Mohon tunggu...
EGA UTAMI
EGA UTAMI Mohon Tunggu... Mahasiswa - new

mengisi waktu dengan belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Media Sosial dan Sisi Gelapnya

15 Juli 2021   11:22 Diperbarui: 15 Juli 2021   11:37 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah tau sifat aslinya adalah seseorang yang cabul saya mulai menjauh dari orang tersebut. 2 teman terdekat saya yang satu sekolah dengannya bercerita bahwa banyak temannya juga menjadi korban dari orang tersebut. Coba kalian bayangkan orang yang pertama kali baru kalian kenal membahas topik-topik pembicaraan  yang berbau seksual tentu saja menimbulkan rasa tidak nyaman dan risih, semua orang pun akan merasa begitu, namun ketika ditegur dia malah menyalahkan korban yang tidak berpikiran dewasa, tidak asik, tidak bisa diajak bercanda padahal dia sendiri yang tidak beradab, kejadian ini membuat saya lebih was was untuk menanggapi seseorang yang mengirimi saya pesan di sosial media manapun terutama untuk laki-laki.

Kasus/kejadian kedua masih berasal dari saya sendiri, saya pernah menjadi korban pembajakan akun facebook dan pemalsuan identitas. Sewaktu menduduki sekolah menengah pertama saya adalah pengguna aktif facebook mungkin bisa dikatakan sedikit populer, saat itu saya memiliki dua akun facebook dan saya juga tidak tau tujuan mengapa sampai memiliki dua akun facebook. Yang menjadi korban pembajakan adalah akun kedua saya, seorang teman memberi tahu saya dia berkata bahwa identitas akun facebook kedua saya berubah menggunakan nama orang tetapi foto profilnya masih menggunakan foto saya. Sampai sekarang saya tidak tau pelakunya desas desus nya yang melakukan hal ini adalah salah satu teman online saya difacebook. Setelah saya naik ke bangku SMA saya coba cek akun tersebut, ternyata sudah di report oleh pihak facebook

Kasus/kejadian ketiga berasal dari tante saya, yang ingin membeli baju gamis dimarket  place facebook.dia tertarik oleh sebuah toko baju online yang lewat di beranda nya tanpa pikir panjang dia langsung memborong banyak baju gamis. Setelah beberapa hari barang tersebut pun sampai ternyata barang yang dipesan tidak sesuai dengan di market place. Tante saya malah dikirimi beberapa kain dan baju buruk, ketika ingin mengkomplain ke pihak toko nomor dan akun toko online tersebut sudah tidak terlihat dan tidak bisa dihubungi lagi.

Kasus/kejadian keempat yang menimpa ayah saya sama seperti kasus tante saya yang sebelumnya. Ayah saya memesan sebuah sound effect gitar  di sebuah toko online facebook yang harganya sangat terbilang mahal sekitar 9jt keatas, ayah langsung membelinya tanpa memeriksa detail dan review toko online tersebut dia berfikir semuanya akan berjalan lancar seperti barang-barang yang pernah ia beli sebelumnya. Sayangnya ayah saya malah ditipu karna barangnya tidak kunjung datang sampai sekarang akun dan nomor teleponnya pun juga tidak bisa dihubungi

Kasus/Kejadian kelima berasal dari dua adik saya yang kecanduan bermain game online mobile legends dan genshin impact, dari ia bangun tidur, makan, bahkan di dalam wc juga bermain  game sudah berkali kali di marahi,diperingatkan di ancam oleh orang tua saya agar tidak bermain game online terus terusan, akibatnya mereka malas membersihkan rumah, bangun kesiangan gara gara bermain game sampai larut malam, lupa membuat PR dari sekolah dan rangking nya juga menurun.

Itulah beberapa kasus/kejadian yang dapat saya ceritakan ternyata banyak kasus dari negatifnya media sosial yang menimpa saya dan orang terdekat.menurut saya kekurangan yang masih harus diperbaiki, agar teknologi informasi dan komunikasi bisa lebih membawa manfaat untuk banyak orang yaitu

  • menyebabkan kecanduan salah satu kerugian terbesar adalah melupakan waktu. Tidak sedikit orang yang melupakan waktu untuk sholat, menjadi ibu rumah tangga, berkerja dan belajar akibat terus terusan bermain sosial media bahkan dia tidak ingat kalau ia memiliki kehidupan sosial di luar
  • Terlalu lama dengan sosial media, anda bisa menjadi sakit. Biasanya ini terjadi karena terlalu lama menatap ponsel menonton youtube dan bermain game

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun