Halo pembaca kompasiana saya Ega Prima Utami dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta akan berbagi  pengalaman lagi, yaitu tentang pengalaman pribadi menggunakan media sosial.  Saat  ini, hampir bisa dipastikan bahwa setiap orang yang memiliki telepon pintar, juga mempunyai akun media sosial, seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram, dan sebagainya. Kondisi ini seperti sebuah kelaziman yang mengubah bagaimana cara berkomunikasi pada era serba digital seperti sekarang. Jika dahulu, perkenalan dilakukan dengan cara konvensional, yakni (biasanya) diiringi dengan saling tukar kartu nama, sekarang setiap kita bertemu orang baru cenderung untuk bertukar alamat akun atau membuat pertemanan di media sosial.
Merebaknya situs media sosial yang muncul menguntungkan banyak orang dari berbagai belahan dunia untuk berinteraksi dengan mudah dan dengan ongkos yang murah ketimbang memakai telepon. Dampak positif yang lain dari adanya situs jejaring sosial adalah percepatan penyebaran informasi. Akan tetapi ada pula dampak negatif dari media sosial, yakni berkurangnya interaksi interpersonal secara langsung atau tatap muka, munculnya kecanduan yang melebihi dosis, serta persoalan etika dan hukum karena kontennya yang melanggar moral, privasi serta peraturan. Tidak mengherankan, kehadiran media sosial menjadi fenomenal. Facebook, Twitter, YouTube, Instagram hingga Path adalah beberapa ragam media sosial yang diminati oleh banyak khalayak.
Sepuluh besar media sosial yang sering digunakan masyarakat Indonesia antara lain Blackberry Massanger (BBM), Facebook, Whatsapp, Facebook Massanger, Google+, Line, Twitter, Instagram, WeChat, dan Pinterest. Kesepuluh media sosial tersebut memberikan gambaran bahwa kategori media sosial yang sering digunakan masyarakat Indonesia adalah media sosial dan aplikasi perpesanan instan. Survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) memberikan hasil proporsi pengguna media sosial yang lebih besar, yaitu 97,4 persen dari seluruh pengguna internet. Durasi penggunaan media sosial di Indonesia menempati ranking ke-9 secara global yaitu 2,9 jam per hari. Global Web Index memberikan gambaran rata-rata durasi penggunaan media sosial berdasarka kelompok umur
Data statistik di Indonesia membedakan rata-rata durasi penggunaan media sosial berdasarkan jenis alat yang digunakan saat mengakses media sosial. Terdapat perbedaan durasi antara pengguna yang mengakses media sosial melalui computer personal atau tablet (4 jam 42 menit), mobile phone (3 jam 30 menit), televisi (2 jam 51 menit), dan melalui semua alat elektronik (2 jam 22 menit).
Baiklah pertama-tama saya akan menjelaskan apa itu media sosial. Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Istilah media sosial tersusun dari dua kata, yakni "media" dan "sosial". "Media" diartikan sebagai alat komunikasi (Laughey, 2007; McQuail, 2003). Sedangkan kata "sosial" diartikan sebagai kenyataan sosial bahwa setiap individu melakukan aksi yang memberikan kontribusi kepada masyarakat. Pernyataan ini menegaskan bahwa pada kenyataannya, media dan semua perangkat lunak merupakan "sosial" atau dalam makna bahwa keduanya merupakan produk dari proses sosial (Durkheim dalam Fuchs, 2014). Dari pengertian masing-masing kata tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa media sosial adalah alat komunikasi yang digunakan oleh pengguna dalam proses sosial. Namun, menurut Nasrullah (2015), untuk menyusun definisi media sosial, kita perlu melihat perkembangan hubungan individu dengan perangkat media. Karakteristik kerja komputer dalam Web 1.0 berdasarkan pengenalan individu terhadap individu lain (human cognition) yang berada dalam sebuah sistem jaringan, sedangkan Web 2.0 berdasarkan sebagaimana individu berkomunikasi (human communication) dalam jaringan antarindividu. Terakhir, dalam Web 3.0 karakteristik teknologi dan relasi yang terjadi terlihat dari bagaimana manusia (users) bekerja sama (human cooperation) (Fuchs, 2008). Â Beberapa pengertian diatas tentang penggunaan media sosial maka dapat disimpulkan penggunaan media sosial adalah proses atau kegiatan yang dilakukan seseorang dengan sebuah media yang dapat digunakan untuk berbagi informasi, berbagi ide, berkreasi, berfikir, berdebat, menemukan teman baru dengan sebuah aplikasi online yang dapat digunakan melalui smartphone (telefon genggam). Â
Pengalaman pribadi saya menggunakan media sosial dimulai dari tahun 2012. Ketika masih duduk dibangku 6 Sekolah dasar, saat itu saya menggunakan media sosial facebook dan twitter  untuk terhubung dengan teman-teman sekolah maupun luar sekolah, mengupload foto dan status, melihat update-an teman-teman dan bermain game. Penggunaan facebook bertahan sampai saya menginjak kelas 2 Sekolah menengah pertama namun, twitter tetap digunakan untuk melihat update-an artis favorit yang kebanyakan lebih aktif di twitter dan berita yang lebih up to date . selanjutnya saya beralih menggunakan Instagram, saat itu instagram sedang booming-booming nya sewaktu smp kelas 2 Instagram hanya dapat mengunggah foto dan video dengan menggunakan jaringan Internet, sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan cepat. Sistem perteman di Instagram menggunakan istilah Following dan followers. Yang artinya following berarti mengikuti pengguna, dan followers berarti pengguna lain yang mengukuti akun. Setiap pengguna dapat berinteraksi dengan cara memberikan komentar dan memberikan respon (feedback) dengan like (suka) terhadap foto yang dibagikan. Awalnya saya menggunakan instagram hanya untuk mengupload foto keseharian tapi lama kelamaan digunakan untuk mengunggah video bakat menyanyi dan bermain musik saya tetapi tidak rutin hal itu dimulai saat saya menduduki bangku SMA dan syukurnya mendapat respon baik dari mutual friends instagram, alih alih menggunakan instagram saya juga menggunakan soundcloud, SoundCloud adalah sebuah platform distribusi suara secara online yang memungkinkan kolaborasi, promosi, dan distribusi dari rekaman suara. Disana saya mengupload hasil rekaman nyanyian saya tapi sayangnya tidak rutin dan tidak memiliki banyak teman
Selanjutnya saya juga menggunakan pinterest dan tik tok kedua media sosial ini kegunaannya hanya untuk melihat-lihat menghilangkan rasa bosan, Pinterest adalah virtual pinboard di mana Anda bisa mengunggah foto atau gambar yang bisa dimasukkan kedalam kategori-kategori yang bisa di customize namanya Dan TikTok adalah sebuah jaringan sosial media dalam platform video yang dikenalkan oleh Zhang Yiming pada 2016 dan dimiliki oleh ByteDance Aplikasi tersebut membolehkan para pemakai untuk membuat video musik pendek mereka sendiri
Menurut saya kekurangan yang masih harus diperbaiki, agar iklim media sosial di Indonesia menjadi lebih sehat yaitu
- Masih banyak penyebaran berita atau informasi hoax
Saat ini, semakin banyak informasi yang tersebar secara bebas dan cepat melalui internet. Berita atau artikel yang ditampilkan juga dapat mengandung unsur pembohongan publik apabila anda tidak mengecek atau memverifikasi keaslian konten tersebut
Penipuan dengan Memperkenalkan produk yang tidak sesuai (palsu)
Semakin mudah akses dan fitur yang disediakan, juga dapat menimbulkan resiko kejahatan yang besar pula. Setiap orang memiliki kesempatan untuk menawarkan dan memperkenalkan produk secara bebas melalui media sosial.
Banyak orang yang menggunakan media sosial
untuk melakukan tindakan criminal seperti pencurian identitas Cyber Crime Atau Kejahatan Dunia Maya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H