebasan berekspresi, dan karakter manusia. Toleransi merupakan bentuk akomodasi dalam interaksi sosial. Umat beragama sudah seharusnya menerapkan sikap toleransi ini guna menjaga kestabilan sosial sehingga tidak terjadi benturan-benturan ideologi dan fisik antar umat beragama.

Toleransi merupakan warisan turun-temurun yang sudah lama hadir di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya keberagaman mulai dari agama, suku, budaya dan hal-hal lainnya. Toleransi ini dapat dikatakan sebagai kunci keberhasilan, sebab tanpa adanya toleransi dapat menciptakan keributan atau kerusuhan dimana-mana. 

Dengan adanya toleransi yang kuat di Indonesia, negara Indonesia yang terdiri dari banyaknya keberagaman dapat hidup saling berdampingan. Masyarakat yang saling bekerja sama, melindungi satu sama lain, dan saling menghargai kebudayaannya masing-masing itu lah yang dapat mempertahankan Indonesia hingga saat ini.

Indonesia mempunyai 6 agama antara lain Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Masyarakat Indonesia wajib memeluk satu agama sebagai kepercayaan sekaligus identitas dalam kartu identitas kewarganegaraan. Masyarakat Indonesia juga diberikan kebebasan dalam beragama dan mendapatkan jaminan kebebasan menjalankan agama yang dianutnya, hal tersebut tercantum dalam UUD 1945 No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Keberagaman beragama di Indonesia adalah sebuah kenyataan yang tidak dapat dihindari. Toleransi antar umat beragama ini sangatlah diharapkan. Toleransi yang diharapkan berupa terciptanya suasana yang kondusif, aman, tentram bagi umat beragama ketika melaksanakan ibadah. Hal ini dibuktikan dengan tanpa adanya halangan apapun ketika umat beragama melaksanakan ibadah. Tak hanya itu, tidak mencampuradukkan antara agama yang satu dengan yang lain merupakan salah satu toleransi yang diharapkan.

Pada dasarnya, seluruh umat beragama tentunya menginginkan kehidupan yang damai tanpa adanya konflik, terlebih lagi konflik yang disebabkan oleh agama.  Kita tahu bahwa tidak ada agama yang mengajarkan untuk kekerasan dan berkonflik. Tetapi, pada kenyataannya toleransi yang menjadi syarat penting untuk menciptakan kerukunan dan kedamaian sosial belum diwujudkan.

Namun, tak bisa dipungkiri. Menciptakan toleransi di Indonesia bukanlah hal yang mudah. Masih saja seringkali kita dapatkan informasi mengenai dirusaknya tempat-tempat ibadah seperti rusaknya rumah jemaat Gereja HKBP, Karawang pada tahun 2021 silam. Padahal Allah SWT melarang keras untuk menghancurkan tempat ibadah. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah, Qs. Al-Hajj : 40, sebagai berikut:

الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّا أَنْ يَقُولُوا رَبُّنَا اللَّهُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّهِ كَثِيرًا ۗ وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

Artinya: (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa,

Sudah sangat jelas, bahwa Allah SWT dengan tegas melarang menghancurkan tempat ibadah umat agama lain. Selain Itu, Allah juga melarang membunuh orang kafir yang tidak mengganggu kehidupan umat muslim. Allah bahkan memerintahkan umat-Nya untuk berbuat baik dan berlaku adil baik untuk sesama muslim maupun non-muslim. Dengan demikian, hal-hal tersebut mampu menciptakan kedamaian, ketentraman, dan keberhasilan dalam menciptakan kehidupan yang bermasyarakat.

Seperti toleransi antar umat beragama yang terjadi di Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Kedua tempat ini merupakan salah satu simbol betapa indahnya toleransi beragama di Indonesia. Para jamaah Masjid Istiqlal saling bantu membantu dengan Gereja Katedral. Contohnya, pada saat perayaan natal, jamaah Istiqlal menyediakan lahan parkir untuk jemaat gereja katedral saat beribadah natal. Selain itu, masjid Istiqlal juga menyediakan fasilitas lain seperti toilet yang dapat digunakan oleh jemaat Katedral. Dan sebaliknya, gereja katedral juga menyediakan lahan parkir bagi umat islam yang hendak merayakan Idul Fitri. 

Masjid Istiqlal ini bukan sekedar bangunan megah untuk beribadah umat islam, masjid ini juga merupakan bentuk rasa syukur atas kemerdekaan Indonesia, itulah yang menyebabkan kata "Istiqlal" ini dipilih dan memiliki makna "merdeka". 

Bentuk toleransi tidak selalu harus berbentuk tindakan besar. Toleransi bukanlah kewajiban  satu agama, melainkan semua agama yang ada di Indonesia. Sebagai umat beragama, dimulai dari hal-hal kecil kita dapat menciptakan keharmonisan antar umat beragama, seperti menghormati perayaan hari besar umat agama lain, tidak membeda-bedakan teman berdasarkan agama yang dianut, tidak merusak tempat ibadah agama lain, tidak memaksakan agama yang dianut orang lain, berperilaku baik dalam kehidupan sesuai yang diajarkan oleh agama, dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun